BAB VIII

6 5 3
                                    

***

"aku menjalankan hari hari ku sendirian, menikmati ke asingan yang menyakitkan" ucap Starlla saat dia sedang benar benar merasa sendirian.

Algas menghilang tanpa kabar ntah kemana, Athalariq dan Starlla tidak terlalu dekat, Starlla masih berharap pada Algas, tetapi Starlla juga ingin berteman dengan Athalariq untuk slamanya, akankah semua harapan Starlla terwujud? atau justru Starlla akan terjatuh karna harapan nya sendiri?

hari hari yang Starlla lalui rasanya biasa saja, tidak ada yang spesial dan tidak ada yang mengesankan, Starlla merasa bosan dan kelelahan, "tidak ada kebahagian lalu mengapa aku masih bertahan? boleh kah aku menyerah? berhenti menjalani kehidupan." Ucap nya sembari menatapi langit yang mendung.

"ruang kosong yang orang lain sebut itu rumah, mengapa selalu sepi setiap hari? mengapa bangunan ini tidak seperti rumah? ini lebih pantas di bilang bangunan kosong tanpa penghuni, kapan aku bisa mendengar canda tawa keluarga di dalam sini? mereka semua sibuk dengan ekonomi, pergi jauh dan membiarkanku sendiri, ayah ibu kapan kalian pulang? kaka, kapan pendidikan mu slesai? ini sangat menyedihkan, kesepian, dan kedinginan, tak ada satu orang pun yang menemaniku, dan kini aku mulai bersahabat dengan sepi, ruang kosong, dan angin di malam hari." Starlla tak mampu menahan tangisnya di saat dia tidak bisa mendapat rumah yang nyaman.

***

dua minggu berlalu, tiba tiba Starlla mendapat kabar bahwa Algas masuk rumah sakit, Algas meminum obat dengan dosis yang berlebihan, Starlla tahu betul ia sengaja melakukan itu, Starlla yang mendengar itu merasa prihatin padanya, Starlla memutuskan untuk datang menjenguk nya. ketika Starlla tanya lokasi nya ternyata itu sangat jauh dari daerah tempat tinggal Starlla, tetapi ntah mengapa gadis itu sangat ingin menemui nya, Narla dan teman temannya yang lain tidak ada yang bisa menjenguk nya karna terlalu jauh, berbeda dengan Starlla, Starlla malah justru nekat untuk datang ke sana.

hari jumat siang Starlla memutuskan untuk pergi ke daerah tempat orang tua nya membuka usaha, Starlla pergi sendiri karna orang tuanya terlalu sibuk untuk menjemputnya, Starlla harus menaiki tiga transportasi umum, itu pertama kalinya Starlla pergi sendirian sejauh itu, Starlla sengaja menginap di rumah orang tua nya agar jarak untuk ke rumah sakit tempat Algas di rawat tidak terlalu jauh.

"ternyata sejauh ini perjalanannya, apa ini semua aku lakukan karna aku sangat menyayanginya? atau karna aku terlalu bodoh karna slalu baik padanya?" Starlla bertanya tanpa jawaban, memandangi langit di sepanjang jalan, duduk di sebelah jendela bis menciptakan suasana yang tak karuan, terkadang Starlla merasa tenang, tetapi juga bisa memikirkan banyak hal.

***

se sampainya di tempat pemberhentian terakhir, Starlla menunggu ayah nya untuk datang menjemput, Starlla turun tepat di depan kampus Athalariq, Starlla mengambil beberapa foto di sana, ketika Starlla buat story, Athalariq membalasnya, dia mengejak Starlla untuk masuk ke dalam, tetapi Starlla tidak bisa karna waktu yang Starlla miliki tidak banyak, dan ayah nya pun sudah sampai untuk menjemputnya.

semenjak Athalariq membalas story Starlla, kini mereka berdua menjadi saling berkomunikasi, yang awalnya hanya beberapa pesan singkat yang Athalariq beri, kini berubah menjadi selalu ingin berkomunikasi, mereka mengobrol banyak hal random, dan tidak di duga ternyata chatting dengan Athalariq sangat menyenangkan bagi Starlla.




>>>>>NEXT PART<<<<<

ATLANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang