Kencan Beneran!

17 12 2
                                    

Hari ini tanggal 16 Juni, Nesya tidak masuk sekolah karena tiga hari lagi adalah hari kelulusannya menjadi anak sekolah menengah pertama.

Nesya terbangun karena Darel yang pagi-pagi menelponnya, ia memberitahu kalau nanti malam mereka akan pergi menonton film berdua. Kebetulan Darel juga tidak ada jadwal tanding hari ini.

Nesya berjalan ke arah cermin dan melihat dirinya.

"Aku kecil banget ya ternyata waktu umur segini," Nesya menyampingkan rambutnya ke telinga. Nesya saat ini terlihat dengan rambut panjang berwarna pirang yang terurai, dengan bibir pecah-pecah karena kulit bibir yang dengan sengaja ia kelupas.

"Kak, makan dulu!"

"Iya sebentar lagi kakak keluar!" Nesya dengan cepat menyisir rambutnya yang berantakan dan keluar kamar untuk makan.

Nesya memakan dengan lahap makanan yang dibuat mamanya, karena waktu itu semenjak menikah Darel menjauhkan Nesya dari keluarganya dan tinggal jauh dari semua teman dan keluarganya. Nesya bisa membalas rindu pada mamanya kali ini.

Setelah selesai menghabiskan sarapannya, Nesya masuk ke kamar dan membersihkan rak buku yang diisi novel olehnya. Semenjak ia kembali, ia lebih senang membaca novel dan berharap kalau kisah dirinya bisa dijadikan sebuah buku.

"Aku kayaknya pernah nulis sesuatu deh," Nesya membongkar koleksi bukunya yang lain dan benar saja ia menemukan sebuah buku berwarna merah muda yang sedikit berdebu.

Nesya membuka setiap halaman dari buku itu yang berisi tentang ceritanya bersama Skala, setelah dibaca lagi ternyata Skala memang sejahat itu untuknya.

"Apalagi yang harus aku tau tentang diriku saat ini?" Nesya bercermin sambil memandangi dirinya sendiri.

I would never fall in ve again until i found her
I said, i would never fall unless it's you i foll into
I was lost within the darkness, but then i found you
I found you

Sepertinya sudah sepuluh kali Nesya memutar musik ini, sejak merapikan buku. Sejak Darel memutar lagu ini, Nesya hampir setiap hari menyetelnya.

***

Waktu yang ditunggu-tunggu Nesya pun tiba. Nesya sudah wangi seperti mandi vanilla. Ntah berapa kali parfum yang ia semprotkan. Darel datang dengan simpulan senyum kecil.

"Mas ga bosen liat aku setiap hari?"

"Ngapain bosen liat orang cantik, yang ada malah pengen liat setiap hari." Nesya lalu mencubit pelan perut Darel karena geregetan.

Sebelum nonton, mereka berdua jalan-jalan dulu karena filmnya baru dimulai jam enam sore, sedangkan sekarang baru pukul empat sore. Setelah sampai di mall, Darek memesan dua tiket yang deretan bangku B. Suasana di dalam bioskop lumayan sepi karena film yang ditonto adalah film yang sudah lama tayang, yaitu 'The Doll'.

"Mas, ini pertama kalinya aku pergi nonton sama cowok. Apalagi sama mas,"

"Sama dong, ini juga pertama kalinya aku nonton sama cewek. Dulu aku ga pernah berani,"

"Mas, makasi ya udah bikin aku senyum terus."

"Kenapa makasih? Kan memang udah seharusnya kayak begitu?"

"Aku serius mas,"

"Aku juga serius Ca," mereka terjebak di keadaan canggung sesaat sampai akhirnya film yang ditonton pun mulai.

Sebenarnya Nesya tidak berani film horor atau thriller, sepanjang film Nesya hanya menutup wajahnya dengan tangan.

"Gimana filmnya, seru Ca?"

"Jangan ngejek deh mas, aku takut gitu," Darel menampakkan raut wajah mengejek.

"Sekarang mau pergi makan ga?"

"Mau mas, kebetulan aku juga laper," Nesya memegang perutnya yang keroncongan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Merayakan jatuh cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang