Shanks berjalan keluar dari kamarnya dengan santai, menikmati angin laut pagi yang segar.
Dia memutuskan untuk memeriksa keadaan kru seperti biasanya.
Namun, begitu dia tiba di dek, suasana yang biasanya tenang mendadak berubah.
Yasopp, yang sedang duduk bersantai, menoleh dan matanya langsung terbelalak saat melihat Shanks keluar dengan lengan kirinya yang kembali utuh.
Wajah Yasopp memucat, dan seketika dia melompat berdiri sambil berteriak, “Aaahh! Hantu! Fatamorgana! Monster!”
Tanpa berpikir panjang, dia mulai melemparkan barang-barang yang ada di dekatnya ke arah Shanks—mulai dari ember hingga alat pancing.
Shanks, dengan sigap menghindari setiap barang yang dilemparkan Yasopp, tetapi wajahnya mulai menunjukkan tanda-tanda kesal.
“Oi, Yasopp! Berhenti! Ini aku! Shanks!” seru Shanks, berusaha menenangkan kru penembak jitunya itu.
Namun, Yasopp terlalu panik untuk mendengar penjelasan Shanks.
“Jangan dekati aku! Kau bukan Shanks yang asli! Shanks kehilangan lengannya! Kau pasti monster dari laut yang menyamar jadi dia!” teriak Yasopp sambil mencari barang lain untuk dilempar.
Suara ribut-ribut itu sampai ke telinga Benn Beckman, yang langsung keluar dari ruangannya dengan pistol di tangan.
"Ada apa ribut-ribut di pagi hari begini?" gumamnya, lalu melihat pemandangan yang mengejutkan—Shanks dengan lengan kirinya yang utuh.
Wajah Benn berubah serius, dan tanpa ragu, dia mengarahkan pistolnya ke Shanks.
“Siapa pun kau, kau bukan Shanks! Lengan kirinya hilang bertahun-tahun lalu!” Benn mengintensifkan tatapannya, bersiap menembak kapan saja.
Kru lainnya juga ikut berkumpul di dek, sama terkejutnya dengan Yasopp dan Benn.
Suara gumaman dan desas-desus mulai terdengar di antara mereka. Beberapa bahkan mengeluarkan senjata, bersiap jika Shanks yang mereka lihat ternyata adalah musuh.
Shanks menghela napas panjang, mengusap wajahnya dengan lelah.
"Serius, kalian semua..." gumamnya. Dengan suara lebih keras, dia berkata,
"Dengar, ini aku! Ophelia menyembuhkan lenganku! Ini bukan tipuan atau sihir jahat."
Benn tetap memasang ekspresi skeptis, matanya tidak meninggalkan targetnya.
"Buktikan kalau kau benar-benar Shanks," katanya dengan nada serius, sementara pistolnya masih terarah ke kepala Shanks.
Shanks menggaruk kepala, mencoba memikirkan sesuatu yang hanya dia dan kru dekatnya tahu.
Lalu, dengan senyum nakal, dia berkata, “Oke, Benn. Ingat saat kita mabuk di pulau Windmill dan kau bertaruh bisa mengalahkan aku dalam adu tangan? Hasilnya kau malah tersungkur di bawah meja setelah minum terlalu banyak sake.”
Benn menegang, wajahnya berubah sedikit memerah.
Dia langsung menurunkan pistolnya, mendengus kesal.
"Oke, itu kau... Tapi kau tetap harus jelaskan soal lengan ini," jawabnya, matanya beralih ke lengan kiri Shanks.
Shanks tertawa kecil, merasa lega.
"Ya, ya... Aku akan menjelaskan. Ini semua berkat Ophelia. Dia berhasil mengembalikan lenganku semalam dengan kekuatan sihirnya. Jadi, kalian semua bisa berhenti panik sekarang."
Yasopp, yang masih terlihat cemas, akhirnya menurunkan tangannya yang gemetaran.
“Jadi... ini bukan fatamorgana?” tanyanya pelan, masih sulit mempercayai apa yang dilihatnya.
Shanks mendekati Yasopp, menepuk bahunya dengan lembut.
“Bukan, Yasopp. Ini benar-benar aku. Lengan ini kembali, tapi aku masih Shanks yang sama.”
Kru yang lain mulai tenang, beberapa dari mereka masih menggaruk kepala dengan bingung, tetapi perlahan mereka mulai menerima penjelasan itu.
Shanks hanya bisa menggelengkan kepala, tertawa pelan melihat betapa mudahnya mereka semua panik.
“Toh, ini bukan hal teraneh yang pernah kita alami di laut ini, kan?” tambah Shanks dengan senyum lebar.
Semua kru mulai tertawa, rasa tegang di udara perlahan memudar. Yasopp, masih sedikit gemetar, akhirnya ikut tertawa juga.
“Kau benar, Kapten. Tapi tetap saja, ini... luar biasa.”
Benn menyimpan pistolnya kembali dan berjalan ke arah Shanks.
“Kalau Ophelia yang melakukan ini, aku rasa tak ada yang perlu dikhawatirkan. Tapi lain kali, beri kami sedikit peringatan dulu sebelum keluar dengan lengan baru, ya?”
Shanks tertawa keras.
“Deal!”
...
Ophelia perlahan membuka matanya, merasa sinar matahari pagi yang hangat menembus jendela kamar.
Dia mengulurkan tangannya untuk meraba tempat di sebelahnya, mencari keberadaan Shanks.
Namun, yang dia temukan hanya tempat tidur yang sudah kosong dan dingin.
"Shanks sudah bangun lebih dulu," pikirnya sambil tersenyum kecil.
Sebelum Ophelia sempat bergerak lebih jauh, dia merasakan kehadiran Cale yang sudah berdiri di belakangnya.
“Ibu... sudah bangun?” tanya Cale dengan suara lembut, wajahnya sedikit cemberut karena ingin membangunkan ibunya duluan. Ophelia terkekeh kecil, menoleh ke arah Cale.
“Kau ingin membangunkanku, sayang? Maaf, sepertinya ibu bangun duluan kali ini,” katanya sambil mengulurkan tangan untuk membelai rambut Cale dengan lembut.
Cale duduk di samping ibunya, menatapnya dengan mata yang berbinar-binar.
“Ayah sudah bangun. Lengan ayah… benar-benar sudah kembali, Bu. Aku tadi melihatnya!” kata Cale dengan penuh semangat, meski sedikit ada rasa tidak percaya dalam suaranya.
Ophelia mengangguk pelan, senyumnya lembut.
“Ya, aku tahu. Ibu yang memulihkan lengan ayahmu semalam,” jawabnya dengan tenang.
Cale menatap ibunya dengan kagum, masih belum sepenuhnya bisa menerima apa yang dia lihat.
“Bagaimana ibu bisa melakukannya? Apa itu tidak sulit?” Ophelia tersenyum lagi, kali ini lebih misterius.
“Itu sedikit sulit, tapi ibu senang bisa melakukannya. Itu harga yang harus dibayar... demi melihat ayahmu lengkap lagi,” jawabnya sambil menepuk pipi Cale dengan lembut.
Cale terdiam sejenak, lalu dia berkata, “Kau selalu melakukan hal-hal hebat, Bu. Apakah aku juga bisa seperti ibu suatu hari nanti?”
...
Di suatu tempat
GoD : Cale ⊙_⊙ ....TSG : ^.^ 🍜
GoW : ( ̄へ ̄)
...
Ophelia menatap mata Cale dalam-dalam, melihat potensi besar yang tersembunyi di balik matanya.
“Tentu saja, sayang. Kau memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari yang kau kira. Dan ibu yakin, suatu hari nanti kau akan mampu melakukan hal-hal luar biasa.”
Cale tersenyum lebar mendengar kata-kata ibunya, meskipun dalam hatinya ada sedikit keraguan dan kekhawatiran akan kekuatan yang dia miliki.
Namun, dengan ibunya di sampingnya, dia merasa lebih percaya diri.
“Sekarang, bagaimana kalau kita keluar dan melihat apa yang dilakukan ayahmu?”
Ophelia bangkit dari tempat tidur, merentangkan tubuhnya sebelum mengajak Cale keluar kamar.
Cale mengangguk bersemangat, melompat dari tempat tidur dan berjalan mengikuti ibunya keluar kamar, siap untuk menghadapi hari yang baru di atas kapal Red Force.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Shanks x Princess Reader
FanficDi suatu perairan luas Grand Line, terdapat sebuah kekaisaran di pulau yang besar. Di sebelah pantai utara, tinggal lah seorang Putri Pertama bernama Ophelia. Dia dikucilkan karena keluarga nya menganggap dia sebagai Putri jahat kepada adik angkatny...