Chapter 14

9.5K 1K 417
                                    

[ DTKS's short AU/Fake Chat bisa diakses di instagram ; bhumikaakshara ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ DTKS's short AU/Fake Chat bisa diakses di instagram ; bhumikaakshara ]

•••

"Papa..."

"I don't want to be related to him anymore."

Hening tercipta sesudah lisan mengudarakan suara.

Tatapan di antara mereka terjalin, bersamaan dengan satu tangan Deva yang mencengkram tepat di bahu Keisha. Samar-samar tergambarkan sorot melembut pada obsidian Deva, kala menyisir lekat kedua iris Keisha di hadapannya itu.

Begitu selama beberapa saat.

Sampai Keisha memutuskan untuk mengedarkan pandangan ke sembarang arah. Mengulum bibirnya erat agar tak membuka suara yang tidak diinginkan. Sedang Deva terdengar berdecak sekali, ada rinai penuh tanya yang bertahan di wajahnya saat ini. Seolah tengah berusaha mencari jawaban dari perkataan Keisha yang menurutnya belum usai itu.

Lama Deva menunggu, disia-siakan oleh Keisha yang justru menundukkan kepala. Memang kaku sekali perilaku Keisha yang satu ini. Deva mencengkram kembali bahu Keisha guna menyadarkan perempuan itu dari sikapnya yang apatis.

Berikut Keisha yang tengah menatap pada ubin, dapat melihat ujung kaki Deva yang sedang mendekat di hadapannya saat ini. "What? What did Tjahja do to you?" Keisha tidak bisa tidak menaikkan kepala dan berakhir menatap Deva saat pria itu tengah berbicara kini.

Ada perasaan yang sulit Keisha utarakan ketika untuk sekali lagi ia menemukan sorot Deva seolah tengah melunak padanya. Seolah Keisha mendadak di hadapkan oleh dua situasi, ingin percaya pada Deva dan menggantungkan semua hal pada pada pria itu. Atau lari dari semuanya yang sudah terjadi sampai sejauh ini.

"Nevermind." dan Keisha mungkin harus bersikap impulsif pun naif, saat tangannya menurunkan cengkraman Deva di bahunya itu. Tidak menutup kemungkinan masih ada ragu untuk percaya, usai apa yang terjadi di antara mereka kemarin malam.

Bersiap untuk lari dari semuanya yang sudah terjadi sampai sejauh ini. "Leave me and i'll fuck you so hard, Kei." tetapi Keisha lupa, bahwa ia tengah berhadapan dengan Deva yang bisa mendadak keras kepala.

Keisha baru akan menghindar dari sana, tertahan sebab kini ada pergelangannya yang tengah dicengkram oleh Deva untuk membuatnya mengurungkan niat.

"What did Tjahja do to you?" suara Deva kembali mengudara dengan pertanyannya yang belum berubah, masih sama. Sorot itu tidak lagi lembut, cenderung keras sekarang. "He told you what?"

Keisha mengerjap lama. Pergulatan yang terjadi dalam dirinya sendiri cukup memakan waktu lama. Mencoba untuk tidak menjadi linglung, sementara tatapannya ke arah Deva menampakkan rinai sendu dan kosong.

"Fuck! I'm going to fuck you so hard, i don't care." umpat Deva serampangan. Tentu saja habis sabarnya dalam menanti.

Dan bagai ingin mewujudkan kata-katanya itu, Deva menarik tangan Keisha di genggamannya. Seolah akan membawa diri mereka untuk masuk ke dalam kamar utama.

Di Tengah Kelindan SemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang