7. BERTAHAN

36 5 1
                                    

"𝚋𝚎𝚛𝚒𝚔𝚊𝚗 𝚟𝚘𝚝𝚎 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚔𝚘𝚖𝚎𝚗𝚝𝚊𝚛 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚗𝚐𝚞𝚗.
𝚃𝚑𝚊𝚗𝚔𝚜 𝚋𝚎𝚏𝚘𝚛𝚎... 😉"

𝙱𝚃𝚂 © 𝚃𝚑𝚎𝚖𝚜𝚎𝚕𝚟𝚎𝚜 𝚊𝚗𝚍 𝙶𝙾𝙳
𝚁𝚄𝙽 © 𝓡𝓾𝓮𝓵𝓵𝓮

💜

"Appa, jangan mati dulu. Bersembunyi saja. Appa harus bertanggung jawab. "

🥀

Hidup ini seperti puzzle. Sedikit demi sedikit, misteri yang hilang saling menyatu. Beberapa ditemukan secara acak dan kebetulan, beberapa yang lain benar-benar dicari hingga ditemukan.

Hari ini hari minggu. Keluarga jeon nampak menikmati sarapannya bersama. Si bungsu terus cerewet bercerita, sementara si sulung dengan tenang terus menyantap makanannya.

Tidak ada gadget di meja makan. Ini adalah peraturan tidak tertulis. Tidak perlu table manner yang terlalu, hanya saja juga jangan terlalu tidak tahu.

Sarapan usai, nyonya jeon membuat teh hangat, sementara para lelaki duduk santai di depan televisi.

"Yoongi ah... Mianhae, samcheon baru sempat membelikan mu handphone lagi. Sudah dua hari sih, tapi samcheon lupa memberikannya padamu." Tuan jeon nampak tersenyum sumringah sembari mengangsurkan handphone di tangannya.

"Terimakasih samcheon. Tapi handphone ku sebelumnya dimana ya? ". Tanya yoongi penasaran. Sudah dicarinya tidak ditemukan.

" Jatuh dan rusak". Balas tuan jeon singkat. Nampak janggal namun yoongi akhirnya hanya mengangguk saja. Toh dia hanya memiliki kontak keluarga jeon dan nomor jung hoseok saja yang tersimpan. Selebihnya grup chat kampusnya yang dirasa bukan masalah besar.

"Kookie, tolong ambilkan handphone appa dikamar." Dengan malas jungkook kemudian melangkah ke arah kamar sang ayah. Tujuannya hanya handphone ayahnya dan kemudian berlanjut ke kamarnya untuk mengambil handphonenya sendiri.

"Yoon, akhir-akhir ini, apa kau bertemu seseorang yang mungkin... Asing untukmu tapi dia mengenalmu? ". Suara tuan jeon memecah sunyi.

Yoongi mengangguk. Dia memang tidak berniat menyembunyikan apapun dari pamannya itu. " Aku bertemu dj kampus, kemarin. " Nyonya jeon terkejut hingga berhenti mengaduk teh nya. "Dia menyapaku paman. Tapi aku tidak tahu dia siapa. Tidak tahu namanya siapa. Aku hanya sedikit mengingat suaranya." Tuan jeon langsung melihat wajah yoongi yang sebenarnya memang selalu pucat itu.

Mereka terdiam, terpekur pada pikirannya masing-masing. Hingga suara jungkook terdengar.

"Appa... Appa tau park jimin?". Tanya jungkook tiba-tiba. Tuan jeon hanya diam, bingung dengan pertanyaan anaknya itu. " Park jimin. Anak keluarga park yang rumahnya terbakar itu appa. Sekarang dia jadi teman sekelasku"

Jungkook nampak jengkel. Tidak mungkin ayahnya tidak tahu kasus yang ditangani satuan kepolisian tempatnya berkerja. Dan yoongi apalagi, mustahil dia tidak mengakses data kepolisian setelah kepulangannya dari rumah sakit.

Tuan jeon sekilas melihat ke arah yoongi, sedetik kemudian atensinya kembali pada jungkook.

"Kemarin dia memintaku menggambar wajah seseorang. Dan jimin bilang bahwa orang asing ini yang terakhir dia ingat di malam itu." Jungkook mengangsurkan fitur wajah yang telah selesai di gambarnya kemarin pada sang ayah.

Dengan teliti tuan jeon melihat gambar anaknya. Sedikit terkejut bahwa sepertinya dia mengenal wajah itu. Wajah sahabat lamanya di kesatuan kepolisian yang memilih untuk resign demi meneruskan perusahaan ayahnya. "Jung siwon?. Tidak mungkin". Lirihnya.

RUN || BTS FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang