SW | 06

51 7 2
                                    




بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Sebelum kita mulai, mari kita sholawat dulu, ya!

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:

"Orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat adalah
orang yang paling banyak bershalawat kepadaku."
(HR. Tirmidzi)
____

"Hidup memang banyak aturan, mau gak mau, harus dinikmati supaya gak tersesat"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










"Hidup memang banyak aturan, mau gak mau, harus dinikmati supaya gak tersesat"

—•Muhammad Fariz Izha Fadilah Syarif.










Maryam memandang Bima dengan penuh perhatian, seolah ingin mengalihkan pikirannya dari kerumitan batin Yasinta yang makin jelas. "Gimana kabar UTBK-nya, udah sampai mana, Bim?"

Bima merasa canggung, melirik sekilas ke arah Yasinta sebelum menjawab dengan nada pelan, "Baru pendaftaran, umi."

Maryam tersenyum lembut, mencoba menenangkan suasana. "Oh iya, gak apa-apa. Semangat belajar ya. Umi doain, semoga kamu bisa lolos, Bim."

"Aamiin, umi. Makasih banyak," sahut Bima, merasa sedikit lega meskipun Yasinta di sebelahnya tampak menahan kekecewaan, matanya berkabut dengan perasaan yang tak bisa ia ungkapkan.

Di dalam hati, Yasinta bergumul dengan rasa frustrasi yang terus membesar. "Kenapa umi selalu dukung Bima? Harusnya gue yang dapet perhatian itu. Gue yang butuh dukungan buat cita-cita gue." Yasinta menggigit bibir, menahan amarah dan kecemburuan yang tak tertahankan.

Bima yang peka terhadap perubahan suasana mencoba mengalihkan topik pembicaraan, meskipun ia tahu suasana hati Yasinta mulai memburuk. "Oh iya, umi, Bima mau tanya soal pembangunan yayasan. Gimana sekarang mi?"

Ziyad yang awalnya memperhatikan Yasinta, kini berpaling ke arah Bima. "Alhamdulillah, prosesnya berjalan lancar. Doakan saja ya, Bim," jawab Ziyad, mencoba meredakan ketegangan.

"Kami udah melakukan berbagai persiapan. Semoga semuanya bisa segera terwujud," tambah Maryam, meskipun pandangannya kembali ke Yasinta yang masih terdiam.

Bima dan Yasinta, masih saudara sepersusuan, sejak kecil mereka sering terlihat seperti saudara kandung karena kedekatan. Namun, Yasinta merasa hubungan itu tak lagi sama seperti dulu. Ia sering merasa Bima yang selalu diprioritaskan, sementara dirinya tertinggal di belakang bayang-bayangnya.

"Sepupu Bima lagi cari pengajian tahfidz Al-Qur'an di sekitar sini, Bim, jawab aja di rumah mas Ziyad. Beliau suka ajar tahfidz," Bima menyahut cepat.

SEWINDU | ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang