Bandar Judi

469 29 0
                                    

Zayliee kini dibuat uring-uringan, hatinya dipenuhi kegelisahan yang tak kunjung reda. Ada penyesalan yang menggantung di pikirannya-mengapa ia tidak menanyakan nama pemuda itu tadi malam? Pemuda misterius dengan aura tenang yang menghilang tanpa jejak. Zayliee masih mengingat momen ketika dua pria asing datang dan membisikkan sesuatu yang mengeraskan rahangnya sebelum ia melangkah cepat, menghilang dalam bayang malam.

Sebuah helaan napas panjang keluar dari bibirnya. Zayliee menggelengkan kepalanya berulang kali, seolah mencoba mengusir bayang-bayang pemuda itu dari pikirannya. "Sudah cukup," gumamnya, suaranya tersapu oleh keheningan kamar yang hanya diterangi oleh cahaya lembut pagi. Tetapi, mengapa hatinya terus terpaut pada sosok misterius itu? Disaat ada hal yang jauh lebih penting yang harus ia pikirkan-nyawanya sendiri.

Pikiran Zayliee kembali pada novel yang ia baca, kisah tragis yang kini menjadi hidupnya. Dua pemeran utama telah bertemu, dan menurut alur cerita, hanya tersisa satu tahun sebelum ia harus menikah dengan Yuwaraja-sebuah awal dari takdir kelam yang mungkin akan ia alami juga. Tidak, batinnya. Ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Ia harus memutus rantai kemalangan ini.

Dengan tekad yang bulat, Zayliee bangkit dari tempat tidurnya, tubuhnya dipenuhi semangat yang baru. Di atas meja, ia meraih selembar kertas kekuningan khas zaman kuno dan mulai menulis alur takdir si antagonis. Pena di tangannya mengetuk permukaan meja beberapa kali, seolah menggali inspirasi dari setiap denting kecil yang tercipta. Lalu, dengan satu gerakan tegas, ia mencoret habis kata 'pernikahan' yang ia tulis sebelumnya. Senyum samar menghiasi bibirnya, sulit diartikan, namun memancarkan keyakinan yang tak tergoyahkan.

Zayliee bangkit perlahan dari duduknya, tubuhnya terasa ringan namun pikirannya sarat beban. Langkahnya menapaki lantai dingin kamar, sebelum ia memutuskan untuk keluar, menjelajahi kediaman tunangan sang raka. Ia berkeliling tanpa tujuan yang jelas, berharap menemukan secercah ide-sebuah rencana untuk membatalkan pernikahan yang akan menjadi pintu gerbang menuju takdir tragis yang telah tertulis.

Namun, di balik keinginannya untuk menyelamatkan diri, bayangan remaja yang ia temui kemarin turut hinggap di kepalanya. Remaja malang dengan tatapan takut dan pasrah, bagaimana nasib gadis itu sekarang? Dan berapa banyak lagi yang bernasib sama di luar sana? Zayliee mengepalkan tangannya, merasakan empati yang mendalam namun juga kebingungan yang mengikutinya. Ia ingin membantu, ingin membebaskan mereka dari cengkeraman nasib buruk seperti yang ia coba lakukan pada dirinya sendiri. Tapi apa yang bisa ia lakukan? Ia hanya seorang yang terperangkap dalam cerita yang tak bisa ia kendalikan.

Di tengah lamunannya, langkah Zayliee terhenti ketika samar-samar terdengar bisikan beberapa pelayan. "Apa mbak yu dengar? Katanya Ndoro Wedana menang judi lagi," ujar salah seorang pelayan, membuka percakapan gosip. Mendengar hal itu, Zayliee tersenyum tipis, matanya berkilat licik. Itu dia-cara instan untuk mendapatkan krishnala.

~o0o~

"Baiklah, kita mulai dari mana?" tanya Zayliee dengan nada girang yang meluncur ringan dari bibirnya, saat kakinya akhirnya menapaki lantai rumah judi yang dipenuhi aroma asap dan wewangian minuman keras. Matanya berbinar ketika pandangannya menemukan apa yang ia cari-sebuah meja judi yang dikelilingi pria-pria paruh baya dengan wajah serius. "Ah, itu saja," gumamnya pelan, senyuman penuh kepuasan tersungging di wajahnya, seolah dia telah menemukan tambang emas yang tersembunyi.

"Apa yang Cah Ayu lakukan di sini?" suara serak seorang pria tua terdengar dari sebelahnya. Alis pria itu terangkat curiga saat melihat Zayliee dengan santai duduk di kursi kosong di antara mereka, satu-satunya wanita di tengah-tengah kumpulan para penjudi.

"Berjudi, tentu saja," balas Zayliee tanpa ragu, suaranya penuh semangat dan rasa percaya diri yang tak terelakkan. Tangannya sudah siap, mengangkat dagu sedikit, seperti seorang pemain yang tahu kapan harus memasang taruhannya.

Panggung Kraton: Mahkota Untuk Sang SelirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang