Sudah hampir seminggu lamanya kedua insan ini tidak berbicara dengan satu sama lain. Jangan tanya seberapa rindunya Dyrenn dengan kekasihnya. Senyuman manisnya, celotehannya, semuanya. Ia rindu semua hal tentang Sutsujin.
Namun berbeda dengan pasangan nya, Sutsujin terlihat biasa saja dengan situasi asing mereka. Tinggal 1 rumah tapi apa gunanya kalau hanya untuk sekedar berbicara saja tidak bisa?
Sutsujin juga sudah jarang berada di kamar mereka, ia lebih memilih tidur atau ngumpul dikamar Idok dan Rinz. Keduanya sudah beberapa kali mengingat Sutsujin untuk memperbaiki hubungannya dengan Dyrenn, namun tentu permintaan itu ditolak mentah-mentah oleh sang empu.
Dyrenn yang salah, mengapa dia yang harus mengajak berbaikan?
Pintu kamar terbuka, tampak Hazle disana sedang celingukan seperti takut ketauan orang lain.
"Napa lu bocah?" Hazle berjalan kearah tiga abangnya, ia menoleh pada Sutsujin "Bang Dyrenn mau pergi kemana, kak?" Sutsujin mengernyit bingung.
"Mana gue tau" ujarnya.
"Tadi gue liat bang Dyrenn rapi gitu kek mau pergi, gue tanya dia mau kemana malah dibilang urusan orang dewasa" terdengar jelas rasa kesal Hazle karena abang-abangnya ini selalu memperlakukan nya seperti anak kecil.
Rinz melirik untuk melihat reaksi Sutsujin, ia terlihat sedikit menunduk dengan kening yang berkerut.
'Kemana...'
"Udah pergi dia, prab?" Hazle menggeleng. Rinz bangun dari duduknya, ia tepuk pundak Sutsujin,
"Biar gue tanyain, gue yakin Dyrenn ga bakal aneh-aneh" setelah itu ia keluar dari kamarnya menuju kamar Dyrenn.
Pintu kamar Dyrenn tidak terkunci, Rinz langsung saja menyelonong masuk kedalam.
"Oi lek, mau kemana kau?" Dyrenn sedikit terkejut melihat kehadiran Rinz yang tiba-tiba.
"Anjing! Kaget aku," Dyrenn menatap Rinz kesal, sedangkan pelaku hanya menyengir tanpa rasa bersalah.
"Ga ada, mau ketemu temen doang" Entah perasaan Rinz saja, atau memang ada maksud lain dari kata teman yang diucapkan Dyrenn?
"Siapa?" Dyrenn tidak mengacuhkan pertanyaan Rinz membuat pria asal aceh itu kesal.
"Mantan lu?" Dyrenn terkejut dan sedikit salah tingkah, "Tiba-tiba banget mantan gue anjirr"
"Ya mana tau kan" Dyrenn menggeleng, "Bukanlah, ngapain ketemu ama tu orang" Rinz mengangkat kedua bahunya.
"Btw sampe kapan lu berdua mau diem-dieman gini?" Dyrenn terdiam sebentar, senyum yang ia tunjukkan telihat sangat miris dimata Rinz.
Dyrenn menghampiri Rinz dan menepuk pundak pemuda tinggi itu, "Do'ain abis ini baikan ya lek,"
Sebelum pergi menghilang dari pandangan Rinz, Dyrenn kembali berucap "kasih tau bang Xo gue pulang telat dikit yak" setelah itu Dyrenn benar-benar pergi entah kemana.
Rinz mendengus kasar, "kalian yang ribut napa jadi gue yang khawatir dah.."
-----------
Dyrenn menghentikan motornya di caffe yang sudah sangat familiar baginya.
Dyrenn berjalan masuk kedalam caffe, ia celingak-celinguk mencari orang yang mengajaknya bertemu.
Seorang wanita melambaikan tangannya sembari tersenyum manis kearah Dyrenn.
Lelaki itu membalas dengan senyuman tipis dan berjalan mendekat, "Maaf agak lama."
"Gapapa, baru sampe kok" Dyrenn hanya mengangguk sebagai respon.
KAMU SEDANG MEMBACA
can i? (RxS)
Romance"gue gamau, dan ga akan mau" "gue bakal bikin lu mau" ----------------- DISCLAIMER: bagi yang tidak nyaman dengan cerita berunsur bxb mohon untuk tidak membaca cerita ini ya, terimakasihh