9. 🔞🔞🔞

1.2K 111 63
                                    

⚠️ Bab ini mengandung adegan sex eksplisit sepenuhnya. Untuk pembaca di bawah umur harap skip saja. ⚠️



Cahaya kristal energi meredup. Musim dingin yang membekukan dikalahkan oleh pasangan yang terbakar oleh api gairah di ruangan itu. Saat ini tidak ada melodi yang terdengar lebih indah dari pada suara erangan dan napas terengah Ye Dingzhi dan Baili Dongjun, rasa panas menjalar hingga ke ruang dan waktu, bahkan menembus ke dimensi yang berbeda.

Ye Dingzhi melepaskan ciumannya dan segera bergeser ke bawah, membuka kaki Baili Dongjun dan melihat kuncup krisan yang menelan dua jarinya. Ia menunduk dan mengeluarkan jarinya dari dalam, namun sesuatu yang lembut dan hangat membelai mengantikan jarinya. Baili Dongjun segera mengerang keras saat lidah Ye Dingzhi masuk ke dalamnya, kedua tangannya menyusup ke rambut Ye Dingzhi dan menjambaknya sedikit.

"Ahh... Yun ge, apa yang kau lakukan? Itu kotor..." Suaranya parau dan ia terdengar panik, namun ia tidak bisa menahan desahannya saat Ye Dingzhi terus memberinya kenikmatan itu.

"Ini nikmat, cairan ini beraroma buah dan rasanya manis, bagaimana mungkin menjadi kotor..." Ye Dingzhi bicara saat mulutnya masih menempel di krisannya. "Baobei hanya perlu menikmatinya saja." Lanjutnya.

Kemudian ia terus menjilat dan menghisap bagian itu dengan lapar. Baili Dongjun hanya bisa pasrah di bawah buaian itu, penisnya pun semakin membengkak saat Ye Dingzhi menjilat dua bola kembarnya hingga ke batang penis dalam sekali gerakan.

"Ah... Ahh... Ngh... Yun ge cukup, masukan saja... Ah..."

"Apakah Dongjun yakin sudah siap?"

Suara Ye Dingzhi begitu dalam dan tertahan, seolah berusaha menekan bagian terliarnya yang hampir lepas kendali.

"Ya... Tapi, lakukan dengan perlahan."

Ye Dingzhi menghembuskan napas gemetar saat Baili Dongjun memintanya untuk melakukannya perlahan, permintaannya mengirimkan gelombang hasrat melalui dirinya. Ia tak dapat menahan getaran kecil yang mengalir melalui tubuhnya saat ia kemudian memeluknya. Ia berbicara dengan gumaman pelan dan rendah, suaranya sedikit lebih kasar karena terpaksa menahan diri saat menjawab.

"Tentu saja. Yang Mulia ini akan melakukannya perlahan, jangan khawatir…"

"Ya... Aku percaya padamu. Malam ini aku menyerahkan diriku padamu, suamiku..."

Entah mengapa kalimat itu keluar begitu saja dari bibirnya. Mungkin karena hasrat yang sudah memuncak atau mungkin karena penerimaan sepenuhnya kepada Ye Dingzhi. Tapi mungkin juga karena keduanya.

Jantung Ye Dingzhi berdebar kencang mendengar kata-katanya, kepercayaan dan kepatuhannya padanya menyalakan api hasrat posesif dalam dirinya. Dia hampir tidak bisa menahan diri saat Baili Dongjun berbicara, hanya memikirkannya sepenuhnya berada di bawah kekuasaannya malam ini.

Ye Dingzhi merasa kendali terakhirnya hilang dan ia tidak dapat menahannya lebih lama lagi. Ia membuka kaki Baili Dongjun semakin lebar, menggosokkan kuncup penisnya di pintu masuk bunga krisan. Baili Dongjun mengeluarkan erangan tertahan dan ia tanpa sengaja melihat ke bawah.

Betapa terkejutnya ia saat melihat penis Ye Dingzhi, baik ukuran maupun ketebalannya sangat mengesankan, begitu berbeda dengan miliknya yang terkesan cantik dengan warna merah muda samar, penis Ye Dingzhi seperti besi yang dipanaskan, begitu merah dan panas, seolah ia sedang marah dengan rambut kemaluan yang hitam dan lebat. Tentu saja itu malah membuat Baili Dongjun merinding saat membayangkannya menembus ke dalamnya.

"Yun ge... I-itu apa?"

Pertanyaan ini bukanlah untuk artian yang sebenarnya. Ini hanya sebuah ungkapan karena keterkejutannya, dan itu sukses membuat Ye Dingzhi terkekeh geli.

Miracle Of You (YeBai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang