SW | 09

24 2 1
                                    

بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Sebelum mulai sholawat dulu Yup

Sebagaimana pada sabda Nabi Muhammad SAW:

"Orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat adalah
orang yang paling banyak bershalawat kepadaku."
(HR. Tirmidzi)
_______

 Tirmidzi)_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















Flashback on

"Aduh..." gadis kecil itu merintih ketika terjatuh setelah berlari mengejar layang-layangnya yang putus. Ia mengerang kesakitan karena lututnya terbentur batu. Dua anak laki-laki, Arka dan Bima, yang sudah berada di depannya, segera berbalik dan melihat ke arah sumber suara.

"Ta..." Arka dan Bima terkejut melihat Yasinta yang terjatuh. Keduanya berlari menuju Yasinta.

"Kenapa, Ta?" tanya Bima dengan wajah panik. Yasinta tidak bisa menjawab dan hanya mengusap lututnya yang berdarah, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.

"Bim, lututnya berdarah..." kata Arka dengan nada cemas kepada Bima. Rasa khawatir menyelimuti mereka.

"Iya, kita bakal dimarahi Abi kalau Tata kenapa-kenapa," tambah Bima, menatap luka Yasinta dengan khawatir, wajahnya penuh kekhawatiran seperti baru saja melihat monster di film.

"Sakit, uuu... Umi, Tata mau pulang," tangis Yasinta dengan suara bergetar menahan sakit, suaranya seperti melodi yang menyayat hati.

"Biar Arka yang gendong aja. Nanti Arka bawa ke Mama buat diobatin," tawar Arka sambil memegang tangan Yasinta dengan lembut, mencoba memberikan rasa aman.

Arka adalah teman kecil Yasinta sekaligus orang yang pertama kali membawanya keluar dari sangkarnya. Sejak saat itu, Arka menjadi bagian penting dalam hidup Yasinta, yang sebelumnya hanya terkurung dalam rutinitas sehari-hari di rumah bersama dua orang kakak laki-lakinya. Persahabatan mereka seperti benang halus yang mengikat dunia Yasinta.

"Ayo, Ta, kita obatin lukanya sama Mama, ya?" ajak Arka, sambil menggendong Yasinta. Yasinta mengangguk lemah sebagai tanda setuju, dan Arka membawanya pulang, langkahnya cepat dan penuh semangat, seolah ingin membawa pulang kebahagiaan yang hilang.

Sejak kecil, Yasinta selalu dibatasi pertemanannya oleh orang tuanya. Ia hanya punya dua teman dekat, yaitu Arka dan Bima. Rumah mereka yang dekat membuat Yasinta merasa lebih seperti anak laki-laki—memanjat pohon, menendang bola, bahkan punya beberapa koleksi robot-robotan. Namun, anehnya ia takut dengan boneka.

Hampir setiap hari, mereka bermain di rumah pohon yang sengaja dibuat oleh ayah Yasinta. Rumah pohon itu penuh dengan berbagai permainan, mulai dari ayunan hingga ring basket dan gawang sepak bola. Yasinta selalu merasa nyaman di sana, di tengah-tengah kebersamaan dengan Arka dan Bima, tempat di mana tawa dan keajaiban bertemu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEWINDU | ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang