04. Lost in Translation

8 0 0
                                    


happy reading

🥐🥐🥐

Ethan membuka mata pagi itu dengan rasa cemas. Pertemuan terakhirnya dengan Isabelle di toko roti beberapa hari yang lalu meninggalkannya dengan perasaan campur aduk. Mereka telah menghabiskan waktu bersama, berbicara tentang perbedaan budaya, dan membagikan pengalaman hidup mereka.

Meskipun Ethan sangat menghargai waktu yang mereka habiskan bersama, dia merasa ada sesuatu yang belum sepenuhnya dipahami—dan dia tidak yakin bagaimana harus mengungkapkannya.

Dia memutuskan untuk memulai hari dengan niat baik. Ethan mengenakan jaketnya dan berjalan ke toko roti, berharap dapat menyapa Isabelle dan mungkin mendapatkan beberapa nasihat tentang bagaimana memperbaiki situasinya.

Saat Ethan memasuki toko roti, dia disambut oleh aroma roti yang baru dipanggang dan suara bel pintu yang berbunyi. Isabelle sedang berada di belakang meja kasir, membungkus beberapa roti dengan hati-hati.

Ketika dia melihat Ethan, dia tersenyum, tetapi Ethan, bisa melihat sedikit ketegangan di wajahnya.

“Selamat pagi, Isabelle!” Ethan mencoba menyapa dengan semangat.

“Selamat pagi, Ethan,” jawab Isabelle, suaranya ramah namun ada sedikit keraguan di dalamnya. “Ada yang bisa aku bantu hari ini?”

Ethan merasa sedikit gugup, tetapi dia memutuskan untuk memanfaatkan kesempatan ini. “Sebenarnya, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu.”

Isabelle mengangguk, “Tentu, apa itu?”

Ethan menghela napas dan mencoba menyusun kata-katanya dengan hati-hati. “Aku merasa kita belum benar-benar membahas beberapa hal penting tentang... perbedaan budaya kita. Aku merasa kadang-kadang kita tidak saling memahami, dan itu membuatku merasa tertekan.”

Isabelle menatap Ethan dengan serius. “Apa yang membuatmu merasa begitu?”

Ethan menggerakkan tangannya, mencoba mencari kata-kata yang tepat. “Aku pikir, mungkin ada beberapa hal yang aku lakukan atau katakan yang tidak sesuai dengan harapanmu. Misalnya, cara aku berinteraksi atau berperilaku di lingkungan yang berbeda.”

Isabelle menahan napas sejenak, lalu tersenyum lembut. “Ethan, sebenarnya tidak ada yang salah dengan cara kamu berperilaku. Aku hanya merasa bahwa kadang-kadang kamu mencoba terlalu keras untuk menyesuaikan diri dengan budaya kami, dan itu membuatmu terlihat tertekan.”

Ethan terlihat lega mendengar penjelasan Isabelle. “Jadi, apa yang bisa aku lakukan untuk lebih memahami dan tidak merasa terasing?”

Isabelle berpikir sejenak sebelum menjawab. “Mungkin, daripada hanya mencoba menyesuaikan diri, cobalah untuk lebih menikmati proses belajar. Belajar bahasa dan budaya bukan hanya tentang menghindari kesalahan, tapi juga tentang merayakan perbedaan dan menemukan cara untuk menyatu.”

Ethan mengangguk. “Terima kasih, Isabelle. Aku akan mencoba untuk lebih santai dan menikmati proses ini.”

Isabelle tersenyum. “Bagus. Dan jika ada yang mau kamu ketahui lebih lanjut atau jika kamu merasa bingung, jangan ragu untuk bertanya. Kita belajar bersama-sama, kan?”

Saat mereka berdua tertawa, Isabelle mengambil beberapa roti segar dari rak dan menawarkannya kepada Ethan. “Coba ini, aku baru saja memanggangnya pagi ini. Mungkin ini bisa membuatmu merasa lebih baik.”

Ethan menerima roti tersebut dengan senyuman dan mereka mulai berbicara tentang hal-hal yang lebih ringan. Ethan belajar beberapa frasa baru dalam bahasa Prancis dan Isabelle menceritakan kisah lucu tentang kejadian sehari-harinya di toko roti.

Di akhir percakapan, Ethan merasa jauh lebih baik daripada saat dia datang. “Terima kasih atas nasihatnya dan roti ini,” katanya. “Aku merasa lebih percaya diri tentang bagaimana aku bisa lebih menikmati waktuku di Paris.”

Isabelle tersenyum dan membalas, “Aku senang bisa membantumu. Ingat, kita semua dalam perjalanan ini bersama. Selamat belajar dan selamat menikmati.”

Ketika Ethan meninggalkan toko roti, dia merasa ada beban yang terangkat dari bahunya. Isabelle telah memberinya perspektif baru tentang bagaimana menghadapi tantangan yang datang bersamaan dengan hidup di negara asing.

Dengan semangat baru, Ethan siap untuk menghadapi hari-hari mendatang dengan sikap yang lebih positif dan terbuka.

🥐🥐🥐


tbc

A Parisian Encounter | ANTON RIIZE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang