Bagian 3

10 1 0
                                    

Sesampainya di sekolah, Nugraha dan Hani segera berpisah menuju kelas mereka masing-masing. Sebelum berpisah, Nugraha tidak lupa mengajak Hani untuk pulang bersama lagi nanti. Dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya, Hani mengangguk tanpa ragu, membuat Nugraha merasa sedikit lebih bersemangat menghadapi hari.

Setelah beberapa jam berlalu, bel istirahat pun berbunyi. Seperti biasa, suasana sekolah menjadi ramai oleh para siswa yang keluar menuju kantin atau sekadar duduk-duduk di luar kelas. Namun, Nugraha memilih tetap di dalam kelas. Ia merasa tidak ada yang lebih nikmat daripada beristirahat dengan menundukkan kepala di atas meja sambil mendengarkan musik melalui earphone-nya. Tapi hari itu berbeda, desas-desus mulai beredar di antara siswa-siswi sekolah tentang Nugraha dan Hani.

Beberapa bisik-bisik di koridor dan kantin mulai terdengar, "Eh, katanya Nugraha jadian sama Hani!" "Masa sih? Kok baru tau?" "Iya, aku lihat mereka tadi bareng-bareng pas berangkat!"

Tanpa disadari oleh Nugraha, rumor itu dengan cepat sampai ke telinga Riki, sahabatnya. Riki, yang dikenal selalu antusias dan penasaran, langsung bergegas menuju kelas. Sesampainya di sana, tanpa basa-basi, ia menghampiri Nugraha yang sedang menundukkan kepalanya di meja. Dengan tangan yang cukup keras, Riki mengebrak meja Nugraha.

Braaaakkk!

"Bangun, oi!" teriak Riki. "Widih, dari sekian banyak cewek yang ngejar lu, ternyata Hani pemenangnya nih kayaknya!" ledek Riki sambil tertawa lepas, seakan berita itu adalah hal paling menyenangkan yang pernah didengarnya.

Nugraha, yang terbangun mendadak karena gebrakan tersebut, hanya menatap Riki dengan pandangan kosong. Ia menarik salah satu earphone-nya dan berkata pelan, "Apaan sih lu? Berisik aja"

Riki yang masih penuh semangat, langsung duduk di samping Nugraha. "Lu serius gak tau? Semua orang ngomongin lu sama Hani sekarang. Mereka bilang kalian pacaran!"

Nugraha mengernyitkan alisnya, tampak bingung dengan informasi yang tiba-tiba datang. "Hah? Dari mana lu denger itu? Gua gak pacaran sama dia"

"Tapi rumor udah tersebar, bro. Satu sekolah tau!" Riki menambahkan sambil menunjuk ke arah luar kelas, menunjukkan sekumpulan siswa yang tampak sedang asyik berbincang sambil sesekali melirik ke arah kelas Nugraha.

Merasa perlu meluruskan rumor tersebut, Nugraha langsung berdiri. "Ah, sial. Gua harus jelasin ini ke Hani" katanya dengan nada khawatir. Ia tidak ingin Hani merasa tidak nyaman atau disalahartikan oleh orang lain. Tanpa pikir panjang, Nugraha segera berjalan cepat menuju kelas Hani.

Namun, saat tiba di kelas Hani, ia tidak menemukan sosok yang dicarinya. "Aduh, Hani gak ada" gumam Nugraha sambil menghela napas panjang. Ia merasa sedikit gugup, takut rumor ini akan memengaruhi hubungan baik mereka yang baru saja terjalin.

Dengan perasaan campur aduk, Nugraha berjalan pelan kembali ke kelasnya. Namun, baru beberapa langkah ia berjalan, sebuah suara lembut yang familiar terdengar dari belakangnya. "Permisi, Kak Nugraha"

Nugraha berbalik dan merasa lega ketika melihat Hani berdiri di sana dengan senyuman lembut di wajahnya. "Untung aja ketemu" katanya sambil menghembuskan napas lega.

Hani, dengan ekspresi sedikit bingung, mendekat. "Kenapa ya, Kak? Ada apa?" tanyanya dengan nada penasaran.

Nugraha menatap Hani sejenak sebelum akhirnya bertanya, "Kamu udah denger rumor yang bilang kita pacaran?"

Hani mengangguk sambil tersenyum tipis. "Iya, aku udah denger, Kak. Tapi gak masalah kok. Biarin aja mereka mau ngomong apa. Mereka kan gak tau yang sebenarnya" jawab Hani dengan nada tenang, yang membuat Nugraha sedikit terkejut.

Mendengar reaksi yang begitu santai dari Hani, Nugraha merasa sedikit lega, meskipun masih ada rasa bersalah di hatinya. "Maaf ya, jadi gak enak sama kamu" ucap Nugraha dengan nada menyesal. "Aku takut kamu jadi risih gara-gara rumor gak jelas kayak gini"

Namun, Hani hanya tersenyum. "Santai aja, Kak. Aku biasa aja kok dengerin rumor-rumor kayak gitu. Mereka bebas ngomong apa aja, tapi yang tau kebenarannya kan kita"

Perkataan Hani membuat Nugraha merasa semakin nyaman. Ia tersenyum kecil, "Syukurlah kalau kamu gak keberatan. Kalau gitu, aku balik ke kelas dulu ya. Kamu semangat belajarnya"

"Iya, Kak. Makasih ya. Kakak juga, semangat!" jawab Hani dengan senyum cerah yang membuat hati Nugraha sedikit berdebar.

Setelah pertemuan singkat itu, Nugraha kembali ke kelas dengan perasaan yang lebih tenang. Meski rumor terus beredar di kalangan siswa, ia tahu bahwa Hani tidak terlalu mempermasalahkannya. Nugraha juga semakin merasa bahwa kedekatan mereka bisa berkembang lebih dalam seiring waktu, tanpa harus tergesa-gesa atau terpengaruh oleh apa yang orang lain pikirkan.

Tentang MerelakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang