BAB 1. KIET SAMORN

173 8 0
                                    

Pagi ini cuaca sangat terik. Tidak seperti hari - hari sebelumnya, dimana gadis bernama Kiet, di sibukkan dengan aktivitas kampus dan juga tutor di salah satu galeri seni gambar milik sahabatnya.

Kehidupannya yang dulu kini telah berubah sejak ia mengambil keputusan untuk menjadi seorang dosen di fakultas Administrasi Bisnis di universitas terbesar di negaranya.

" Ah, sungguh melelahkan. " Keluhnya seraya merenggangkan otot - ototnya yang kaku.

Hari ini Kiet bermaksud menghabiskan harinya dengan bermotor setelah izin cuti sepekan dia dapatkan.

Bermotor menyusuri jalanan, mengikuti kemana hati menuntun, akan sungguh menyenangkan baginya.

Setelah di rasa tak ada lagi tujuan, Kiet pun memutuskan untuk menuju suatu tempat. Tempat yang mungkin bisa sedikit mengobati rasa rindu akan masa kecilnya yang dulu.

Di simpang jalan, tepat di lampu merah, Kiet berdampingan dengan salah satu mobil mewah.

Sembari menunggu lampu hijau, Kiet menyetel musik di ponselnya yang terhubung di headset yang sudah terpasang di kedua telinganya.

Tanpa sengaja, ekor matanya menangkap bayangan seorang wanita dalam mobil tepat di samping motornya.

Kiet melirik ke arah gadis itu. Bingung? Ya Kiet bingung melihat gadis itu menangis terseduh - seduh dan terus menggerutu. Padahal di dalam mobil tidak ada siapapun selain dirinya seorang.

Namun kemudian Kiet kembali dengan sifatnya yang masa bodoh. Seperti sifat awalnya yang tidak pernah peduli dengan siapapun selain ibunya.

Setelah lampu berganti hijau, Kiet melajukan motornya kembali dengan kecepatan sedang. Mencoba menikmati perjalanannya dengan sedikit santai.

Dan tanpa butuh waktu lama, dia pun akhirnya sampai di tempat tujuan. Pasir putih dan ombak yang tenang, menyambutnya dengan damai.

Kiet turun dari motor dan melepas helm serta jacket casual nya dan berjalan hingga ke tepian pantai. Mencoba menikmati sunset indah yang mulai nampak di ujung sana.

" Di muka bumi ini, tidak semua orang memiliki hidup yang indah. Tidak semua luka bisa membuat orang dewasa. Dan tidak semua manusia mampu bertahan dengan luka. "

" Saya ingat pepatah yang pernah saya baca, Tuhan memberimu ujian hidup bukan karena kamu pendosa dan hina. Tapi karena Tuhan memilihmu sebagai hambanya yang mampu. "

" Dan jika kamu mampu, maka derajatmu akan di angkat. Bahagia pasti akan menjemputmu di masa depan. "

" Aku akan menunggu masa itu tiba. Hai Kiet, ayo kita berjanji untuk tetap kuat apapun yang terjadi. "

Monolog Kiet dalam hati. Kiet membuang nafas beratnya sembari tersenyum menatap senja di ujung pantai.

Sementara itu, di tempat lain, tepatnya di salah satu penginapan yang letaknya tidak jauh dari pantai, mobil mewah yang di kendarai seorang gadis cantik, tanpa sengaja menabrak pot yang di tanami bunga antik yang di pesan dari negara lain.

" Astaga. Mobilku. " rengek gadis itu dengan kesal.

Sementara itu, penjaga penginapan begitu syok saat mendapati salah satu tanaman antik yang di sayangi pemiliknya hancur berantakan.

" Non, aduh ini bagaimana ini? " frustasi penjaga penginapan.

Tepat di saat itu, atensi keduanya teralihkan ke wanita cantik yang mengendarai motor sedang berhenti tepat di halaman penginapan itu.

Dengan elegan, Kiet berjalan menuju ke arah keduanya dengan raut wajah penuh pertanyaan.

Sesekali matanya melirik ke arah mobil yang rusak akibat menabrak pot bunga dan bunga kesayangan Ayahnya yang hancur.

Penjaga penginapan pun berlari kecil menyambut Kiet.

" Non Kiet, ini bagaimana? Saya takut di marahi tuan Joy. " Ucap penjaga penginapan dengan gugup karena takut.

Bahkan dia lupa menyambut majikannya itu yang baru berkunjung lagi setelah sekian lamanya.

Kiet menoleh sebentar menatap penjaga penginapan kemudian beralih menatap si pelaku dengan datar.

Sedangkan yang di tatap, hanya bisa diam tanpa kata. Bahkan meminta maaf pun tidak terucap di bibirnya.

Sepintas terlintas di ingatan Kiet wajah yang saat ini sedang berada di hadapannya. Seorang gadis yang menangis terseduh di lampu merah.

" Apakah anda datang untuk menginap disini? " Tanya Kiet yang membuat sang penjaga menatap ke arah gadis itu.

" Iya. Saya mau liburan beberapa hari di sini. " Jawab gadis itu dengan gugup.

" Lain waktu jika hati sedang tidak baik - baik saja, jangan bepergian seperti ini. Anda bisa merugikan orang lain. " Ucap Kiet datar dan berlalu menuju pintu penginapan dengan elegan.

" Dari mana dia tau aku tidak baik - baik saja? " Monolog gadis itu dengan ekspresi bingung.

Sementara sang penjaga bingung sendiri harus bertindak apa. Pikirannya masih dihantui rasa takut pada tuan Joy Samorn , yaitu Ayah dari Kiet Samorn.

" Nona harus bertanggung jawab. " Gertak si penjaga dengan kesal.

" Saya akan menginap beberapa hari di sini, jadi jangan khawatir. " Ujarnya tak kalah kesal.

" Parkirlah kendaraan nona dengan benar di sana. Dan silakan nona ke gedung sebelah sana. Gedung ini hanya khusus untuk pemilik saja. " Jelas sang penjaga menunjuk kedua gedung yang berdampingan itu dengan nada yang masih terdengar kesal.

" Ini sungguh menyebalkan. Sial sekali hari ini. " Gerutu gadis itu menghentakkan kakinya dengan kesal.

BERSAMBUNG

FIRST (Cinta Dua Wanita) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang