Keesokan harinya, matahari memancarkan sinarnya yang cerah di atas pulau tanpa nama.
Angin lembut menerpa layar kapal Red Force yang masih berlabuh, sementara para kru mulai bersiap-siap menjalani hari baru.
Di tepi pantai, Mihawk terlihat bersiap untuk kembali berlayar.
Ophelia, yang berdiri di dekat Shanks dan Cale, menatap Mihawk yang berjalan menuju kapalnya.
Sebelum naik ke atas kapal, Mihawk berhenti dan memandang Ophelia sekali lagi.
"Ophelia," panggilnya dengan nada tenang namun tegas.
"Wanted Poster-mu belum dikeluarkan oleh Pemerintah Dunia." Ophelia mengangguk, tidak terkejut mendengar itu.
"Kupikir begitu."
Mihawk tersenyum kecil sebelum melanjutkan, "Tapi mereka sudah memberimu berbagai julukan. ‘Goddess of the Sea,’ ‘Madam Red,’ dan yang terbaru... ‘Fairy Queen.’"
Mendengar itu, para kru langsung terdiam sejenak sebelum mereka mulai berseru satu sama lain.
“Goddess of the Sea?” Lucky Roux tertawa kecil sambil mengunyah makanannya.
“Sepertinya kita punya seorang Dewi di antara kita.”
Benn Beckman mengangguk sambil mengisap rokoknya, “Julukan itu mungkin yang paling cocok di antara semuanya.”
Shanks tampak tercengang, matanya melebar mendengar berbagai julukan itu.
Ia menoleh ke arah Ophelia dengan senyum tipis yang penuh kekaguman.
"Goddess of the Sea, huh? Aku tak pernah menduga kau akan punya fan club di kalangan Marine."
Mendengar itu, Ophelia hanya bisa tersenyum kecil dan sedikit menggeleng.
“Aku bahkan tidak tahu harus merasa bangga atau justru khawatir.”
Namun, yang paling terkejut adalah Cale. Wajahnya sedikit pucat, matanya terbelalak mendengar nama "Goddess of the Sea."
Dalam pikirannya, ia langsung teringat pada **Clopeh Sekka**, pengikut fanatik dari masa lalunya yang selalu memujanya dengan kegilaan.
‘Jangan-jangan ada yang seperti Clopeh di dunia ini juga?’ pikir Cale dengan merinding. Ia benar-benar tidak ingin terjebak dalam situasi fanatisme seperti itu lagi.
Mihawk, yang melihat ekspresi mereka semua, hanya mengangkat satu alisnya.
"Dewi di kalangan Marine... Entah bagaimana, kau berhasil membuat mereka terpesona."
Ophelia tertawa pelan, tetapi ada sedikit kepedihan di balik tawanya.
“Mereka bisa memanggilku apapun yang mereka inginkan. Pada akhirnya, aku tetap akan menjalani hidupku sesuai pilihanku.”
Mihawk menatapnya dalam-dalam sejenak sebelum mengangguk.
“Hati-hati, Ophelia. Dunia ini lebih berbahaya dari yang kau kira.”
Setelah itu, Mihawk berbalik dan berjalan menuju kapalnya, bersiap untuk melanjutkan perjalanannya.
Sebelum berlayar, ia melambaikan tangannya sejenak ke arah Shanks dan yang lainnya.
"Sampai jumpa lagi, Akagami. Jangan lupa memberiku kabar tentang anakmu."
Shanks tersenyum lebar sambil melambaikan tangan.
"Tentu saja, Mihawk! Sampai jumpa di lain waktu."
Mihawk akhirnya naik ke kapalnya, siap untuk pergi berlayar kembali.
Di dek kapal, Shanks, Ophelia, dan kru lainnya hanya bisa menghela napas panjang, memikirkan apa yang baru saja mereka dengar.
...
Di dalam ruang penyimpanan kapal, para kru sibuk menghitung koin emas dari peti yang ditemukan oleh Cale. Setelah beberapa saat, mereka semua berseru dengan kagum.
Gab sambil memegang kepalanya, "Seratus triliun Berry! Ini gila!"
"Aku tidak pernah menyangka kita akan melihat jumlah sebesar ini, apalagi di peti yang ditemukan bocah!" seru LimeJuice.
Semua mata berkilau melihat tumpukan koin emas yang berkilauan di depan mereka.
Benn Beckman yang mengawasi dari dekat, tersenyum dan mulai membagi koin emas tersebut.
"Cale, karena kau yang menemukan peti ini, kau boleh mengambil lima peti penuh sebagai hadiah."
Cale yang masih anak-anak, tapi dengan wajah penuh tanggung jawab, memiringkan kepalanya.
"Apa itu tidak apa-apa?"
Para kru tertawa keras.
"Tentu saja tidak apa-apa, bocah! Ini milikmu!" kata Hongo sambil mengelus pelan kepala Cale.
Tanpa basa-basi, Cale mengeluarkan kotak spasialnya. Dengan kekuatan kuno **The Sound of the Wind**, lima peti emas tersebut melayang ke udara dan dengan mudah masuk ke dalam kotak tersebut.
Semua kru yang menyaksikan pemandangan itu hanya bisa tercengang.
Building Snake terkagum melihatnya, "Itu... luar biasa. Seberapa banyak yang bisa disimpan di dalam kotak itu?"
Shanks yang baru tiba, mendekat dan tersenyum melihat kotak yang familiar itu.
"Kotak itu, ya? Kau membawanya dari kediaman. Darimana kau mendapatkannya?"
Cale tersenyum cerah dan menjelaskan.
"Ini hadiah dari Ibu. Ibu membuat kotak ini agar aku bisa menyimpan apapun yang aku mau, tanpa perlu membawa terlalu banyak barang."
Mendengar itu, para kru semakin tertarik. Mereka meminta Cale untuk membuka kotak itu lagi.
Saat Cale membukanya, terlihat tumpukan emas dan barang-barang berharga lainnya yang mengisi kotak tersebut.
Shanks menatapnya heran.
"Dari mana semua emas ini berasal?"
Cale tersenyum cerah seperti matahari pagi, tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Oh, ini dari harta hasil jarahan di ruangan harta di istana."
Ruangan itu langsung hening. Aura dingin tiba-tiba menyelimuti mereka semua, membuat para kru merasa tercekik oleh kehadiran sesuatu yang gelap.
Mereka semua awalnya mengira itu aura Shanks, tapi ketika mereka menoleh, mereka melihat Ophelia berdiri di belakang Shanks, tersenyum lebar dengan tatapan menakutkan.
Ophelia tersenyum dengan nada dingin, "Jadi... kaulah yang bertanggung jawab atas berita hilangnya seluruh harta istana yang muncul di Koran WENP, ya?"
Tanpa basa-basi, Ophelia mencubit pipi Cale yang empuk dengan lembut namun jelas penuh makna.
"Ehehe, itu cuma petualangan kecil, Bu."
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Shanks x Princess Reader
FanfictionDi suatu perairan luas Grand Line, terdapat sebuah kekaisaran di pulau yang besar. Di sebelah pantai utara, tinggal lah seorang Putri Pertama bernama Ophelia. Dia dikucilkan karena keluarga nya menganggap dia sebagai Putri jahat kepada adik angkatny...