7.

1K 127 19
                                    

Happy reading ✨



Malam itu terasa damai saat mereka saling memeluk sepanjang malam. Namun pagi harinya saat Baili Dongjun membangunkan Ye Dingzhi agar bergegas ke Aula Langit untuk menghadiri persidangan pagi, ia mendapati bahwa suhu tubuh Ye Dingzhi cukup tinggi.

Ye Dingzhi membuka matanya saat ia merasa goncangan kecil ditubuhnya dan suara Baili Dongjun yang menggema. Ia menarik Baili Dongjun mendekat dan mengecup dahinya dengan lembut seraya berkata, "Selamat pagi, baobei."

Suara berat Ye Dingzhi membuat jantung Baili Dongjun berdesir, dan suhu tubuh Ye Dingzhi yang tinggi membuat kecupan ringan di dahinya terasa hangat.

"Yun ge, suhu tubuhmu tinggi, kau mungkin demam, aku akan segera memanggil tabib."

Merasa Baili Dongjun akan melarikan diri, ia mengeratkan pelukannya. "Ssstt... Diamlah sebentar dalam pelukan Yang Mulia ini. Aku butuh daya lebih karena hari ini akan sangat sibuk."

Senyum kecil muncul di wajah Baili Dongjun, dan ia hanya bisa membalas pelukan hangat Ye Dingzhi. Namun kehangatan itu tidak berlangsung lama.

Hatchiii...

Ye Dingzhi bersin beberapa kali dan dengan cepat hidungnya berair. Baili Dongjun segera melonjak dan meraih sapu tangan sutranya untuk menyeka hidung Ye Dingzhi. Mata Baili Dongjun bergetar karena ia merasa khawatir dan itu tak luput dari pandangan Ye Dingzhi. Ia segera mengerti bahwa sepertinya istrinya ini sedang menyalahkan diri sendiri karena menceburkannya ke air dingin semalam.

"Aku baik-baik saja, tidak perlu cemas." Ia duduk di tempat tidur, tanganya membelai rambut Baili Dongjun dengan penuh kasih sayang. "Ayo segera bersiap untuk ke Aula." Lanjutnya.

"Tapi, kau harus menemui tabib terlebih dahulu untuk meminta obat, bagaimana jika flu nya semakin parah?"

"Untuk apa memamnggil tabib? Obatnya ada di hadapan ku, apa boleh Yang Mulia ini mengambilnya sekarang, hmm?"

Baili Dongjun tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Ye Dingzhi, ia mengerutkan dahinya karena bingung. "Dimana?"

Seringai kecil muncul di wajah Ye Dingzhi dan ia segera mencondongkan kepalanya ke arah Baili Dongjun, bibir mereka hanya berjarak satu inci dan Baili Dongjun bisa merasakan napas hangat Ye Dingzhi. "Disini..."

Ye Dingzhi segera mencium Baili Dongjun. Awalnya Baili Dongjun terkejut, tapi dengan cepat ia menenangkan diri dan mengikuti ritme Ye Dingzhi. Mereka segera terlarut dalam ciuman panas itu hingga keduanya terengah.

"Kau lihat, Yang Mulia ini sekarang sudah merasa lebih baik. Tapi, akan lebih baik lagi jika Dongjun yang berinisiatif... Umm..."

Belum sempat Ye Dingzhi menyelesaikan kalimatnya, Baili Dongjun sudah memblokir bibirnya dengan ciuman lembut. Gerakannya canggung namun terasa begitu manis bagi Ye Dingzhi. Setelah menciumnya Baili Dongjun segera beranjak dan pergi ke kamar mandi.

Tak lama kemudian Kasim Zhuo dan beberapa pelayan datang membawa pakaian dan melayani mereka.

Di persidangan pagi para menteri sudah berkumpul. Menteri pendapatan dan perdagangan segera memberikan laporan tentang penjualan tekstil dan juga garam. Kali ini mereka melakukan pekerjaan dengan baik setelah beberapa hari selalu mendapat tanggapan buruk dari Ye Dingzhi tentang laporan mereka.

Karena flu nya Ye Dingzhi beberapa kali bersin, itu membuat Baili Dongjun begitu mengkhawatirkannya. Para pejabat juga meminta Ye Dingzhi untuk beristirahat. Ye Dingzhi tidak mengindahkan perhatian palsu dari para pejabat itu, setelah makan siang pun ia masih melanjutkan pekerjaannya. Bahkan Baili Dongjun tidak bisa membujuknya untuk beristirahat. Ye Dingzhi seakan sangat terlarut dalam pekerjaannya, ia mengatur dan memerintahkan banyak hal hari itu hingga Baili Dongjun juga disibukkan dengan banyak pekerjaan dalam mendampinginya.

Miracle Of You (YeBai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang