part 4

1.2K 3 0
                                    

Tiga Hari Setelah Pelaksanaan UN.

“Jadi, kira-kira pelaksanaan perpisahan kelas 6 akan diadakan dimana? Apakah ada usul?” kata Pak Sulai di tengah-tengah rapat.

Hari ini para Guru mengadakan rapat untuk pelaksanaan perpisahan. Seluruh guru berkumpul di ruang guru untuk membahas segala-gala tentang perencanaan ini. Mulai dari pembentukan panitia, tempat, tanggal hingga konsep.

“Sepertinya belum seluruh guru berkumpul disini. Bu Lena ya belum hadir. Coba Jaka kamu cari Bu Lena, siapa tau lagi di kelas atau dimana gitu.” suruh Pak Sulai.

Gw mencari Bu Lena di setiap kelas. Mulai dari kelas 4 sampai 6, musholla, kelas 3-1 tiap kamar mandi tetapi waktu Gw cek kamar mandi guru lantai 1, Gw denger suara. Kecil banget, bahkan hampir samar. Karena penasaran, Gw cek juga kamar mandi siswa laki-laki sama perempuan, semakin hilang suaranya. Tiba-tiba Bu Nisa menghampiri Gw.

“Jak?” panggilnya bingung dengan tingkah Gw.

“Bu, denger gak?”

“Apa??”

“Coba ibu diem.”

Ketika kami berdua diam. Sangat hening sekali. Lalu terdengar suara denyitan kayu dan suara dua buah benda yang sedang beradu *Rnyitt rnyittt plok plok plok* tetapi sangat pelan sekali.

“Kayak suara orang ngentot, Bu.” kata Gw.

“Siapa?? Bang Sani??” tanya Bu Nisa.

“Iya kali. Sama siapa tapi?” tanya Gw balik.

“Bu Lena??” tebaknya.

“Ahh yang bener. Coba yuk periksa.” ajak Gw.

“Periksa dari mana??” tanya Bu Nisa bingung.

“Jendela kamarnya langsung ke luar ya. Ventilasinya juga. Apa tungguin aja di depan pintu?”

“Boleh tuh, Jak.”

Kami pun menuju ke pintu kamar Bang Sani, OB Sekolah yang berada di paling pojok lorong lantai satu. Sangat terpencil, jarang di lalui orang. Anehnya adalah, ketika berada di depan pintu Bang Sani, malah suara itu hilang. Gw pun terheran-heran dengan Bu Nisa. Kok bisa sebegitu kedap suaranya kamar Bang Sani ini.

“Bu, kalo kita bisa manfaatin Bang Sani. Kita bisa ngentot disini terus Bu. Enggak usah nunggu pulang sekolah. Hehehe.”

“Ihh, kamu Jak. Emang kamu mau ngentot lagi sama saya?”

“Mau lah, Bu.”

Lalu tanpa babibu Gw langsung menyambar bibir Bu Nisa. Juga toketnya yang menantang tak lupa Gw remas-remas saking gemasnya.

“Jakkhh,, sebemmmm ntar.”

*Spluurrppp. Gw sedot seluruh air liurnya.

“Jangan duluu atuhhhh. Kita lagi tungguin Bu Lena kan.”

Gw pun melepaskan ciuman Gw dari Bu Nisa. Bajunya yang tadi Gw berantakin sudah Gw rapihkan tak ada lecekan. Tiba-tiba dari dalam kamar Bang Sani terdengar suara.

*Stekk. Kunci pintunya dibuka dari dalam.

Bang Sani keluar dari kamarnya dan terkaget melihat kami berdua. Dia diam mematung bahkan hampir terjatuh. Bu Lena dibelakangnya terlihat sedang memakai BH nya. Toketnya yang lebih besar terlihat menggantung, seakan minta dihisap saja. Memeknya yang berbulu lebat ia tutup dengan tangannya. Beda dengan memek Bu Nisa yang hampir gundul, hanya menyisakan rambut-rambut kecil.

“Cieee. Abis ngapain nih?”

“Bu Nisa!! Jaka!! Kenapa disini!!??” tanya Bang Sani.

“Ehhh, Ya ampun.” Bu Lena nampak terkaget-kaget dengan kehadiran kami.

💖Hasrat Di Sekolah💖 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang