Bagian 7

7 2 0
                                    

Setelah menghabiskan minuman dan menikmati waktu mereka di mall, Nugraha dan Hani memutuskan untuk pulang. Sambil berjalan menuju parkiran, percakapan ringan terus mengalir di antara mereka, meskipun tak ada kata-kata yang bisa sepenuhnya menggambarkan betapa hangatnya kebersamaan hari ini. Sesampainya di area parkir, Nugraha segera mencari motornya.

"Yuk, naik" ucap Nugraha sambil memberikan helm kepada Hani. Hani menerimanya dengan senyum, tapi Nugraha masih memperhatikan gerak-geriknya. Dengan penuh perhatian, dia membantu Hani mengenakan helm, memastikan talinya terpasang dengan benar. Jantung Hani berdegup kencang saat jemari Nugraha menyentuh bagian bawah dagunya, namun ia tetap berusaha tampak tenang. Setelah helm terpasang, Hani naik ke belakang motor Nugraha dan memposisikan duduknya dengan nyaman.

Mereka pun memulai perjalanan pulang. Di sepanjang perjalanan, Hani diam-diam menikmati angin sore yang menyapu wajahnya, tapi sesekali dia tak bisa menahan diri untuk menatap Nugraha yang fokus mengemudi. Ada perasaan yang tak bisa dijelaskan, bukan hanya tentang perjalanan hari ini, tapi tentang bagaimana keduanya semakin dekat dalam waktu yang singkat.

Hani membuka percakapan, "Makasih ya, Kak, hari ini. Aku seneng banget bisa jalan-jalan. Rasanya kayak lebih dari sekedar jalan-jalan biasa"

Nugraha tersenyum lebar, merasa puas dengan kebahagiaan Hani. "Iya, sama-sama. Aku juga seneng. Maaf juga ya udah bikin kamu bolos sekolah, hehe. Aku gak nyangka bakal telat tadi pagi"

Hani tertawa kecil, "Gak apa-apa kok, Kak. Justru hari ini seru. Aku juga seneng bisa lebih dekat sama Kakak."

Kalimat terakhir Hani membuat Nugraha merasakan kehangatan yang menjalar di dalam hatinya. "Aku juga ngerasa begitu" balasnya pelan. "Besok, aku pastiin jemput kamu tepat waktu, deh."

Hani mengangguk meski Nugraha tak melihatnya. "Iya, aku tunggu besok di depan rumah. Jangan telat lagi ya, Kak"

Nugraha mengangguk tegas. "Tentu!!. Makasih juga ya, udah sabar nunggu tadi pagi"

Tak lama kemudian, mereka tiba di depan rumah Hani. Nugraha menghentikan motornya dengan perlahan, lalu mematikan mesin. Suasana di depan rumah Hani terasa sunyi, hanya diiringi dengan cahaya lampu jalan yang temaram.

"Makasih ya, Kak, udah ngajak aku jalan-jalan hari ini" kata Hani dengan senyuman lembut. Sebelum beranjak turun, ia menatap Nugraha dan menambahkan, "Kabarin aku kalau udah sampai rumah, ya. Hati-hati di jalan"

Nugraha tersenyum tipis. "Pasti, aku kabarin. Kamu juga, ya, istirahat yang cukup"

"Makasih sekali lagi, Kak. Sampai besok" ucapnya sambil melambai sebelum akhirnya melangkah menuju pintu rumah.

Nugraha hanya bisa menatap Hani hingga sosoknya menghilang di balik pintu. Ada rasa hangat yang menyelimuti hatinya, seperti sesuatu yang baru saja berubah dalam dirinya. Perasaan ini begitu nyata, namun ia belum tahu bagaimana harus mengungkapkannya. Ketika akhirnya Hani masuk ke dalam rumah, Nugraha merenungi sejenak betapa istimewanya hari ini.

Saat Nugraha mengendarai motor untuk pulang, perjalanan yang biasanya terasa biasa kini berbeda. Setiap momen yang ia lalui bersama Hani terlintas kembali dalam benaknya, senyuman Hani, tatapan malu-malu, tawa ringan mereka berdua. Semuanya terukir dalam ingatan Nugraha, membuat hatinya terasa lebih ringan dan penuh kebahagiaan yang tak bisa ia jelaskan.

Sesampainya di rumah, Nugraha segera mengambil ponselnya dan mengirim pesan ke Hani, seperti yang dijanjikannya.

Nugraha: "Sampai rumah dengan selamattt. Makasih buat hari ini. Besok aku pasti jemput kamu tepat waktu. Selamat malam!"

Di tempat lain, Hani yang sudah berada di kamarnya, berbaring di tempat tidur sambil memegang ponsel. Ketika notifikasi pesan dari Nugraha muncul, senyuman kecil menghiasi wajahnya. Ia membaca pesan itu dengan perasaan hangat di dadanya, kemudian segera membalas

Hani: "Oke, Kak. Makasih juga, hari ini seru banget! Selamat malam dan istirahat yang cukup ya"

Setelah mengirim balasan, Hani meletakkan ponselnya di samping. Dia menatap langit-langit kamar, membiarkan perasaannya tenggelam dalam kenangan hari ini. Ada rasa yang semakin tumbuh di hatinya, perasaan yang membuatnya merasa lebih dekat dengan Nugraha. Hani tau bahwa momen ini bukan sekadar kebetulan, ada sesuatu yang lebih dalam di antara mereka, sesuatu yang ia harap bisa berkembang seiring berjalannya waktu.

Tentang MerelakanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang