happy reading
🥐🥐🥐
Ethan baru saja selesai menghadiri kuliah yang penuh tekanan dan berjalan dengan langkah lesu menuju Toko Roti Isabelle. Sejak awal pertemuan mereka, Isabelle telah menjadi teman berharga dan jembatan baginya untuk memahami budaya Prancis.
Hari ini, dia merasa butuh lebih dari sekadar roti; dia butuh percakapan yang menenangkan.
Saat Ethan memasuki toko, Isabelle, yang sibuk menyusun roti di meja, menatapnya dengan senyuman ramah. "Bonjour, Ethan? Apa kabar hari ini?"
Ethan membalas dengan senyum lelah, "Bonjour, Isabelle. Tidak terlalu baik. Ada ujian yang sangat sulit hari ini."
Isabelle menatapnya dengan empati. "Kamu terlihat stres. Mari kita buat sesuatu yang spesial untukmu. Apa kamu mau mencoba sesuatu baru dari toko roti ku?"
Ethan mengangguk, merasa dihargai. "Tentu, aku akan senang sekali."
Isabelle mulai mempersiapkan éclair au chocolat, hidangan spesial hari itu, sambil bercerita tentang acara lokal yang akan berlangsung malam itu—Festival Musim Panas di taman kota. Festival ini terkenal dengan berbagai pertunjukan musik dan stand makanan.
“Pesta musim panas selalu seru,” kata Isabelle sambil memasukkan éclairs ke dalam kotak, “Dan aku pikir kamu mungkin ingin ikut. Aku juga akan ada di sana dengan beberapa temanku. Ini kesempatan bagus untuk merasakan sedikit lagi dari budaya lokal.”
Ethan terlihat tertarik. “Aku sudah mendengar tentang festival itu, tapi aku belum sempat pergi. Lagipula, aku tidak punya teman untuk diundang. Mungkin ini saatnya aku bisa merasakan sesuatu yang berbeda.”
Isabelle tersenyum. “Jadi, kamu mau ikut dengan kami? Aku bisa menjemput kamu setelah jam kerja.”
-----
Sore itu, setelah menyelesaikan pekerjaan dan berpakaian dengan rapi, Ethan merasa sedikit gugup dan penuh harapan saat menunggu Isabelle di luar apartemennya.
Saat Isabelle tiba dengan mobil kecilnya, dia terlihat ceria dan penuh semangat.
Festival Musim Panas di taman kota sangat meriah. Lampu-lampu berkilauan dan suara musik mengisi udara, menciptakan suasana yang penuh semangat.
Ethan mengikuti Isabelle dan teman-temannya, merasakan kebisingan dan keceriaan yang mengelilinginya.
“Ini luar biasa,” kata Ethan, tidak bisa menahan rasa kagumnya. “Aku belum pernah melihat sesuatu yang seperti ini sebelumnya.”
Isabelle tertawa. “Kamu baru benar-benar merasakan suasana Prancis! Mari kita mulai dengan makanan. Ada banyak stand yang menawarkan hidangan unik.”
Mereka menjelajahi berbagai stand makanan, mencicipi crepes, keju, dan wafel. Isabelle memperkenalkan Ethan kepada teman-temannya, dan meskipun Ethan awalnya merasa sedikit canggung, dia perlahan-lahan mulai merasa lebih nyaman.
Dia menikmati percakapan dengan mereka dan belajar lebih banyak tentang kebiasaan lokal.
Saat malam semakin larut, Isabelle mengajak Ethan untuk melihat pertunjukan musik. Mereka berdiri di dekat panggung utama, menikmati penampilan band lokal yang energik.
Isabelle menunjukkan kepada Ethan beberapa gerakan tarian khas, dan Ethan dengan malu-malu mencoba mengikuti, membuat Isabelle tertawa.
Setelah beberapa jam penuh kesenangan dan makanan, Isabelle membawa Ethan ke area yang lebih tenang di taman, di mana mereka duduk di bangku sambil menikmati bintang-bintang.
“Kamu tahu,” kata Isabelle sambil memandang langit malam, “Aku senang kau datang malam ini. Ini terasa seperti salah satu malam-malam terbaik di festival.”
Ethan tersenyum, merasa terhubung. “Aku juga. Terima kasih sudah mengundangku. Aku merasa sangat diterima di sini. Tanpa kamu, aku mungkin tidak akan pernah mengalami semua ini.”
Isabelle menatap Ethan dengan lembut. “Kadang, kita hanya perlu sedikit dorongan untuk keluar dari zona nyaman kita. Aku senang kita bisa membuat malam ini menjadi berharga.”
Mereka duduk dalam keheningan yang nyaman, menikmati kebersamaan dan keindahan malam. Ethan merasa bersyukur atas kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang budaya Prancis dan membangun hubungan yang berarti dengan Isabelle.
Malam itu, setelah berpamitan dengan teman-teman Isabelle dan pulang ke apartemen, Ethan merasa hatinya lebih ringan. Dia menyadari bahwa meskipun dia masih berada jauh dari rumah, dia telah menemukan tempat yang penuh warna dan kehangatan—tempat di mana dia bisa belajar, tumbuh, dan merasa diterima.
🥐🥐🥐
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
A Parisian Encounter | ANTON RIIZE [END]
FanfictionDi tengah hiruk-pikuk Paris, seorang pria berumur 21 tahun bernama Ethan baru saja tiba untuk melanjutkan studinya di sebuah universitas bergengsi. Menyadari betapa asingnya dia di kota yang penuh dengan keindahan dan bahasa yang belum sepenuhnya d...