Semuanya anggota RRQ Hoshi berkumpul di ruang scrim. Ekspresi kecewa terpancar jelas dari tiap-tiap anggota.
Hasil akhir dari mereka melawan BTR pada hari ini tidak begitu memuaskan, 2-1 yang diraih oleh tim BTR membuat mereka harus menghadapi kekalahan yang tidak diinginkan.
"Ya, gapapa, untuk sekarang kita fokus saja untuk permainan di week ke 2, ya. Yang tadi kita anggap saja sebagai pelajaran bagi kita untuk kedepannya, tidak perlu merasa kecewa, kita fokus untuk improve skills masing-masing saja. "
Ucapan dari coach selalu berhasil membuat mereka merasa sedikit lebih tenang.
Mereka semua diizinkan untuk beristirahat lebih cepat dari sebelumnya untuk menenangkan diri agar bisa lebih fit untuk latihan besok.
"Kak Arthur," panggilan dari Hazle itu menghentikan langkah Sutsujin yang baru saja hendak melangkah menuju anak tangga,
"Apa? " Hazle cengengesan, Sutsujin langsung mengerti maksud dari adek bungsunya ini.
"Tugas apa?" ya, Hazle memang sering meminta bantuan dari Sutsujin untuk mengerjakan tugas sekolahnya, sudah seperti tutor pribadinya.
"Matematika peminatan, kak. 10 soal aja." Sutsujin mengangguk mengerti.
"Yaudah, kerjain dikamar lu aja" Hazle mengangguk menyetujui,
Sutsujin berjalan mengikuti Hazle ke kamarnya. Sementara Skylar dan Rinz memutuskan untuk bermain ps. Idok dan Dyrenn? Mereka hanya memperhatikan keduanya bermain.
Sebenarnya, Dyrenn berniat untuk menjahili Sutsujin, namun Hazle malah merebut Sutsujin dari dirinya. Mau tak mau, Ia terpaksa harus menunggu Sutsujin selesai membantu Hazle dengan tugas sekolah miliknya.
------------
30 menit kemudian......
"Udah ngerti belum?" Tanya Sutsujin, ia sudah selesai menjelaskan semua soal-soal yang tidak dimengerti oleh si bungsu.
Hazle mengangguk sebagai jawaban, "Thanks kak, emang lu the best dah" Senyum tipis terukir diwajah yang lebih tua.
"Oh ya kak, gue boleh nanya ga? Tapi kalau privasi gausah dijawab" Sutsujin menaikkan sebelah alisnya,
'apa?'
"Lu bakal buka hati sama bang Dyrenn kan?" Sutsujin membeku, ia sama sekali tidak mengharapkan pertanyaan seperti itu. Sutsujin menggeleng, hal itu tentu membuat kening Hazle mengkerut heran,
"Lah, kenapa?" Pertanyaan Hazle mendapatkan tatapan sinis dari Sutsujin, apa anak ini benar-benar harus mempertanyakan alasannya?
"Lu serius nanya gitu?" Hazle terkekeh. Ya, Hazle memang tahu tentang hal itu, tapi itu bukan berarti Sutsujin akan tetap sendiri hingga akhir hidupnya bukan? Ia juga pasti membutuhkan pasangan.
"Itu kan udah lama juga kak. Lagian bang Dyrenn keknya beneran suka sama elu." Sutsujin tidak membalas perkataan Hazle dan melangkah kearah pintu. Ia berhenti sejenak,
"Gue belum sepenuhnya percaya prab. Trust issue gue terlalu besar"
Setelah itu ia menghilang keluar dari kamar. Hazle hanya menatap kepergian kakaknya dengan pandangan sendu.
Akhirnya ia memutuskan untuk membereskan buku-bukunya dan bersiap-siap untuk tidur.
Ia hanya bisa berharap agar Dyrenn bisa meyakinkan lelaki mini berkacamata itu. Hazle tidak mengerti kenapa ia sangat ingin kedua insan itu untuk bersatu, Apa karena mereka berdua terlihat lucu ketika bersama? Entahlah.
--------------
Sutsujin yang baru saja sampai diruang tamu dikejutkan dengan posisi Skylar dan Rinz yang sangat.... dekat? Apa saja yang sudah ia lewat kan?
"GABISA GITU LAH LER, PAAN SIH" Rinz terus-terusan mendepetkan badannya kepada Skylar, berusaha mengganggu permainan yang lebih tua. Memang pada awalnya Skylar sempat sedikit curang agar bisa mengalahkan nya di FIFA kali ini.
"Mana bisa gitu anjir, ler." Idok menggelengkan kepalanya, ia sendiri tidak mengerti mengapa Skylar sangat kompetitif ketika bermain FIFA.
"Ah gatau lah gue, males." Rinz langsung saja pergi meninggalkan teman-temannya yang lain menurut kamar. Skylar yang melihat itu langsung panik. Rinz tipe anak yang jarang sekali ngambek kepada teman-temannya, jadi ya pasti akan sedikit susah untuk membujuknya.
"Mampus kalau kata gue sih lek" tanpa mempedulikan ucapan Dyrenn, Skylar langsung menyusul kearah kamar Rinz, Idok mengangkat tangan nya, menandakan bahwa ia tidak mau ikut campur dengan urusan kapten dan mid line mereka.
Sutsujin terkekeh melihat kepanikan Skylar. Dyrenn yang menyadari keberadaan Sutsujin langsung menghampiri nya dengan senyuman lebar. Sutsujin yang melihat itu tentu bingung,
"Napa lu?" Tanya Sutsujin. Idok memutar bola matanya malas. Tadi Skylar, sekarang Dyrenn, memang sama saja tingkah dua sahabat ini.
"Udah selesai kan? Yuk balik ke kamar" Tanpa menunggu jawaban dari sang jungler, Dyrenn langsung saja menarik pelan tangan Sutsujin ke atas, membiarkan Idok sendirian di ruang tamu.
'Emang jancok lu semua' kesal Idok.
------------
Keduanya sudah sampai di kamar tidur mereka. Kini Dyrenn sedang duduk sembari bersandar di kasur Sutsujin, sementara pemilik kasurnya sedang berada di kamar mandi.
Dyrenn terfokus pada hpnya hingga ia mendengar pintu kamar mandi terbuka, ia menoleh, wajahnya sedikit memerah melihat wajah Sutsujin yang masih sedikit basah ditambah lagi ia tidak mengenakan kacamata nya.
Percayalah Sutsujin terlihat dua kali lipat lebih tampan ketika tidak menggunakan kacamata.
Dyrenn terpaku, ia memperhatikan Sutsujin yang masih sibuk mengeringkan wajah dan ujung rambutnya dengan handuk.
Setelah itu ia kembali menggunakan kacamata nya, barulah ia menyadari Dyrenn yang sedang menatap dirinya dengan tatapan.. Entahlah, tatapan sayang mungkin?
"Gue tau gue cakep" Dyrenn tertawa mendengar ucapan tak terduga dari lelaki manis ini, tapi ia tidak berniat untuk menyangkalnya karena itu adalah fakta.
"Iya, lu emang cakep. Sayang kalau ga jadi punya gue" Sutsujin memutar bola matanya malas,
'Kambuh lagi stressnya' pikir Sutsujin.
"Ngapain lu dikasur gue?" Dyrenn tidak menjawab, ia malah menepuk-nepuk sisi kasur disebelahnya. Sutsujin yang mengerti kode tersebut langsung duduk disebelah Dyrenn.
"Kapan lu mau nerima gue?" Sutsujin mendengus, ia menatap Dyrenn cemberut.
"Bisa ga stop nanyain itu?" kesal Sutsujin.
Dyrenn menggeleng, "Gabisa, orang semanis lu kalau ga dikejar terus bisa keburu diambil orang lain" Sutsujin berdecih sebal.
"Gatau, kapan-kapan. Dah, balik ke kasur lu sana" Sekarang Dyrenn yang memberikan ekspresi cemberut pada sang empu. Ayolah, Dyrenn ingin cepat-cepat official.
"Balik atau gue tendang?" Dyrenn tersenyum jail,
"Kalau ditendang ke hati lu gue mau aja sih," tangan Sutsujin langsung reflek akan memukul Dyrenn, namun ia sudah lebih dulu kabur kembali ke kasurnya sambil tertawa puas melihat wajah Sutsujin yang sedikit memerah karena malu.
--------------
kalau aku ga up untuk beberapa hari kedepan maafin ya ges😔🙏🏻
Mingdep full dibantai sama Ph, blum lagi ujian udah mau mulai.
Tapi kalau bisa tetap diusahakan untuk up kok, tapi tidak janji yaurr🙏🏻🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
can i? (RxS)
Romance"gue gamau, dan ga akan mau" "gue bakal bikin lu mau" ----------------- DISCLAIMER: bagi yang tidak nyaman dengan cerita berunsur bxb mohon untuk tidak membaca cerita ini ya, terimakasihh