BAB 24. KECUPAN HANGAT

38 4 0
                                    

Dalam hidup Kiet, tangis dan kekecewaan sering kali singgah di hatinya. Semua itu berawal dari ulah orang terdekatnya.

Ayahnya adalah lelaki yang sangat dia cintai dalam hidupnya. Lelaki yang telah menjadi cinta pertamanya di dunia ini. Sosok lelaki idaman yang dia inginkan bila kelak dewasa, semua ada dalam diri sang Ayah.

Dia pernah berkata bahwa, suatu saat nanti, ia ingin mencari lelaki yang akan menemani hidupnya, seperti sosok sang Ayah.

Yang peduli padanya dan mengutamakan keluarga. Meski ia tahu bahwa ia tidak pernah jatuh cinta pada pria mana pun yang datang mendekatinya.

Namun setelah beranjak remaja, seolah takdir telah memporak porandakan harapannya. Luka dan kekecewaan terbesarnya, siapa sangka justru datang dari sang Ayah.

Sore itu, Kiet berniat ingin memberi kejutan pada ulang tahun sang Ayah, dengan membeli jam tangan dari hasil menjuarai olimpiade.

Namun setibanya di mall, tanpa sengaja ia melihat dengan kedua matanya sendiri kemesraan sang Ayah dengan seorang wanita cantik.

Mereka terlihat saling melempar canda dan kemesraan. Seolah di sana hanya ada mereka sendiri tanpa pengunjung lain.

Dunia Kiet runtuh saat itu juga. Dia tidak butuh penjelasan apapun lagi setelah melihat dengan jelas apa yang di lakukan oleh sang Ayah. Dan sejak saat itu, Kiet tidak lagi respek pada Ayahnya.

Setahun kemudian ketika dia lulus sekolah menengah, dia memutuskan untuk menabung dan membeli rumah untuknya sendiri.

Dia giat berlatih menembak untuk mengikuti berbagai kejuaraan termasuk olimpiade. Dengan hasil dari kejuaraan itu, ia kumpulkan sedikit demi sedikit untuk ia tabung. Di luar daripada itu, ia belajar mengelolah perusahaan atas bantuan sang ibu sebagai hadia ulang tahunnya.

Berkat kegigihan dan kejeniusannya, ia mampu melalui itu semua dengan kesuksesan.

Sampai saat ini,Ayahnya tidak mengerti kenapa putri satu - satunya itu memilih tinggal sendiri. Ayahnya bisa memahami kemarahn putrinya itu, tapi memilih tinggal sendiri membuatnya frustasi setiap hari.

Apalagi ketika putri cantiknya itu mengatakan di depannya bahwa ia memilih untuk tidak pernah lagi berharap jatuh cinta pada siapapun. Karena hatinya telah patah. Ia tidak percaya lagi yang namanya cinta dan kesetiaan karena luka yang di tanamkan oleh Ayahnya sendiri.

Sungguh membuat Ayahnya merasa bersalah yang amat besar.

Siapa sangka, kini hatinya justru telah tertaut pada seorang gadis cantik yang mampu menghapus semua memori buruknya. Mampu menghadirkan rindu di lubuk hatinya. Membuat hatinya bergetar karena kehadirannya.

Ya benar. Setelah apa yang dia lalui, dan apa yang kini ia rasakan, ia sempat frustasi. Kenapa ia harus jatuh cinta pada wanita itu. Sedangkan ia orang yang sulit membuka hati.

Tapi namanya perasaan. Tak akan ada yang mampu mengatur pada siapa ia nyaman dan merasa tenang.

Hanya Yonna yang mampu melukiskan senyuman bahagia dengan jiwa yang penuh warna. Sempat berpikir dan merenung, kenapa harus Yonna? Kenapa seorang wanita yang justru mampu menghapus pilu membuka hatinya yang terkunci rapat.

Dan dia tidak dapat menemukan jawaban. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti kata hatinya. Mengikuti kemana hatinya membawanya. Mungkin semesta pun tahu bahwa ini sudah waktunya dia bahagia. Pikirnya.

" Apa kak Kiet mencintaiku? Apakah aku bisa kak Kiet percaya? " Tanya Yonna menatap kedua manik mata indah Kiet.

Salah satu bagian yang Yonna suka dari Kiet. Matanya begitu teduh, indah dan siapapun pasti akan terpesona melihatnya.

FIRST (Cinta Dua Wanita) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang