[ DTKS's short AU/Fake Chat bisa diakses di instagram ; bhumikaakshara ]
•••
Agenda mendengarkan pidato panjang dari para petinggi partai itu, baru saja usai ketika lautan manusia di bawah gedung nampak berhamburan dalam berbaur.
Cukup lama berada di partai politik, Deva sedikit banyaknya mengenal baik beberapa orang dalam Rakernas kali ini. Seperti ketika langkah kakinya baru saja akan keluar dari booth exhibition yang secara bersamaan digelar itu harus berhenti, sebab mendapati seseorang yang menepuk bahunya. "Saya pikir Ayah kamu juga akan datang kemari, Deva." sapaan dari suara berat seseorang merampas toleh Deva.
Dibalaskan dengan senyum sopan. "Pak Dius." juga sapaan ramah pada sang empunya suara, guna terlihat akrab. Baru setelahnya Deva menggeleng, diikuti napas berat yang sedikit dibuat-buat. "Ayah saya pikirannya sudah pensiun muda saja sekarang. Di rumahnya bahkan sudah penuh sama koleksi burung-burung baru yang datang terus setiap hari." perkataan Deva diakhiri dengan kekehan, secara sadar membuka rahasia kegiatan Caraka yang justru lebih banyak merawat koleksi burung langkanya, belakangan ini.
Dius Gumilang, wajah lama, sebut saja petahana yang telah mendudukk kursi senayan selama beberapa tahun terakhir itu, memberi tawa berat diiringi tepukan khas di pundak Deva. "Alasan saja itu, padahal memang Caraka sengaja karena kamu sebentar lagi yang akan gantikan posisinya, ya?" tawa sumbangnya mengudara. Deva menimpali dengan hal yang serupa. "Lobi-lobi koneksi pusat-daerah—terus saya dengar proses pencalonannya sudah akan final?" celetuk pria itu, menyinggung kesibukan Deva akhir-akhir ini.
Sudut bibir Deva membentuk senyum. Kepala menyenggut dengan bahu yang ditegapkan, kuat auranya. "Saat ini sudah sampai di SK koalisi, dikejar sedikit lagi saja, mungkin akan selesai paling lambat—dua minggu." perkataan Deva baru saja terjeda ketika merasakan getaran yang berasal dari ponselnya di saku kemeja.
Atensi teralihkan, sementara pendarnya meniti setiap baris kata dalam pesan cukup panjang yang baru saja Deva terima dari pihak yang sejujurnya ia tunggu-tunggu. Madori Ratnamangun, ialah asisten pribadi yang Deva tugaskan untuk Keisha. Sudah sewajarnya Deva menerima perkembangan situasi tentang Keisha yang sedang berada di rumahnya bersama Kalendra itu.
Seperti sekarang contohnya.
Madori Ratnamangun
Selamat sore, Pak.Maaf menganggu waktunya, Pak. Sebetulnya saya dilarang oleh ibu untuk memberitahu perihal ini ke Bapak, tapi saya pikir Bapak perlu tau.
Kemarin ibu menemui Tjahja Kuntadi, Pak.
Dan hari ini Pak Regal baru saja datang dari rumah lama ibu untuk mengambil barang yang dikirimkan oleh Tjahja Kuntadi, Pak. Sepertinya itu gaun, untuk dipakai oleh ibu dalam pertemuan dengan seseorang yang dipilihkan oleh Tjahja Kuntadi, Pak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Tengah Kelindan Semu
RomansaTidak seharusnya mereka bertemu lagi. Semua angan dan harapan sudah seharusnya diratakan bersama dengan perpisahan. Tidak seharusnya kaset lama itu diputar kembali. Devanesan Manuk, mengejar karir politik untuk membesarkan namanya. Sementara Lakeish...