Hidup Hinata dedikasikan untuk negara. Prajurit bayangan yang bekerja di balik layar, membunuhi musuh. Dalam peperangan panjang antar kerajaan dengan kekaisaran, sebuah misi rahasia dia emban. Perintahnya jelas; bunuh Putra Mahkota Kekaisaran yang d...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Avaikha adalah Ibukota Daventria. Letaknya yang berada dekat dengan semenanjung Alkan, membuatnya sangat strategis. Sehingga banyak turis dan wisatawan keluar masuk kekaisaran untuk memperjual-belikan berbagai macam komoditi.
Yang paling terkenal adalah distrik perbelanjaan Avaikha yang terbagi menjadi dua golongan, yakni Lachia sebagai kawasan kelas atas dan Kloden sebagai kawasan golongan menengah.
Ada satu lagi kawasan yang keberadaannya tabu untuk disebut. Pavile atau yang lebih dikenal sebagai distrik kumuh adalah tempat tinggal dan pasar golongan bawah, yang rentan akan kejahatan.
Jadi secara garis besar, struktur kekaisaran tidak jauh berbeda dengan lima tahun lalu.
Dari dalam kereta kuda, Hinata memandang takjub pada keramaian. Rasanya begitu nyata, sampai-sampai dia sulit percaya kalau dirinya telah hidup lagi.
Sejujurnya dia lebih suka berdiam diri di mansion, menghabiskan paginya dengan berolahraga, kalau saja dia tidak membaca berita hangat pagi ini.
Telah terjadi penculikan di Distrik Kloden dan cucu Viscount Hiruzen menjadi korbannya. Setelah berhari-hari menghilang, Konohamaru ditemukan tidak bernyawa dengan cara mengenaskan di pinggir Distrik Pavile. Berita menyebutkan, beberapa organ dalamnya dinyatakan telah menghilang.
Di Alsaber, kejadian seperti ini juga sering terjadi. Biasanya menargetkan anak-anak dari daerah kumuh. Sehingga kasus di Kloden sangat menarik perhatian. Tidak hanya kaum bangsawan kelas atas, melainkan dirinya.
Dengan dalih ingin berbelanja, dia pun keluar mansion untuk pertama kali setelah hidup kembali. Meski tidak cukup menyenangkan karena Shizune mendandaninya dengan bros pemberian Naruto.
“Aku dengar, mereka menutup Distrik Pavile.”
“Sebenarnya tidak harus ditutup, karena kejahatan bisa terjadi di mana saja.”
Shizune memandang nona mudanya dengan antusias. Sejak bangun dari ambang kematian, Nona Hinata terlihat lebih bernyawa. Atau bisakah Shizune menyebutkan kalau di dalam mata ametisnya, kini memiliki tekad dan kharisma tertentu.
“Anda tidak perlu khawatir, Nona. Pasukan kesatria pasti akan menangkapnya.”
“Tentu harus. Karena itulah mereka diperkerjakan.”
“Ya. Anda bisa percaya pada mereka karena komandan mereka tak lain adalah Yang Mulia Duke Uzu.”
“Duke Uzu, ya ....”
“Ya, Nona. Sebuah gelar yang diberikan mending Kaisar Minato pada Pangeran Kedua sebelum beliau wafat, sebagai hadiah karena Pangeran telah berkontribusi besar dalam perang.”
“Begitu?”
Shizune merapatkan diri, memberi kode Hinata untuk mendekat. Dia pun berbisik, “Rumor mengatakan, Mending Kaisar memberinya gelar sebagai permintaan maaf.”