SW |07

46 6 1
                                    





بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Sebelum mulai sholawat dulu Yup

Sebagaimana pada sabda Nabi Muhammad SAW:

"Orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat adalah
orang yang paling banyak bershalawat kepadaku."
(HR. Tirmidzi)
_______









"Assalamualaikum," sapa Yasinta sambil membuka pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.















"Assalamualaikum," sapa Yasinta sambil membuka pintu. Begitu melangkah masuk, ia menemukan rumahnya sepi, tanpa siapa pun di dalam. Ini adalah kesempatan emas untuk menghindari omelan ibunya.

Dengan langkah cepat, Yasinta menuju kamarnya, tempat di mana ia bisa melepaskan semua beban pikirannya. Ia merebahkan diri di kasur, menghembuskan napas berat sambil melirik ke sekeliling. Kamarnya terlihat berantakan—meja belajarnya dipenuhi brosur universitas impiannya, buku-buku yang semalam dibaca, dan pensil-pensil berserakan di sana-sini. Piagam dan piala yang pernah ia raih tergeletak di atas kasur, mengingatkannya pada mimpinya yang kian pudar.

Yasinta memejamkan matanya sejenak, berharap bisa beristirahat sebelum sholat Magrib. Namun, tiba-tiba...

Drtt.... Drtttt....

Suara dering ponsel membangunkannya dari lamunan. Ia meraih ponselnya dan melihat nama Meida muncul di layar.

📲 Meida:
"Ta, lu jadi ke sirkuit?"

Mendapat pesan itu, Yasinta cepat bangkit dari tempat tidur dan membalas dengan semangat.

Yasinta:
"Jadi, tunggu bentar. Abis Isya ya!"

Tanpa membuang waktu, gadis itu berlari ke kamar mandi untuk bersiap sholat Magrib, waktu sudah hampir habis. Setelah mandi dan berwudhu, ia segera melaksanakan sholat, lalu membuka Al-Qur'an, mushaf yang sudah lama ditinggalkannya. Sebelum membaca, ia mengirimkan Al-Fatihah untuk almarhum ayahnya dan memulai dengan Bismillah.

Dulu, sebelum kepergian ayahnya, Yasinta selalu rutin menghafal Al-Qur'an. Setiap Sabtu dan Minggu, ayahnya selalu mengajaknya. Dukungan sang ayah membantunya meraih juara kedua dalam Musabaqoh Tilawatil Qur'an (MTQ).

Namun kini, semua itu terasa jauh. Pergaulan barunya membuatnya terasing dari kehidupan yang pernah dijalaninya. Dengan berbagai alasan yang ia lontarkan kepada orang tuanya, seperti 'izin keluar buat kerja kelompok sama Bima', Yasinta bisa melanjutkan hidup yang diinginkannya di luar sana. Kemana Yasinta yang dulu?

Setelah selesai mengaji, Yasinta membereskan meja belajarnya. Ia membuang brosur iklan dan menyobek buku latihan, lalu mencopot harapan-harapan yang sengaja ditulis dan ditempel di dinding. Berat rasanya melepaskan semuanya, tetapi ia merasa harus mengubur kembali harapannya dan memaksakan diri untuk melupakan mimpinya.

SEWINDU | ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang