13. Kehidupan kedua.

4 3 0
                                    

Pulang sekolah Alsaki dan Laasyavi tidak langsung pulang ke rumah. Dan disinilah mereka sekarang sedang berada di laut untuk menikmati waktu senja yang tenang dengan kilatan jingga yang mewarnai langit sore. Laasyavi menyenderkan kepalanya di bahu Alsaki.

"Indah ya langitnya," Ungkap Alsaki pada Laasyavi, dan dijawab anggukan.
"Kaya kita, yang selalu indah walau tak berakhir indah," Kata Laasyavi yang tanpa sadar mengatakan hal itu.

Alsaki pun lalu memutarkan kepalanya, dengan muka yang bingung. "Maksudnya?" Tanya Alsaki.

Laasyavi pun baru menyadari ada yang salah dari ucapannya. Ia tanpa sadar menepuk dahinya.

"Kamu mau kita pisah?" Tanya Alsaki.

"ENGGAK! Bukan gitu maksudnya!"  Laasyavi pun terdiam sejenak, haruskah ia memberitahukan hal ini sekarang.

"Kamu percaya reinkarnasi?" Tanya Laasyavi, Alsaki pun terlihat seperti berpikir, "Gatau juga sih, tapi aku tuh pernah mimpi berulang-ulang gitu. Di mimpi itu aku ketemu cewe tapi gak jelas gitu mukanya kaya blur tapi di setiap mimpi aku itu aku sama cewe itu pasti berakhir luka dan gak pernah bisa nyatu, kayaknya kita sepasang kekasih?"

"Entahlah, tapi udah gak lagi mimpi itu sejak.....ketemu kamu?"

"EH IYA AKU GAK PERNAH MIMPI ITU LAGI YA?" Alsaki kaget dan ia baru menyadarinya.

Sedangkan Laasyavi hanya terdiam, ternyata walaupun alam tak mengembalikan ingatan Alsaki. Namun, alam bawah sadar Alsaki yang bekerja untuk menyadarkannya. Ia senang itu artinya, memang jiwanya dan jiwa Alsaki sudah terkoneksi sejak lama, hanya saja alam selalu tak merestui kisahnya di masa lampau, dan ia berharap semoga di kehidupan kali ini adalah akhir dari perjalanan cinta mereka dan mereka bisa berakhir dengan bahagia.

"Contoh mimpinya kaya gimana? Terus cewenya kaya apa?" Tanya Laasyavi penasaran.

Alsaki pun lalu menceritakan salah satu mimpinya, yang  ternyata itu adalah kehidupan Laasyavi dan Alsaki yang pertama.

"Cewenya.... " Alsaki pun sedang bergulat dengan pikirannya kali ini.

"JANGAN BILANG KITA REINKARNASI?" Ujar Alsaki menyakinkan.

Laasyavi pun mengangguk, "Kamu percaya?"

"Jadi ini alasannya kenapa aku gak asing sama muka kamu?"

"Iya, kayaknya itu salah satu alasannya."

"Dan karena itu pula kamu jutek sama aku di awal pertama kita ketemu? Tapi.. Atas dasar apa?"

"Aku tau kamu, bahkan sejak dahulu aku selalu nyari kamu. Tapi ternyata kita di pertemukan di tempat yang sama sekali gak aku harapkan Al, aku lihat kamu saat pertama kali kita baru masuk sekolah, dan itu membuat semua harapanku menguar begitu saja, dan bahkan aku mengingat semua kehidupan kita. Aku dari awal udah janji sama diri aku sendiri untuk gak memaksakan untuk menyatukan cinta kita lagi Al,"

"Karena sesuatu yang dipaksa gak akan berakhir dengan baik, itu yang bisa ku petik dari kehidupan sebelumnya Al,"

"Karena itu juga, aku ngerasa perjuangan kita di dunia kali ini pun jalannya akan panjang. Kesenjangan sosial di antara kita ketara Al, dan yang aku takutkan hal itu. Ga mungkin kita bersatu tanpa restu orang tua aku dan orang tua kamu, karena itu akan jadi boomerang dan itu akan menambah kesalahan kita. "

"Jadi kamu pernah gak memperjuangkan cinta kita dan malah nyerah La?"

"Aku bukan nyerah Al, aku sayang kamu dan itu sebuah kejujuran. Tapi, aku gak pernah bisa miliki kamu di dunia sebelumnya, kalo aku harus jujur aku trauma kehilangan kamu berulangkali Al! Bahkan rasa sakitnya masih terekam jelas di ingatanku," Pertahanan Laasyavi runtuh ia menangis dengan terisak.

"Udah, nangis aja dulu jangan di lanjutin yang penting kita udah sama-sama kan?" Tanya Alsaki sambil memeluk Laasyavi. Namun, Laasyavi menggeleng, "Kita harus mulai hubungan ini dengan keterbukaan Al, biar kita bisa ngerti apa yang harus kita lakuin ke depannya,"
Laasyavi pun sudah mulai tenang.
"Kamu tahukan kenapa kesempatan kedua diciptakan?"

"Agat kuta memperbaiki kesalahan sebelumnya!"

"Betul untuk itu jangan pernah ulangi hal yang sama dua kali Al,"
"Karena kita udah di kasih kesempatan yang ke empat kali"

Sementara itu Alsaki kaget, sudah sejauh itu ia dan Laasyavi masih belum bisa bersama, tanya dalam hati. Kesalahan apa yang mereka perbuat, atau karena semesta senang mempermainkan mereka.

"Yang kamu ceritain tadi itu adalah kehidupan pertama kita, sekarang aku akan ceritain kamu gimana kita ketemu di kehidupan kedua,"

FLASHBACK ON

Seorang perempuan pribumi terlihat sedang berjalan, katanya hari ini ada Londo yang baru datang dari Belanda. Perempuan itu disuruh menyiapkan makanan di rumah Londo tersebut. Untuk menyambut kedatangannya.

"Arum, mau menyambut kedatangan londo baru itu ya,?" Tanya salah satu ibu-ibu kepada perempuan yang sedang berjalan yang diketahui bernama Lastyningrum.

"Iya ibu," Jawab Lastyningrum sopan sambil tersenyum tanda keramahannya.

"Tidak usahlah kamu melayani mereka Rum, mereka tak lain dan tak bukan hanyalah sampah!" Ujar Ibu itu terlihat gurat amarah.
"Maunya seperti itu bu, namun keluarga saya yang nantinya terkena amukan para londo itu, kalo begitu saya permisi bu, harus segera kesana," Ujarnya sopan sambil melangkah kembali untuk sampai ke rumah londonya.

Ia pun beres-beres dan membuat berbagai jamuan untuk menyambut kedatangan londo tersebut Namun setibanya orang belanda itu melihat Lastyningrum ia berdiam seperti patung, sepertinya ia kaget.

Akhirnya Lastyningrum mencoba untuk meraih kembali kesadaran tuannya dengan perasaan takut, "maaf tuan ada yang salah dengan saya?" Tanyanya.

"Ah tidak, namamu siapa?" Tanya londo itu.

"Lastyningrum, tuan," Ujar Lastyningrum sambil menunduk.

"Kamu tidak ingin bertanya kembali nama saya?"

"Saya berada di atas Lasty, bukan di bawah. Memangnya lantai itu lebih tampan daripada saya?"

"Bukan hak saya untuk tidak sopan kepada tuan, apalagi menatap tuan dan berkata hal yang mungkin menyinggung tuan,"

"Tapi saya menyuruhmu untuk berkata seperti itu!"

"Baik tuan,"
Lastyningrum pun mulai mengangkat kepalanya ke atas. Yang membuat londo itu memperhatikannya dengan seksama.

"Maaf nama tuan siapa?"

"Apakah kamu benar-benar tak mengingat saya, Gantari?"

"Bersambung"














AVIRODHA [segera terbit!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang