BAB 22. KEDATANGAN PLOY

27 2 0
                                    

Pukul 06.30 Kiet sudah terbangun terlebih dahulu. Kiet baru ingat kembali bahwa hari ini adalah hari minggu. Hari dimana dia dan Ploy sudah sepakat akan  latihan menembak bersama di tempat biasa mereka berlatih.

Namun karena saat ini Yonna telah berada di rumahnya, Kiet tidak sampai hati meninggalkan gadis itu sendirian. Ini berbeda dari sebelumnya, dimana setiap Yonna berada di rumahnya, Kiet tetap pergi dengan cuek.

Tapi sejak kejadian semalam, Kiet merasa berat meninggalkan gadis itu di rumahnya. Sedangkan dia pergi bersenang - senang dengan kegemarannya bersama sahabatnya.

" Kamu terlihat manis jika tidur seperti ini beb. Jika sudah bangun, jangan keras kepala ya? " Gumam Kiet tersenyum mengelus puncak kepala Yonna.

Membayangkan betapa keras kepala gadisnya itu padanya. Namun tetap saja dia terlihat menggemaskan karena tingkahnya.

Tak tahan terus memandangi wajah Yonna yang terlihat teduh, Kiet melabuhkan kecupan kecil di kening gadis itu dengan penuh perasaan.

" Dia memanggilku beb. Dia bahkan mengecup keningku. Ah dia manis sekali, dia mencintaiku. Aku tidak berjuang sendirian. Dia juga mencintaiku." Monolog Yonna dalam hati penuh bahagia.

Yonna yang ternyata sudah terjaga dari tidurnya, tidak langsung membuka matanya tatkala mendengar ucapan Kiet. Ia sengaja karena ingin mengetahui apakah Kiet mengabaikannya pagi ini setelah apa yang mereka lakukan semalam.

Yonna bahkan merasa tak percaya bahwa semua kejadian ini adalah nyata dan hanya mimpi karena terlampau bahagia.

Kiet kini sudah beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Kemudian tak lama dari itu, Kiet turun dari kamarnya menuju dapur untuk menyiapkan menu sarapan pagi untuknya dan Yonna.

Kali ini wanita cantik itu turun langsung ke dapur dan bergelut dengan rempah dan bahan masakan lainnya untuk gadis manis yang telah mengubah pandangannya tentang cinta.

Meski dia berasal dari keluarga kaya, anak tunggal dari pengusaha terkaya yang apa - apa sudah di siapkan oleh asisten rumah tangga itu, tapi soal urusan dapur, Kiet tidak dapat di ragukan.

" Non Kiet, biar bibi saja yang masak non." Cegah bibi melihat majikan kesayangannya itu tengah sibuk bergelut dengan bumbu - bumbu masakan.

" Bibi siapkan yang lain saja. Yang aku masak ini biar aku selesaikan sendiri." Ucap Kiet lembut pada sang bibi seraya tersenyum.

Bibi mengangguk setuju. Sebab jika sudah demikian, artinya nona majikannya itu dalam fase bahagia. Dan itu baik untuknya.

Tak butuh waktu lama, Kiet sudah bisa menyelesaikan dua menu masakannya. Kari ayam pedas manis dan sayur lodeh santan.

Dengan penuh semangat, Kiet menyajikan dua masakan itu di meja makan.

Sedangkan bibi sendiri masih menyelesaikan menu penutup untuk sarapan sang majikan tersayangnya.

Bibi ingat dulu saat nona nya itu meraih juara pertama turnamen menembak tingkat remaja, ia meminta bibi membuatkannya salad buah creamy. Dan pagi ini bibi kembali membuat salad persis kala itu.

" Bi, tolong bereskan yang lainnya. Aku ke atas dulu bangunin Yonna untuk sarapan. " Ucap Kiet pada asisten rumah tangganya penuh semangat.

" Baik non. " Sambut bibi tak kalah semangat.

Bibi senang melihat raut bahagia di wajah nona majikannya itu. Sudah lama dia tidak melihat senyum yang indah itu di bibir Kiet sejak pindah dari rumah orang tuanya.

Ada banyak luka dan kekecewaan yang dia bawah pergi dari istana itu bersama dengan langkah kakinya. Yang entah kapan bisa sembuh, dan entah siapa yang mampu menyembuhkan.

FIRST (Cinta Dua Wanita) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang