jangan lupa vote & komen
happy reading
🥐🥐🥐
Paris sedang memanjakan penduduknya dengan cuaca musim panas yang cerah. Aroma croissant dan baguette yang baru dipanggang mengisi udara di seluruh kota, dan Ethan, yang baru saja menyelesaikan semester pertamanya, merasakan kehangatan matahari Paris yang sangat menyenangkan.
Setelah beberapa minggu beradaptasi dengan kehidupan baru dan belajar bahasa Prancis, dia merasa lebih percaya diri dan nyaman.
Hari itu, dia memutuskan untuk mengunjungi toko roti tempat dia pertama kali bertemu Isabelle. Toko roti itu, dengan jendela-jendela besar yang memamerkan berbagai roti dan kue-kue yang menggugah selera, terasa seperti tempat yang penuh kenyamanan dan familiar bagi Ethan.
Ketika dia masuk ke toko roti, dia disambut oleh aroma hangat roti dan senyum ramah dari Isabelle. Isabelle, yang mengenakan apron putih dan rambutnya diikat dengan pita, sedang membungkus beberapa croissant untuk pelanggan lain.
“Bonjour, Ethan!” Isabelle menyapa dengan antusias, “Bagaimana kabarmu hari ini?”
“Bonjour, Isabelle,” jawab Ethan, mencoba mengingat kosakata baru yang telah dipelajarinya. “Saya baik, terima kasih. Hanya ingin membeli beberapa roti untuk piknik hari ini. Saya pikir ini waktu yang tepat untuk menikmati cuaca.”
Isabelle tersenyum lebar. “Piknik, eh? Itu ide yang bagus. Kamu harus mencoba roti baguette segar kami. Sangat cocok untuk piknik!”
Ethan memutuskan untuk mengikuti saran Isabelle. Sambil menunggu, dia mulai berbicara dengan Isabelle tentang rencananya untuk hari itu.
“Aku baru saja memutuskan untuk mengunjungi Taman Jardin des Tuileries. Aku mendengar taman itu sangat indah di musim panas,” kata Ethan.
“Oh, itu tempat yang sempurna untuk piknik!” jawab Isabelle, “Tapi sebelum kamu pergi, aku ingin memberimu sesuatu.”
Dia mengambil sebuah kotak kecil dari bawah meja dan menyerahkannya kepada Ethan. “Ini adalah kue khas kami, gâteau Basque. Aku pikir kamu akan menyukainya.”
Ethan.merasa tersentuh dengan perhatian Isabelle. “Terima kasih banyak, Isabelle. Aku sangat menghargainya.”Setelah membayar roti dan menerima kotak kue, Isabelle meninggalkan toko roti dengan perasaan senang. Dia menuju ke Jardin des Tuileries dengan antusiasme baru, membawa baguette dan kue yang diberikan Isabelle.
Di taman yang luas dan hijau, Ethan menemukan tempat duduk yang nyaman di bawah pohon besar dan mulai menikmati makanan yang dibawanya. Roti baguette dan gâteau Basque terasa luar biasa, dan suasana di taman membuat pengalaman itu semakin menyenangkan.
Sambil menyantap makanan, Ethan memikirkan betapa berartinya hubungan yang dia bangun dengan Isabelle.
Di tengah kesibukan taman, Isabelle tiba-tiba muncul di hadapan Ethan. Dia tampaknya terkejut melihat Ethan di sana, tetapi senyum di wajahnya menunjukkan bahwa dia senang bertemu.
“Aku pikir aku tidak akan mengunjungi taman juga,” kata Isabelle sambil duduk di bangku di samping Ethan. “Ternyata aku menemukanmu di sini!”
“Bagaimana bisa?” tanya Ethan, tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. “Aku tidak tahu kamu juga suka piknik.”
Isabelle tertawa lembut. “Aku suka piknik, terutama di musim panas. Dan kebetulan, aku juga perlu sedikit waktu untuk bersantai setelah minggu yang sibuk di toko roti.”
Mereka berdua mulai berbicara lebih banyak, berbagi cerita tentang pengalaman mereka masing-masing dan menikmati suasana taman. Isabelle menunjukkan beberapa tempat menarik di taman yang tidak dikenal banyak orang, sementara Ethan berbagi pengalaman lucu dari kehidupan sehari-harinya di Paris.
Saat matahari mulai terbenam, Ethan dan Isabelle duduk di tepi kolam kecil di taman, menikmati suasana yang damai. Ethan merasa sangat bersyukur atas pertemuan yang tidak terduga ini, dan dia mulai merasakan kedekatan yang lebih dalam dengan Isabelle.
“Terima kasih sudah memberikan kue dan menemani aku hari ini,” kata Ethan, “Ini adalah salah satu hari terbaik yang aku alami sejak datang ke Paris.”
Isabelle tersenyum dan menjawab, “Aku juga senang bisa menghabiskan waktu denganmu. Paris bisa terasa sangat besar dan asing, tapi saat kita berbagi pengalaman, rasanya menjadi lebih kecil dan lebih hangat.”
Saat mereka berpisah, Ethan merasa bahwa hubungan mereka telah berkembang menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan biasa.
Mereka tidak hanya berbagi momen-momen sederhana, tetapi juga mulai membangun koneksi yang lebih dalam dan saling mendukung satu sama lain dalam perjalanan mereka di kota yang indah ini.
tbc
Jardin des Tuileries
KAMU SEDANG MEMBACA
A Parisian Encounter | ANTON RIIZE [END]
FanfictionDi tengah hiruk-pikuk Paris, seorang pria berumur 21 tahun bernama Ethan baru saja tiba untuk melanjutkan studinya di sebuah universitas bergengsi. Menyadari betapa asingnya dia di kota yang penuh dengan keindahan dan bahasa yang belum sepenuhnya d...