SCENE V : Deaf 101 - Language Deprivation

157 30 8
                                    

Sebuah animasi berwarna kuning cerah dengan kertas bertuliskan DEAF CULTURE 101

Livi, Lisbeth dan Liona duduk di tiga kursi di sebuah ruang kelas. Di dinding ada papan tulis dengan gambar sebuah lingkaran besar berwarna biru.

Livi : SLB Maitra didirikan dengan misi menerima anak Tuli dan mengembangkan kemampuan mereka dengan maksimal. Kami tidak berusaha 'memperbaiki' atau menyembuhkan mereka. Bahasa pertama yang diajakan bukan oral tetapi Bisindo. Gol kita adalah mengurangi language deprivation di anak Tuli. 70% anak Tuli tidak mendapatkan akses belajar bahasa dalam lima tahun pertama (masa emas) kehidupan mereka.

Efek dari ketiadaan bahasa berdampak luas pada perkembangan otak, emosi dan kemampuan menangkap informasi.

Liona : Aku dulu berbicara oral di SLB. Zaman dulu semua harus belajar wicara. Aku kuliah di Australia, belajar Auslan lalu ASL, cepat. Aku merasa lebih bisa mengekspresikan diri dengan bahasa isyarat

Livi : Yang sekarang banyak digunakan adalah bilingual approach. Anak Tuli belajar bahasa isyarat dan bahasa ibu. Sama saja dengan anak dengar belajar bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Sign language IS a real language.

Lisbeth : Waktu aku jalan-jalan ke toko buku di Singapura, aku lihat ada buku Baby Sign Language, aku buka, aku kaget. Ini ASL. Ternyata sekarang banyak bayi dengar, orang tua belajar bahasa isyarat supaya bisa berkomunikasi lebih cepat. Lalu mengapa anak Tuli dilarang menggunakan bahasa isyarat? Katanya supaya kami tidak malas. Kata siapa, kami malas?

Liona mengangguk : Di SLB Maitra, kami menggunakan semua cara supaya anak-anak Tuli bisa berkomunikasi. Komunikasi jangan dibatasi satu cara tetapi sebanyak mungkin seperti bahasa isyarat, menulis, membaca, baca bibir, menonton video dengan teks. Anak-anak jadi pintar, cepat menangkap informasi, dan cepat belajar hal baru.

Livi : Biaya yayasan enggak sedikit. Kita baru mulai belum banyak orang tau. But, I have high hopes.

Pewawancara : Why?

Livi tersenyum lebar : Because we have many friends as our supporters.

Liona mengangguk dengan wajah serius menambahkan dengan gaya berbisik : Crazy rich friends!

Author's Note :

Salah satu tujuan menggunakan short scenes2 Eflix ini adalah supaya gue bisa langsung bisa tell the important things, menunjukkan grafik maupun riset mengenai Tuli sepadat mungkin. Kalau dimasukkan ke dalam cerita, i need to weave it biar tidak kelihatan seperti info dumping. Tapi kalau bentuk Eflix memang tujuannya sebagai informasi. Makanya eflix scenes dibuat pendek-pendek, ringkas dan memang berfungsi sebagai telling not showing

Tapiii ... gimana menurut teman-teman? Bagian ini perlu ga? Boring ga? Kalau merasa bagian ini terlalu membosankan, please do tell me! Jadi gue bisa cari cara untuk bikin bagian ini lebih enggak bosan. :D Thank you 

Dunia LisbethWhere stories live. Discover now