Trailer

758 63 8
                                    


DEAF AND DAUNTLESS

Tiga bersaudari, dua di antara mereka Tuli, muak dengan sistem pendidikan anak Tuli di Indonesia, mendirikan sekolah Tuli yang dilengkapi dengan asrama di Sentul. Muda, cerdas, idealis dan penuh semangat, Livi, Lisbeth dan Liona Tanuwiharja, memulai perjalanan mereka. Ikuti perjalanan mereka di Deaf Influencers.

Episode 1: Terlahir dengan Tuli berat di kedua telinga, Lisbeth, seorang perancang mode, bermimpi membangun butik dan sekolah Tuli. Dia melawan segala rintangan, tanpa mengetahui cinta muncul pada waktu yang tidak diduga dalam sosok yang tak Lisbeth sangka.

Genre: Dokumenter Biografi, Seri Sosial dan Budaya.

Film ini: Menginspirasi. Intim. Penuh perasaan.

***

Papa Mama Lisbeth

Heni : Lisbeth lahir normal, enggak ada masalah. Tapi sampai setahun belum bisa ngomong. Akhirnya kita bawa ke dokter. Dites ... baru deh ... ketahuan.  

Wim : Hasil tes dinyatakan Lisbeth Tuli. Berat. Kami semua bingung. Kok bisa? Kakaknya lahir normal. Heni selama hamil juga tidak pernah sakit berat. Tapi yah hasilnya begitu.  

Heni : Waktu tahu ... shock. Sempet kagak mau makan, kagak mau ngapa-ngapain. Hidup kagak ada artinya. Apalagi ... (Heni melirik Wim), Mamanya si Om, galak.

Wim : Keluarga Om Cina totok. Namanya orang dulu ya, sukanya anak laki. Kurang suka sama anak perempuan.

Heni : Udah perempuan, cacat lagi.

Scene berganti. Livi, kakak perempuan Lisbeth dan Anissa, sahabat Livi.

Anissa : Bryan waktu remaja dulu ... hmm how to explain.

Livi : Playboy cap kampung.

Anissa (menoleh ke arah Livi) :  Eh dia dulu pernah deketin elu kan?

Livi : Plis deh, Bryan deketin semua cewek. Bebek dikasih rok juga dikejar.

Anissa (tertawa seraya mendorong bahu Livi) : Dihhh ... sadisss ... Bryan cuma butuh kasih sayang, Non.

***

Dunia LisbethWhere stories live. Discover now