بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِSebelum mulai sholawat dulu Yap
Sebagaimana pada sabda Nabi Muhammad SAW:
"Orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat adalah
orang yang paling banyak bershalawat kepadaku."
(HR. Tirmidzi)
_______
"Perasaan gue nggak enak," ujar Yasinta sambil mengelus dadanya, berusaha menenangkan diri agar semuanya baik-baik saja.Tok... tok... terdengar ketukan di pintu.
"Mas, boleh masuk?" tanya seseorang di balik pintu.
"Masuk aja, Mas," jawab Yasinta. Pintu terbuka, dan Ziyad masuk dengan langkah tenang.
"Mas boleh ngobrol sebentar?" tanya Ziyad dengan suara khas pria.
"Boleh, tapi Bima nunggu di luar, Mas," jawab Yasinta.
"Mas udah bilang tunggu tadi."
"Oh, oke. Mau ngobrol apa, Mas? Tumben."
"Mas tahu kamu lagi nyiapin buat UTBK, Mas juga tahu kamu mau banget masuk UI?" Ziyad menyebutkan cita-cita Yasinta, membuatnya semakin gelisah.
"Tapi, Mas, ada pesan dari Abi yang harus kamu tahu," sambung Ziyad sambil menyerahkan sebuah kotak kecil.
"Sebelum Abi masuk rumah sakit, beliau nitipin ini sama Mas. Abi bilang 'kamu boleh buka ketika kamu udah benar-benar siap'."
"Satu pesan lagi tentang kampus yang kamu inginkan. Dengan berat hati, Mas harus sampaikan ini kepadamu."
"Mas nggak izinin aku ambil kesempatan ini, ya?" tebak Yasinta dengan nada sedih.
"Mas minta maaf, Yasinta. Mas tahu ini salah satu impian kamu, tapi Mas nggak bisa ikutin keinginanmu saat ini."
"Tapi Mas, aku udah urus semuanya loh sama Bima. Bahkan aku juga udah daftar SBMPTN, tinggal nunggu ijazah keluar. Mas mohon, kali ini aja, aku pengen rasain apa yang aku inginkan. Aku udah gede, bukan bocah kelas 1 SD lagi. Aku pengen kaya orang lain," protes Yasinta. Ia merasa terlalu dikekang oleh keluarganya—dari sekolah yang selalu diatur hingga pertemanan, semuanya dibatasi dengan alasan 'kamu anak perempuan kami satu-satunya'. Setiap anak pasti ingin merasakan kebebasan dalam bersosialisasi, namun berbeda dengan Yasinta.
"Mas tahu, tapi ini keputusan dari almarhum Abi. Kamu harus hargai keputusan ini," bentak Ziyad. Yasinta terdiam, hampir tidak pernah dibentak oleh siapapun termasuk ayahnya sendiri, dan kini terlontarkan oleh kakaknya untuk pertama kalinya. Suara Ziyad yang lantang menarik perhatian orang-orang di sekitar.
"Astagfirullah," Ziyad sadar dan langsung meraih tangan Yasinta yang terdiam.
"Maafin Mas, Mas khilaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
SEWINDU | ON GOING
Teen Fiction[BUDAYA KAN FOLLOW SEBELUM DIBACA] Mengikhlaskan semua yang Allah takdirkan, itu memang tidak mudah. Seperti kisah "SEWINDU" kisah ini menceritakan Seorang gadis yang bernama Yasinta Nasya Aulia atau sering disebut 'tata' telah menghadapi delapan ta...