Chapter 17

376 45 2
                                    

Putri Kedua menahan rasa amarah dan kecemburuannya yang terus membara di dalam hati. Meski begitu, dia mencoba menutupi dengan senyuman dan tawa.

“Ah, Kakak! Syukurlah hidupmu sekarang tampak begitu bahagia,” katanya dengan nada yang dibuat-buat.

"Aku juga ingin berbagi sesuatu. Aku baru saja jatuh cinta pada seorang pria yang luar biasa," tambahnya dengan mata berbinar, berusaha menarik perhatian para bangsawan.

Sementara para tamu mulai tertarik dengan ceritanya, Ophelia tetap duduk tenang, mendengarkan dengan sopan tanpa menanggapi berlebihan.

Putri Kedua melanjutkan, “Dan tentu saja, kau pasti tahu, kemarin aku baru saja membeli beberapa perhiasan baru dari toko terbaik di kota. Lihat ini,” katanya sambil menunjukkan gelang emas besar yang melingkar di pergelangannya.

“Bukankah menakjubkan? Dan gaun ini... dibawa langsung dari kerajaan tetangga! Aku benar-benar tidak sabar untuk menghadiri lebih banyak pesta seperti ini.”

Para bangsawan di sekitarnya mengangguk setuju, meskipun beberapa tampak ragu-ragu.

Ophelia hanya tersenyum tipis, mencoba tetap tenang meski mengetahui bahwa percakapan ini lebih seperti pameran daripada obrolan tulus.

Putri Kedua tidak berhenti di sana. “Oh, Kakak, kau seharusnya datang ke butik perhiasan itu. Aku yakin kau akan menyukai koleksinya. Terutama dengan gaunmu yang elegan hari ini, beberapa hiasan tambahan pasti akan membuatmu lebih bersinar.”

Ophelia menjawab dengan lembut, "Aku sudah cukup puas dengan apa yang kumiliki. Lagipula, kebahagiaan tidak datang dari banyaknya barang yang kita punya."

Putri Kedua terdiam sejenak, senyum di wajahnya sedikit kaku.

Namun, dia dengan cepat mengalihkan pembicaraan, “Oh, tentu, tentu. Tapi tetap saja, tidak ada salahnya memanjakan diri sesekali, bukan?”

Ophelia hanya tersenyum kecil, tidak ingin memperpanjang percakapan yang sebenarnya tidak ingin didengarnya.

Dia tahu, di balik segala kemewahan yang ditampilkan Putri Kedua, ada kekosongan yang tidak bisa ditutupi oleh perhiasan atau gaun emas sekalipun.

...

Di tengah percakapan yang dipenuhi dengan pamer dan pujian tak tulus dari Putri Kedua, Ophelia bisa merasakan tatapan keluarganya.

Orang tuanya, sang Kaisar dan Permaisuri, serta kedua saudara laki-lakinya, Putra Mahkota dan Pangeran Kedua, terlihat tidak terlalu tertarik pada percakapan Putri Kedua.

Mereka sesekali melirik ke arah Ophelia, yang tetap tenang dan anggun, tak terganggu oleh olok-olok halus yang dilontarkan adiknya.

Sang Kaisar, yang biasanya tegas, tampak termenung. Tatapannya kadang beralih dari Ophelia ke Putri Kedua, seolah ada perbandingan yang mulai terlintas di pikirannya.

Dia seolah menimbang-nimbang keputusan yang selama ini diambil terhadap putrinya yang lebih tua.

Dalam hati, dia bertanya-tanya apakah dia sudah berlaku adil pada Ophelia, putri yang selama ini dia abaikan.

Permaisuri, yang duduk dengan anggun di sampingnya, berusaha menjaga senyumnya tetap terpasang, meskipun ada ketegangan halus yang tergambar di wajahnya.

Dalam benaknya, dia pun tidak bisa menyangkal bahwa Ophelia, dengan sikapnya yang tenang dan dewasa, memancarkan aura yang lebih cocok sebagai Putri Pertama dibanding adiknya yang selalu sibuk dengan penampilan dan perhiasan.

Namun, dia tetap diam, memilih untuk tidak mengungkapkan perasaan itu di tengah acara resmi.

Putra Mahkota, dengan raut wajahnya yang cenderung datar, melirik sesekali ke arah Ophelia.

Meski tidak sering berbicara, dia tampak berpikir lebih dalam dari biasanya.

Dia menyadari, betapa besar perbedaan yang tampak antara kedua saudarinya. Ophelia, yang pernah dia abaikan, kini tampak lebih matang dan berwibawa.

Dalam benaknya, mulai muncul kekaguman yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Pangeran Kedua, di sisi lain, tampak sedikit gelisah. Dia berusaha menyembunyikan ekspresi terkejutnya, tetapi jelas bahwa dia tidak bisa memahami bagaimana Ophelia bisa berubah sedemikian rupa.

Sebelumnya, dia menganggap Ophelia sebagai ancaman yang tersingkir, namun sekarang, melihat keanggunannya, dia merasa khawatir akan dampak yang mungkin terjadi jika Ophelia kembali mendapat perhatian penuh dari keluarga dan kekaisaran.

Semua itu berlangsung dalam diam. Mereka tidak mengungkapkan pikiran mereka, tetapi Ophelia tahu, tanpa harus melihat langsung, bahwa ada sesuatu yang berubah dalam sikap keluarganya.

Seperti gelombang yang perlahan menggulung, perubahan itu terasa—meskipun tak diucapkan.

To be continued...

Shanks x Princess ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang