Shanks masih memeluk Ophelia yang terisak dalam pelukannya, tangannya mengelus rambut pirang yang terasa begitu familiar.
Suasana kamar terasa hening, hanya terdengar isak tangis pelan Ophelia yang mulai mereda.
Namun, momen itu terpecah ketika suara pintu kamar terbuka perlahan, membuat keduanya tersentak.
Di ambang pintu, Cale berdiri dengan mata yang masih setengah terpejam, usapan tangan kecilnya di mata menunjukkan bahwa ia baru saja terbangun dari tidurnya.
Tanpa ragu, Cale melangkah masuk dengan tatapan tajam, jauh berbeda dari sosok anak kecil berusia empat tahun.
Dengan suara yang tegas, ia bertanya kepada ibunya, “Ibu, siapa pria ini?” Saat mata Cale bertemu dengan Shanks, ada kilatan tajam yang menyiratkan kekuatan besar di dalam dirinya.
Tanpa disadari, Cale memancarkan tekanan kuat, aura yang begitu dominan hingga ruangan terasa sesak.
Mata Shanks membelalak, merasakan kekuatan yang mirip dengan Haoshoku Haki, jenis haki langka yang hanya dimiliki oleh segelintir orang.
Tapi ini berbeda, tekanan ini membawa sesuatu yang lebih kuno dan misterius—sesuatu yang mengingatkannya pada kekuatan besar yang berasal dari masa lalu.
Dalam benak Shanks, Cale tampak seperti seseorang yang sudah mulai mengaktifkan Haoshoku Haki di usia yang begitu muda, sesuatu yang luar biasa bahkan bagi standar Grand Line.
Ophelia mencoba menenangkan diri, menghapus sisa-sisa air mata di pipinya.
Ia ingin menjelaskan semuanya kepada Cale, tetapi sebelum ia sempat membuka mulutnya, Shanks merasakan sesuatu yang janggal.
Naluri tempurnya berteriak peringatan.
Dalam sekejap, pandangannya tertuju ke belakang Cale.
Ada seseorang yang menyelinap di balik bayang-bayang, seorang pembunuh dengan pisau terhunus, siap menyerang.
Dengan kecepatan yang luar biasa, Shanks bergerak.
Dalam sekejap, ia mengeluarkan pedangnya dengan tangan kanannya, mengabaikan kenyataan bahwa tangan kiri yang biasa ia gunakan untuk bertarung sudah lama tiada.
Dengan satu tebasan cepat dan akurat, ia berhasil menebas pembunuh itu sebelum pisau tersebut mencapai Cale.
Tubuh pembunuh itu ambruk, darah mengalir di lantai, membuat suasana kamar semakin mencekam.
Cale yang melihat kejadian itu terdiam, matanya membesar dengan shock.
Tekanan aura yang ia keluarkan sebelumnya hilang seketika, digantikan oleh keterkejutan dan ketakutan.
Ophelia berlari dan memeluk Cale erat, merasakan tubuh kecil anaknya bergetar dalam pelukannya.
“Tidak apa-apa, sayang. Kamu aman,” bisik Ophelia, berusaha menenangkan Cale meskipun hatinya sendiri masih berdegup kencang.
Shanks menyarungkan pedangnya kembali, wajahnya serius saat ia berlutut di depan Cale, mencoba menatap mata anak itu yang kini dipenuhi kebingungan dan ketakutan.
Shanks menatap Cale dengan penuh kelembutan, meskipun situasinya begitu tegang.
“Kamu aman sekarang, Cale. Aku di sini untuk melindungi kalian,” kata Shanks dengan suara yang lembut, namun penuh kepastian.
Ia menyentuh bahu Cale, merasakan betapa rapuhnya tubuh anak itu meskipun ia memiliki kekuatan yang begitu besar di dalam dirinya.
Cale menatap Shanks dengan penuh kebingungan. Pria ini baru saja muncul di kehidupannya, menyelamatkannya dari ancaman yang tidak ia sadari.
Ophelia menatap Shanks, matanya berisi pertanyaan yang tak terucap.
Shanks berdiri, memandang ke arah pintu yang masih terbuka. Ia tahu bahwa ancaman ini mungkin bukan yang terakhir.
Ada sesuatu yang lebih besar yang mengintai, sesuatu yang mungkin berakar lebih dalam dari sekadar konflik pribadi.
Ia merasakan tanggung jawab yang besar, bukan hanya sebagai seorang ayah yang baru saja mengetahui keberadaan anaknya, tetapi juga sebagai seorang pelindung bagi Ophelia dan Cale.
Malam itu, keheningan yang mereka rasakan berubah menjadi kewaspadaan.
Shanks menyadari bahwa waktu untuk rencana-rencana telah berakhir. Kini saatnya untuk bertindak dan melindungi keluarga kecilnya dari bahaya yang belum sepenuhnya terungkap.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Shanks x Princess Reader
FanfictionDi suatu perairan luas Grand Line, terdapat sebuah kekaisaran di pulau yang besar. Di sebelah pantai utara, tinggal lah seorang Putri Pertama bernama Ophelia. Dia dikucilkan karena keluarga nya menganggap dia sebagai Putri jahat kepada adik angkatny...