10.

1.4K 151 36
                                    

Happy reading ✨



Setelah kegiatan panas itu, pikiran Ye Dingzhi melayang ke tempat yang jauh, mengalir melalui waktu. Banyak hal yang telah terjadi dan semua berjalan ke arah yang lebih baik.  Kilatan di matanya terlihat penuh ambisi, tapi saat ia menatap Baili Dongjun yang tertidur, mata obsidian itu tersenyum penuh kasih sayang. Ia menarik pikirannya, berkata pada penjaga di luar agar memanggil pelayan dan merapikan tempat tidurnya, lalu beranjak dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi dengan Baili Dongjun dipelukanya.

Air di dalam bak mandi tentu saja sangat dingin, tapi saat Ye Dingzhi menyentuh air dengan tangannya, dalam sekejab suhu air meningkat. Setelah merasa suhunya pas, Ye Dingzhi segera menceburkan dirinya dan Baili Dongjun. Mereka duduk bersama dengan Baili Dongjun di pangkuan Ye Dingzhi dan kepalanya dibiarkan terkulai di pundaknya, Baili Dongjun bergumam saat merasa air menyelimuti tubuhnya.

"Tidak apa, Dongjun bisa tidur, biarkan Yang Mulia ini membersihkanmu." Bisik Ye Dingzhi.

Dan seolah mendengar suara itu, ia bersenandung dan menduselkan kepalanya di pundak Ye Dingzhi untuk menemukan posisi nyamannya. Bibir Baili Dongjun tidak sengaja menyentuh leher Ye Dingzhi, membuat api yang hampir padam sekali lagi menyala. Namun Ye Dingzhi menahan diri karena Baili Dingjun sudah begitu kelelahan. Ia dengan lembut membersihkan seluruh tubuh Baili Dongjun hingga kebagian dalamnya. Tak lama kemudian pelayan melaporkan bahwa tempat tidur sudah selesai dirapikan dan undur diri.

Ye Dingzhi membawa Baili Dongjun keluar dari air dan segera menyelimutinya dengan jubah mandi, mengeringkan tubuhnya dan membaringkannya di tempat tidur yang sudah bersih dan rapi. Ia menatap tubuh Baili Dongjun, diseluruh sisi tubuhnya penuh dengan jejak cinta yang dibuat Ye Dingzhi, dari leher, dada, perut, paha, punggung, tangan dan ada juga bekas gigitan di pergelangan kaki Baili Dongjun. Ia menyentuh bekas gigitan itu, mengusapnya dengan lembut.

"Aku benar-benar binatang buas."

Suaranya rendah dan ada sedikit penyesalan namun kebanggaan jauh lebih besar dari pada penyesalannya saat ia ingat bahwa Baili Dongjun benar-benar diruntuhkan oleh dirinya dengan begitu berantakan.

Pagi harinya, Ye Dingzhi pergi ke aula pertemuan untuk persidangan pagi, ia mengurus banyak laporan dengan beberapa menteri.

"Yang Mulia, dimana Selir Agung? Ia masih menduduki posisi Penasihat Istana dan harusnya berada disini." Tanya Perdana Menteri. Ia begitu tidak menyukai Baili Dongjun, jadi ia berusaha untuk menjatuhkan reputasi Baili Dongjun di mata para pejabat lain yang berada di sisi berlawanan dari dirinya. "Jika Selir Agung tidak bisa lagi menjalakan posisi sebagai Penasihat Negara, lebih baik gantikan posisi itu dengan orang lain, saya bisa memberikan rekomendasi seseorang yang pantas menggantikan posisi itu." Tambahnya.

Beberapa pejabat setuju dengan usulan itu, karena sesungguhnya seorang selir tidak bisa ikut campur dalam urusan pengadilan, selir hanya bisa membantu mengatur urusan di dalam istana saja bersama permaisuri.

Ye Dingzhi meletakan dokumen yang sedang ia baca, dan menatap Perdana Menteri dengan kekejaman di matanya. Ia tidak menjawab pertanyaannya, namun ia begitu geram karena perkataannya yang lain. "Bukan wewenang Perdana Menteri untuk memilih, Yang Mulia ini sudah memiliki kandidat sendiri. Dan ingat, Selir Agung bisa melakukan apapun yang ia mau bersamaku, statusnya setara denganku, jika aku tahu ada dari kalian yang merendahkannya, Yang Mulia ini tidak segan untuk memecat kalian bahkan memenggal kepala kalian. Paham!!" Begitu kata terakhir diucapkan, ia membentak meja dengan tangannya.

Semua pejabat segera menciut, aura tajam yang dipancarkan Ye Dingzhi lebih mengerikan dari sebelumnya, itu membuat perhatian Perdana Menteri teralihkan dan alisnya bertaut saat ia memikirkan kemungkinan yang ada di pikirannya.

Miracle Of You (YeBai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang