BAB 2. NAMA GADIS ITU

73 6 0
                                    

Pukul 07 pagi, Kiet bangun dari tidurnya dengan malas. Masih dengan kaos oblong putih dan celana pendek yang dia pakai semalam saat tidur, Kiet terus menyeret langkahnya menuju pintu kamar.

Pagi ini dirinya sebetulnya ingin menghabiskan waktu dengan tidur. Namun perutnya terus meraung minta untuk segera di isi.

" Bi, bibi?" Panggil Kiet pada pelayan seraya menguap karena kantuk yang masih tersisah.

" Iya nona Kiet? " Bibi Nini menghampiri.

" Tolong bi, saya mau sarapan. " Pinta Kiet.

" Baik non. " Ucap bibi Nini dengan patuh.

" Ini non teh nya. Sudah bibi siapkan pagi tadi. " Imbuh bibi Nini menyerahkan segelas teh hangat untuk majikannya itu.

" Terima Kasih bi. " Kiet menerimanya dengan ramah.

Sembari menunggu sarapan yang di siapkan bibi Nini, Kiet berjalan santai menuju balkon samping dengan secangkir teh di tangannya.

Tanpa sengaja, matanya melihat wanita yang sejak kemarin menghuni gedung sebelah yang khusus untuk di sewakan bagi mereka yang berlibur di tempat itu.

Dari jarak yang tidak begitu jauh, Kiet dapat melihat dengan jelas wajah sembab gadis cantik itu.

Tanpa dia duga, gadis cantik itu menoleh ke arahnya. Pandangan mereka pun beradu satu sama lain. Membuat Kiet memutus pandangannya ke sembarang arah dengan berpura - pura tetap tenang.

Sedangkan gadis itu sendiri, masih terus memandangi Kiet dari tempatnya dengan datar.

" Non, sarapannya sudah siap di meja. " Ucap bibi Nini, kepala pelayan yang di percayakan oleh tuan Joy itu dengan ramah.

" Iya bi Nini. Terima kasih. " Ucap Kiet menghampiri.

*

Hari menjelang sore, Kiet yang baru saja sepulang dari jogging, mendapati sebuah mobil hitam yang terparkir di halaman tempatnya tinggal saat ini.

Merasa tidak mengenali plat kendaraan itu, Kiet pun memanggil penjaga penginapan dan menanyakan perihal mobil tersebut.

Belum juga sang penjaga menjawab, Kiet di kejutkan dengan pertengkaran dari depan gedung sebelah.

Dan itu sangat jelas. Kiet selama hidupnya tidak pernah peduli dengan masalah orang lain. Bahkan tidak pernah peduli dengan hal - hal yang bukan urusannya.

Namun saat mendengar suara seorang gadis yang dia kenal sejak hari kemarin, membuatnya bergerak menghampiri.

Entah apa yang menuntun hatinya untuk bertindak di luar kebiasaannya itu.

Di sana dia bisa melihat sepasang kekasih yang sedang bertengkar hebat. Dan yang menarik atensinya adalah wajah sedih seorang gadis yang di banjiri air mata.

" Ayo ikut aku " Ucap lelaki itu menarik paksa lengan gadis imut itu.

" Don't touch me. " Gertak gadis itu dengan keras.

Membuat emosi lelaki itu memuncak. Mencoba berbuat kasar. Namun selangkah lebih cepat, Kiet menarik kasar lengan lelaki itu hingga tubuhnya mundur beberapa langkah karena tarikannya yang begitu kuat.

Membuat gadis itu terkejut hebat. Wajah terkejutnya tidak dapat lagi di sembunyikan. Tatapannya lurus ke arah Kiet.

Namun Kiet tidak dapat memperhatikan itu. Sebab fokusnya hanya pada lelaki kasar itu.

" If you don't want to get into trouble, leave this place now." Ucap Kiet dengan tatapan dinginnya.

" Do not interfere." Ucap lelaki itu penuh penekanan.

" Pak Jun, tolong hubungi polisi. Dan serahkan rekaman cctv. Siapkan juga gugatan atas ketidak nyamanan atas penguntit yang masuk ke tempat saya. "

Ucap Kiet sedikit menaikan nada suaranya agar penjaga penginapan yang jaraknya sedikit jauh bisa mendengar.

Lelaki kasar itu pun terkejut mendengar ancaman Kiet. Nyalinya hilang seketika. Sikap jagoan yang dia tonjolkan sejak tadi, mendadak hilang.

" Sial. " Geramnya kemudian menatap ke arah Kiet.

" Yonna." Seru lelaki itu ingin meraih tangannya.

" Get out " Potong Kiet menatap lelaki itu saat dia mencoba menghampiri gadis itu yang terlihat ketakutan.

Membuatnya mau tidak mau harus angkat kaki dari sana. Meski dengan tatapan tajam, lelaki itu terus melangkah menuju mobilnya dan segera pergi dari sana dengan sejuta amarah.

Setelah mobil lelaki itu tidak terlihat lagi dari pandangannya, Kiet mulai merasa lega.

Di pandanginya wajah manis dan imut gadis di sampingnya yang sejak tadi hanya diam membisu itu dengan seksama.

Ini kali pertama Kiet peduli dengan orang lain. Bahkan dia sendiri pun tak menduga hal ini bisa ia lakukan pada orang asing.

" Terima kasih " Ucap Yonna tulus.

Ya, Kiet akhirnya tahu nama gadis itu. Yonna, nama yang terdengar manis.

Tanpa menjawab, Kiet beranjak pergi dari hadapan Yonna dengan langka cepat. Sikapnya yang dingin seolah penuh misteri namun cukup keren di pandang.

Terkadang sikapnya di artikan orang sekitarnya sebagai sikap tegas dan penuh wibawa. Membuat siapapun akan segan mendekatinya.

Sementara Yonna sendiri, hanya bisa memandangi Kiet yang mulai berlalu dari pandangannya dengan perasaan tak menentu.

Kemarin dia sudah membuat masalah pada Kiet, dan hari ini dia di selamatkan oleh Kiet dari sikap kasar mantan kekasihnya.

Yonna terhentak lesu di kursi. Tangannya sibuk menghapus jejak air mata yang masih tersisa di pipinya.

Sementara itu, di tempat yang berbeda, tuan Joy dan istrinya Yasmin, sedang kedatangan tamu spesial di rumahnya.

Tamu itu adalah putra dari rekan bisnis tuan Joy yang baru saja pulang dari luar negeri setelah menyelesaikan gelar barunya.

Dia adalah Jakrayan. Lelaki mapan dan tampan. Kedatangannya kali ini tentu bukan menyangkut masalah bisnis.

Dia sengaja datang berkunjung karena ingin bertemu dengan anak dari tuan Joy siapa lagi kalau bukan Kiet.

Sementara yang di kunjungi, masih berada di tempat lain.


BERSAMBUNG

FIRST (Cinta Dua Wanita) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang