part 19

265 1 0
                                    

“Ini apa, Bu?” tanya Gw ketika melihat sebuah map tebal tergeletak di meja ruang guru.

“Itu map nilai mau diserahin ke Sinta buat arsip.” jawab Bu Lena.

“Ohh.” kata Gw sambil menentengnya.

“Mau dikemanain, Jak?” tanya Bu Nisa melihat Gw yang akan membawa map itu.

“Mau dikasih ke Kak Sinta.” jawab Gw.

Terlihat di mata Gw, Bu Nisa saling bertatapan dengan Bu Ros yang juga berada di sana.

“Gak usah, Jak. Saya aja yang ngasih nanti.” kata Bu Ros.

“Gapapa, Bu. Saya aja.” jawab Gw.

“Kenapa sih, Ros?” tanya Bu Nia.

“Hahahaha.” Bu Nisa dan Bu Lena menertawai Gw dan Bu Ros.

“Putri, tolong ambilin map nya Put.” pinta Bu Ros kepada Bu Putri yang berada di depan Gw.

“Kenapa?” tanya Bu Putri bingung.

“Jangan mau, Bu. Aneh emang tuh ibu-ibu.” ucap Muti meledek Bu Ros.

“Heh, kurang ajarr. Sambelin nih mulutnyaa.” jawab Bu Ros kesal.

“Udah sanaa, Jak.” ucap Bu Lena yang kemudian Gw langsung saja pergi meninggalkan ruang guru untuk menemui Kak Sinta.

“Kak?” panggil Gw saat memasuki ruang TU.

“Kenapa, Jak?” tanya Kak Sinta.

“Ini, berkas nilai disuruh diarsip.” ucap Gw.

“Ohh. Taruh aja disitu, Jak. Makasih ya.” pintanya.

“Iya.” jawab Gw sambil menaruh map di atas meja.

Melihat dia sedang asik menatap komputer, Gw pun mendekatinya untuk melihat apa yang sedang dia kerjakan.

“Sibuk ya sekarang kehilangan partner?” tanya Gw.

“Hahahaha. Gak ada bedanya, sama aja. Malah lebih santai sekarang.” jawabnya.

“Bukannya lebih sibuk? Kan ngerjainnya sendiri doang?” tanya Gw.

“Enggak doong. Kalo bisa manage nya mah, malah jadi simple semuanya. Kalo kemarin-kemarin kan karena ada si beban aja.” jawabnya.

“Kan sekarang dia sudah dihempaskan berkat kamu. *Cupsss.” jawabnya lalu mencium bibir Gw.

“Ihh, main cium-cium ajaa. Nanti kalo ada orang masuk gimana. Belum aku kunci kan.” ucap Gw.

“Coba deh kamu buka pintunya.” suruhnya.

Gw pun bangkit dari duduk dan menuju ke arah pintu untuk membukanya, tetapi ternyata pintunya sudah terkunci.

“Kok kekunci?” tanya Gw heran.

“Siniii.” ucapnya sambil melambaikan tangan.

Kak Sinta menunjukkan tombol rahasia yang dapat mengunci otomatis pintu ruangannya yang berada di bawah meja kerjanya.

“Aku beli ini, jadi bisa ngunci dari jauh gitu.” jawabnya.

💖Hasrat Di Sekolah💖 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang