chapter 3

43 4 0
                                    

Hari sudah malam saat mark sampai ke desa tempat tinggalnya. Hari ini dia terlambat ke kota di sebabkan oleh rumahnya yang di masuki pencuri. Mark meninggalkan rumahnya selama 2 minggu untuk pergi berburu ke gunung. Saat sampai di rumah mark terkejut melihat gerbang rumahnya terbuka lebar, pintu rumah bagian depan juga terbuka, barang-barang di rumah berserakan.Melangkah ke halaman belakang  mark melihat pintu kandang ayam yg terbuka, bulu-bulu ayam berserakan di kandang dan tanah. 3 ekor ayam betina yg baru mark beli hilang dibawa perampok.
Mark tidak langsung membersihkan rumahnya, dia pergi  kerumah kepala desa untuk melaporkan perampokan yg terjadi di rumahnya.

Betapa terkejutnya kepala desa melihat kondisi rumah mark. Di desa sangat jarang perampok masuk ke rumah untuk mengambil uang atau barang, di karenakan penduduk desa sangat miskin, mereka jarang memiliki uang yg dapat disimpan dirumah, barang- barang dirumah pun tidak ada yg bernilai uang. Kalau sampai perampok ini membongkar rumah mark itu pasti karna mark seorang pemburu. Di desa seorang pemburu di anggap kaya karna mereka menghasilkan banyak uang dari menjual hewan buruan di kota.

"Apakah ada barang mu yg hilang?"

Melihat pemandangan di depannya sebetulnya  kepala desa Wang tau pasti pemuda di depannya ini mengalami kerugian besar. Tuan wang menduga Kertas ditangannya akan penuh dengan daftar barang yg di rampok. Kertas ini nantinya akan diserahkan ke hakim sebagai bukti pencurian.

" Tidak banyak, hanya 3 ekor ayam betina yg belum bertelur" mark dapat melihat ekspresi terkejut di wajah tuan wang.

" Bagaimana dengan uang?"

Tuan wang tidak percaya dengan mark, bagaimana perampokan besar seperti ini hanya berhasil membawa tiga ayam betina yg belum bertelur.

"Tidak ada uang yang di rampok "

Tuan wang meneliti dengan baik ekspresi di wajah mark, tampaknya pemuda ini memang berkata jujur.

" Syukurlah kalau begitu, apa kau membutuhkan bantuan warga untuk membersihkan rumahmu?"

Mark hanya menggelengkan kepala nya, kapala desa wang pun mengerti dia tidak akan memaksa. Setelah selesai mencatat, tuan wang pamit pergi dan mark mengantarkannya sampai gerbang rumah.
Setelah itu barulah mark membersihkan rumahnya yang membuatnya terlambat ke kota.

Hari ini mark tidak hanya menjual hewan buruan tapi juga berbelanja keperluan rumah. Walaupun mark hanya tinggal sendiri dia tidak mau menghamburkan uangnya untuk membeli makanan di luar, setiap hari mark memasak makanannya sendiri. Mark membeli   beras, millet, garam, dan minyak goreng. untuk keperluan dapur lainnya mark menanamnya sendiri.
Walaupun tubuhnya sangat lelah mark harus tetap  membongkar belanjaannya karena takut jika nanti turun hujan.
Saat kain kasar penutup gerobak di buka, betapa terkejutnya mark melihat seseorang berbaring di atas karung beras dan millet. Orang itu tampak menutup matanya, apakah dia pingsan atau tidur mark tidak tau.
Mark menundukkan kepalanya untuk dapat melihat lebih jelas. Di bawah sinar bulan mark dapat melihat wajah orang asing itu, dan betapa terkejutnya mark setelah melihat  jahitan bunga di kerah bajunya, mungkin beberapa orang yg tinggal di desa tidak akan tau tapi mark yg sering ke kota tahu jelas orang ini pasti pelacur laki-laki yg bekerja di rumah bordil sutra. Rumah bordil di kota memiliki simbol penanda yang biasanya di jahit di pakaian pelacur yg bekerja di sana.

Mark mencoba membangunkan pemuda itu dengan mengguncang bahunya tapi tampaknya tidak berhasil. Karna hari semakin malam dan dia sudah sangat lelah akhirnya mark memutuskan menggendong pemuda itu masuk ke dalam rumahnya dan menidurkan nya di atas kasur.
Setelah memasukkan barang-barangnya dan mandi mark langsung masuk ke kamar  orang tua mark sebelum meninggal. Untuk pemuda yg terbaring di kamarnya mark akan mengurusnya besok.







Bersambung

ESCAPE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang