PROLOG

12.5K 628 100
                                    

Genre : Adult-romance | Mature (21+)

Tidak untuk dibaca oleh yang berusia di bawah 18 tahun.

——————————————

Lakeisha Pijar Kuntadi : Terlahir sebagai putri tunggal di tengah keluarga yang selalu menjadi sorotan publik, bukanlah kesalahannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lakeisha Pijar Kuntadi : Terlahir sebagai putri tunggal di tengah keluarga yang selalu menjadi sorotan publik, bukanlah kesalahannya. Melainkan jatuh cinta ketika ia baru menyentuh dunia luas, adalah kesalahannya. Dalam kelindan semu, yang ia harapkan hanya satu, bahwa masa lalu itu tak pernah terjadi.

Anak Agung Devanesan Manuk Okanpraja : Sudah seharusnya ia menjadi sorotan atas pencapaian dan gelar yang terukir di namanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak Agung Devanesan Manuk Okanpraja : Sudah seharusnya ia menjadi sorotan atas pencapaian dan gelar yang terukir di namanya. Gemelut politik membentuknya menjadi pribadi sedemikian rupa. Harga diri adalah yang utama. Dalam kelindan semu, yang ia harapkan hanya satu, bahwa masa lalu itu tak pernah datang kembali.

•••

Setelah beberapa hari terakhir berjibaku dengan carut marut politik yang tiada habisnya, pada akhirnya ia memiliki kesempatan untuk menyandarkan sejenak leher tegangnya itu. Dua kancing kemeja yang sejak tadi berpaut erat, dibiarkan lolos untuk melegakan alur napas.

Padat betul jadwalnya sekarang.

Mobilitas yang berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, bahkan untuk pulang ke rumah terasa sulit. Jam tidur dipangkas habis hanya untuk memasang wajah manis dan menarik simpati. Ada baiknya, usahanya di masa kini membuahkan hasil kursi nyaman itu di kemudian hari.

Puri sudah seharusnya menjadi tempat yang teramat damai.

Berbeda dengan rumahnya yang selalu saja ramai akan kehadiran individu dan kepentingan politik mereka.

Di sini, setidaknya untuk sementara, indra pendengarannya tidak terusik dengan bahasan menggebu dari manusia-manusia penuh ambisi itu. Paling tidak, ia juga dapat memejamkan sejenak matanya yang sudah terasa berat sekali saat ini.

Di Tengah Kelindan SemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang