Tahun berlalu sejak pertemuan tak terduga di toko roti kecil di Paris. Ethan, kini berusia 23 tahun, berdiri di depan toko roti yang sama, yang sekarang tampak lebih akrab dan penuh makna daripada sebelumnya.
Dia tersenyum ketika melihat Isabelle, yang sekarang mengenakan apron baru dan sibuk dengan pesanan. Momen itu membawa kembali semua kenangan indah—pertama kali mereka bertemu, saat dia berjuang dengan bahasa Prancis, dan semua petualangan serta tantangan yang mereka hadapi bersama.
Isabelle, dengan wajah ceria dan penuh semangat, melambaikan tangannya dari belakang konter. “Ethan! Sudah lama tidak bertemu!”
Ethan melangkah masuk ke toko roti yang dipenuhi aroma roti segar dan kue-kue yang menggugah selera. “Isabelle! Sudah beberapa bulan sejak terakhir kali aku ke sini. Toko ini tampak lebih hebat dari sebelumnya!”
Isabelle tertawa, “Ya, kami baru saja melakukan beberapa renovasi kecil. Apa kabar? Bagaimana kabarmu?”
Ethan mengeluarkan sebuah kotak kecil dari tasnya. “Aku punya sesuatu untukmu. Ini mungkin agak terlambat, tapi aku ingin memberikannya padamu.”
Isabelle mengambil kotak itu dan membuka isinya dengan penasaran. Di dalamnya terdapat sebuah kalung kecil dengan gantungan berbentuk baguette—roti Prancis yang telah menjadi simbol dari perjalanan mereka.
“Ini sangat indah,” kata Isabelle dengan mata berkaca-kaca. “Terima kasih, Ethan.”
Ethan tersenyum, “Aku ingin mengingatkan kita tentang bagaimana sebuah pertemuan kecil di toko roti ini telah mengubah hidupku. Aku tidak hanya belajar bahasa dan budaya baru, tapi juga menemukan seseorang yang sangat berarti dalam hidupku.”
Mereka mengobrol tentang kehidupan mereka, tentang bagaimana mereka telah berkembang dan bagaimana hubungan mereka telah berubah.
Isabelle menceritakan bagaimana dia membuka toko roti baru dengan menu baru yang dipengaruhi oleh pengalaman Ethan, dan Ethan bercerita tentang proyek-proyek barunya serta rencana masa depan.
Ketika hari beranjak sore, Ethan dan Isabelle berjalan keluar dari toko roti. Mereka berjalan bergandengan tangan di sepanjang jalan Paris, melihat kota yang penuh dengan cahaya dan kehidupan.
“Aku tidak pernah menyangka bahwa roti bisa menjadi jembatan antara dua dunia yang begitu berbeda,” kata Ethan sambil tersenyum pada Isabelle
Isabelle menatap langit Paris yang senja. “Kadang-kadang, hal-hal sederhana seperti roti dan pertemuan acak bisa menjadi awal dari sesuatu yang sangat luar biasa.”
Mereka berhenti di depan sebuah kafe kecil, tempat favorit mereka, dan duduk di meja luar sambil menikmati kopi dan croissant. Ketika mereka berbincang, terasa jelas bahwa mereka telah melalui perjalanan yang penuh warna bersama—dari ketidakpastian awal hingga kebersamaan yang kuat dan saling mendukung.
Saat matahari mulai tenggelam, Paris tampak seperti latar belakang yang sempurna untuk akhir cerita mereka, tetapi juga sebagai awal dari babak baru.
“Apapun yang akan datang,” kata Ethan, “aku tahu kita akan menghadapi itu bersama-sama.”
Isabelle menggenggam tangannya lebih erat. “Begitu juga aku. Ini adalah awal baru, dan aku tidak sabar untuk melihat ke mana kita akan pergi.”
Dengan senyuman dan tangan yang saling berpegangan, mereka melanjutkan petualangan mereka di Paris, mengetahui bahwa mereka tidak hanya telah menemukan satu sama lain, tetapi juga sebuah tempat di hati mereka yang akan selalu terasa seperti rumah.
🥐🥐🥐
ha.... book ini udah bener2 tamat, pas nulis rasanya aku bener2 ada di paris juga haha 😭 bakal kangen deh sama si manis ethan dan si cantik isabelle.....
jangan lupa vote & komennya ya!! see you on the next work
KAMU SEDANG MEMBACA
A Parisian Encounter | ANTON RIIZE [END]
FanfictionDi tengah hiruk-pikuk Paris, seorang pria berumur 21 tahun bernama Ethan baru saja tiba untuk melanjutkan studinya di sebuah universitas bergengsi. Menyadari betapa asingnya dia di kota yang penuh dengan keindahan dan bahasa yang belum sepenuhnya d...