happy reading
🥐🥐🥐
Di luar jendela kamar apartemen Ethan, matahari Paris bersinar lembut, memancarkan sinar keemasan ke jalan-jalan kota yang sibuk.
Di dalam kamar, Ethan terbangun dengan rasa lelah setelah semalaman belajar untuk ujian yang akan datang.Namun, pikirannya lebih sibuk memikirkan Isabelle daripada materi kuliah.
Isabelle telah menjadi bagian penting dari hidupnya di Paris, dan meski mereka telah mengatasi banyak tantangan bersama, ada satu masalah yang masih mengganjal: perbedaan ekspektasi dalam hubungan mereka.Ethan merasa semakin tertekan untuk memenuhi harapan Isabelle, terutama setelah beberapa percakapan terakhir mereka yang menegangkan.
🥐🥐🥐
Toko roti Isabelle sudah dibuka, dan dia sedang mengatur etalase roti dengan penuh perhatian. Ada suasana damai di toko, tetapi hatinya terasa gelisah. Dia merasa Ethan menjauhkan diri belakangan ini dan berusaha memikirkan penyebabnya.
Ketika pintu toko berbunyi dan Ethan masuk, dia merasakan campur aduk perasaan—gembira melihat Ethan tetapi cemas tentang bagaimana percakapan mereka akan berlangsung.
“Bonjour, Ethan, ” sapa Isabelle dengan senyum, mencoba menyembunyikan ketegangan di balik sapaan ramah.
“Bonjour, Isabelle. Aku hanya mau membeli beberapa roti,” jawab Ethan, terdengar kurang bersemangat dari biasanya. Dia berdiri di depan etalase, tampaknya memilih roti dengan cara yang tidak biasa.
Isabelle memperhatikan perilaku Ethan yang aneh dan memutuskan untuk berbicara. “Kamu terlihat lelah. Ada yang terjadi?”
Ethan menghela napas, meletakkan roti yang dia pilih di atas meja. “Aku merasa sedikit tertekan akhir-akhir ini. Ujian mendatang dan banyak hal lainnya. Aku pikir aku butuh sedikit waktu untuk sendiri.”
Isabelle menatap Ethan dengan penuh perhatian. “Apakah ini tentang kita? Aku merasa seperti kita jarang berbicara seperti biasanya.”
Ethan memutar-mutar tangannya, tampak kesulitan mencari kata-kata. “Isabelle, aku... aku merasa seperti aku gagal memenuhi ekspektasi kamu. Aku masih belajar bahasa, masih berusaha menyesuaikan diri dengan kehidupan di sini, dan kadang-kadang rasanya terlalu banyak.”
Isabelle terlihat terkejut, merasa bersalah karena tidak menyadari beban yang dihadapi Ethan. “Aku tidak ingin menambah bebanmu, Ethan. Aku hanya ingin mendukungmu. Mungkin aku terlalu fokus pada harapan aku sendiri dan tidak cukup memperhatikan apa yang kamu butuhkan.”
###
Setelah membeli roti, Ethan dan Isabelle memutuskan untuk duduk di kafe terdekat. Mereka duduk di meja kecil di sudut kafe, dikelilingi oleh aroma kopi dan croissant. Suasana di sini lebih tenang, memungkinkan mereka untuk berbicara dengan lebih santai.
“Jadi, apa yang sebenarnya kamu inginkan dari hubungan ini?” tanya Isabelle, mulai berbicara dengan lebih terbuka.
Ethan memikirkan pertanyaannya sebelum menjawab. “Aku hanya ingin merasa diterima. Aku tahu aku masih banyak kekurangan dan tidak bisa sepenuhnya memahami budaya atau bahasa di sini, tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku benar-benar berusaha.”
Isabelle meraih tangan Ethan, memberikan dukungan yang dia tahu Ethan butuhkan. “Ethan, kamu sudah melakukan banyak hal untuk beradaptasi. Aku menghargai setiap usaha yang kamu lakukan. Mungkin kita bisa lebih banyak berbicara tentang harapan kita, dan bagaimana kita bisa saling mendukung satu sama lain.”
🥐🥐🥐Hari itu, Ethan dan Isabelle kembali ke toko roti dengan semangat yang lebih baik. Mereka memutuskan untuk tidak hanya fokus pada perbedaan, tetapi juga merayakan kemajuan dan pencapaian kecil mereka bersama.
Isabelle mengundang Ethan untuk membantu di toko roti selama beberapa hari berikutnya, memberikan kesempatan baginya untuk lebih terlibat dalam budaya lokal secara langsung.
Dengan keterbukaan dan komunikasi yang lebih baik, Ethan dan Isabelle mulai mengatasi ketegangan yang ada dan menemukan keseimbangan baru dalam hubungan mereka.Mereka belajar bahwa meskipun mereka memiliki latar belakang yang berbeda dan menghadapi tantangan yang berbeda, dukungan dan pengertian adalah kunci untuk membangun hubungan yang kuat dan saling menghargai.
tbc
🥐🥐🥐
KAMU SEDANG MEMBACA
A Parisian Encounter | ANTON RIIZE [END]
FanficDi tengah hiruk-pikuk Paris, seorang pria berumur 21 tahun bernama Ethan baru saja tiba untuk melanjutkan studinya di sebuah universitas bergengsi. Menyadari betapa asingnya dia di kota yang penuh dengan keindahan dan bahasa yang belum sepenuhnya d...