Kamera mengambil gambar dari mobil yang sedang berjalan. Di kanan kiri ada perumahan, toko-toko kelontong. Mobil berbelok ke kanan lalu masuk menyusuri jalan yang lebih sempit. Tak lama mobil tiba di sebuah sekolah dengan plang besar bertuliskan
SLB B MAITRI/ MAITRI DEAF SCHOOL
Yayasan Sahabat Tuli
Beberapa anak kecil berseragam putih merah, berlari sambil melambaikan tangan dengan gembira.
Adegan berubah ke ruang kelas dengan empat kursi kayu diatur melingkar. Muncul tulisan di layar, Bu Euis, kepala sekolah SLB Maitri, guru Lisbeth.
Bu Euis : Lisbeth waktu kecil ... anaknya cengeng. (Bu Euis meringis). Anak Tuli terutama yang terlambat dideteksi, kadang mengalami hambatan dalam berkomunikasi. Ada anak yang suka marah, melempar barang, kalau Liona, dia sukanya gigit. (Bu Euis tertawa). Kalau Lisbeth beda. Dia diam aja, duduk di pojok, terus tahu-tahu nangis. Dulu saya masih guru pendamping, jadi harus main detektif. Tanyain satu-satu, Lisbeth kenapa? Tunjukkin gambar. Susaahh dibujuknya.
Jeda.
Bu Euis : Sampai saya ketemu triknya untuk membuat Lisbeth berhenti menangis.
Pewawancara : Apa itu Bu?
Bu Euis : Kasih kertas sama pensil warna,
Kamera menyorot seorang perempuan berambut ikal panjang dengan kulit sawo matang. Nala.
TIGA KATA UNTUK MELUKISKAN LISBETH.
Nala : Disney Princess. Lisbeth dari kecil suka menggambar Princess, gambar baju warna warni. Ke mana-mana bawa buku saku lalu digambar-gambar. Kalau ulangan matematika, dikasih kertas coret-coret, selesai ulangan kertasnya jadi gambar komik. Oya, Lisbeth waktu kecil suka sekali Disney Princess. Tempat makan, botol minum, tas, semua Disney.
Foto Lisbeth SD dengan tas Disney.
Pewawancara : Pengalaman berkesan dengan Lisbeth?
Nala : Setiap tahun di SLB, ada acara pramuka berkemah. Untuk kelas 4-5 menginap di sekolah, sedangkan kelas 6 SD menginap di Cibubur dengan sekolah-sekolah lain. Hari terakhir camping kelas 6, kami ada api unggun. Malamnya, Lisbeth, aku dan Siti, teman kami ngobrol pakai senter di dalam tenda. Kita bicara soal cita-cita kalau sudah besar mau jadi apa.
Apakah cita-cita bisa tercapai? Jeda.
Nala : Kami penasaran mau masuk SMP, saya dan Lisbeth akan masuk SMP umum dekat rumah Lisbeth. Antara semangat tapi juga takut. Karena kami Tuli apakah kami bisa mencapai cita-cita kami? Siti mau buka restoran.
Pewawancara : Apa cita-cita Nala?
Nala tertawa : Aku mau kerja di kantor pakai jas keren. Dulu kagum melihat orang kantoran.
Pewawancara : Kalau Lisbeth?
Nala :Mau jadi penjahit baju princess.
Bu Euis : Lisbeth bangga sekali bisa buka butiknya, cita-citanya supaya butiknya jadi inspirasi bagi anak-anak Tuli. Anak-anak ini perlu diberi semangat salah satunya lewat melihat Tuli dewasa bisa berkarya.
(Foto Lisbeth sedang berbicara di depan anak-anak Tuli)
Bu Euis : Itu foto diambil ketika Open House SLB B Maitra yang pertama. (Tertawa kecil). Open house yang berkesan.
Pewawancara : Kenapa, berkesan Bu?"
Bu Euis : Enggak ada donatur yang datang.
Nala menggeleng cepat-cepat.
Nala : Eh ada yang datang, Bu. Cuma satu orang!
![](https://img.wattpad.com/cover/376186960-288-k601697.jpg)
YOU ARE READING
Dunia Lisbeth
RomanceBagi Lisbeth, laki-laki dengar hanya akan membuatnya patah hati. Berkaca dari kegagalan percintaan di antara orang Tuli dan orang dengar yang ia lihat, Lisbeth bertekad hanya sudi membuka hati untuk pria Tuli. Lagi pula, dia sibuk mengejar mimpi mem...