Aku berada di kamar, duduk di kasur yang empuk sembari menggenggam kamera ini. "Aku harus apa sekarang..." Aku menundukkan kepala. Aku masih mengingat kejadian kemarin. Sandra memang binatang."Siapa itu Sandra...?" Aku berdiri dari kasur dan meletakkan kamera di meja dan keluar dari kamar menuju dapur. Di sana, aku melihat ibuku yang baru saja berbelanja. Sepertinya Ia akan membuat kue.
"Ibu," Aku memanggilnya, Ia menoleh dan memutarkan badannya padaku.
"Ya, sayang?" tanyanya.
"Siapa itu Sandra?" Aku menanyakan Ibu tentangnya.
"Sandra? Ia seperti nama anaknya paman kamu. Ia pernah bersekolah di sekolah satu-satunya di sini. Tapi karena tanpa alasan, Ibu tidak pernah melihatnya lagi," jawab ibuku, mungkin memang ada hubungannya aku dengannya. Mataku teralihkan pada pintu yang tidak pernah terbuka sama sekali. Pintu itu terlihat usang.
Ibuku selalu mengantuk. Ia menguap dan memutuskan untuk pergi ke kamarnya dan menutup pintu. Aku mendekati pintu itu, pintu itu terkunci. Aku pergi dan mengelilingi dapur. di saat aku melihat ke belakang lemari, aku melihat kunci yang tergantung di dinding. Aku mengambil kunci itu dan kembali ke kamarku untuk mengambil tas, aku kembali ke lantai bawah dan kembali ke pintu itu lagi dengan kunci.
Aku membuka pintu itu. Terdapat banyak senjata di dalamnya. Terutama senjata api, namun terdapat pula oli, korek api, senjata tajam dan lainnya. Aku memasukkan satu bom, satu senjata tajam, beserta korek api dengan minyak bakar ke dalam tas. Aku menutup tas ku, membawa selalu kamera itu dan perlahan keluar dan kembali mengunci pintu itu dari luar.
Aku perlahan pula keluar dari rumah sembari membawa tas itu, perilaku layaknya aku akan pergi ke sekolah. Aku melihat kumpulan koran yang terpajang di depan toko koran. Aku melihat wajah Arunika dengan seorang pria di sebelahnya. "Penyanyi?" Aku membaca koran itu dengan teliti.
"Anak sang penyanyi?" Aku melihat wajahnya, pantas saja Arunika selalu muncul di koran, ternyata Ia anak dari penyanyi terkenal di sini. Tapi kemana Ia sekarang? Aku memalingkan pandanganku dari koran itu. Aku menyalakan kamera sembari berjalan. Melihat gambar yang kemarin aku tangkap.
"Zita, apakah kamu sudah lupa denganku?" Aku mendengar suaranya, seperti suara Rafaela. Aku menoleh ke belakang dan melihatnya berdiri dari kejauhan. Ia tersenyum dan melambaikan tangannya padaku. Di saat aku memejamkan mata sejenak, sosok itu menghilang dari tempat itu.
Aku mengingat perkataan Julia, dan aku pula ingin tahu isi rumah itu sepenuhnya. Aku berlari pergi menuju pantai itu lagi, aku melihat sekitar untuk memastikan tidak ada Sandra kali ini. Aku berbelok menuju rumah kayu itu lagi, dan lagi. Aku melihat pintu itu terbuka seperti sebelumnya. Aku membuka lebar pintu itu aku dan membuka semua ruangan itu tidak ada hal yang terjadi. Sampai aku melihat ada satu pintu yang belum terbuka, aku merasa tidak asing dengan pintu itu.
Aku perlahan membuka pintu itu. Tanpa sengaja melihat seorang lelaki tergeletak di lantai dengan bau bangkai yang tidak sedap. Ia terlihat lemas dan tidak dapat bergerak, sebelum itu, aku memindahkan pisau di dalam tasku ke kantong celanaku dan aku langsung menghampirinya dan melingkarkan lengannya di leherku untuk membantunya berdiri. Di saat aku membawanya keluar, aku melihat Sandra yang berdiri di depan mataku.
"Zita, sekarang kamu sudah tahu tentang rahasia gelap ini?" Ia bertanya kepadaku, Dan Ia juga memperhatikan bahwa aku membawa seseorang yang berada di dalam rumahnya.
"Kamu masih nurut sama Julia bau rokok itu? Benar-Benar kamu ya, Zita. Apa kamu sepenasaran itu? Kamu lucu!" ucapnya dengan tawa yang khas miliknya itu. Ia melangkah lebih dekat denganku yang membuatku menundurkan langkahku.
![](https://img.wattpad.com/cover/367504410-288-k252231.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Siapa itu Rafaela?
Короткий рассказ"Kamu siapa?" menceritakan tentang perempuan bernama Zita yang bertemu dengan orang baru, orang baru itu terkenal pula di kota itu pula. Tetapi orang itu mengingatkan Zita tentang orang yang pernah Ia temui. Sebenarnya apa yang sedang terjadi. Kita...