chapter 12

41 4 0
                                    

Setelah berpamitan pada bibi kim , haechan berlari cepat menuju rumah mark. Haechan dengan cepat membuka kunci pagar dan berlari masuk ke dalam rumah.
Haechan begitu ketakutan, bagimana jika ada orang dari rumah bordil yang melihatnya berkeliling desa. Desa ini sudah tidak aman lagi untuk haechan, tapi bagaiman caranya dia bisa pergi dari sini?dia sama sekali tidak memiliki uang ditangannya, Melihat kondisinya sekarang haechan merasa sangat putus asa.

Di tengah kebingungannya, haechan mendengar pintu depan terbuka, disana haechan melihat mark masuk. Melihat mark yang berdiri didepannya terlintas sebuah ide cukup gila di kepala haechan.
Mark yang mendapati haechan menatapnya, sedikit bingung dengan pemuda itu.

" Haechan kenapa kau menatapku seperti itu?"

Haechan yang sadar segera mengalihkan pandangannya.

"Tidak, aku hanya bermenung"

Haechan dapat merasakan tatapan serius mark padanya.
"Kau pasti lapar, aku akan pergi memasak"

Mark yang ditinggal haechan ke dapur, hanya bisa menelan kembali pertanyaannya untuk haechan.

Setelah makan siang mark mengajak haechan ke halaman belakang  untuk memberi makan kelinci dan ayam. Setelah itu mereka bersama  menanam bibit lobak musim dingin di halaman depan.
Saat pergi kerumah bibi kim haechan melihat lobak ditanam  dihalaman depan rumah bibi kim, sekarang dia menanam lobak yang sama di halaman rumah mereka,  haechan merasa sangat senang, perasaan gelisah dan ketakutan yang di rasakan haechan tadi hilang begitu saja.
Mark yang melihat senyuman cantik haechan sudah kembali  menghiasi wajahnya, merasa lega di hatinya. Semenjak haechan tinggal bersamanya, mark mulai suka memperhatikan dengan detail setiap perubahan mood pemuda itu. Entah kenapa mark merasa bertanggung jawab untuk selalu menjaga kebahagiaan haechan.

Hari sudah sore saat mereka selesai menanam lobak di halaman, mark dan haechan satu persatu membersihkan tubuh mereka di sumur. Setelah selesai membersihkan diri haechan pergi ke dapur untuk memasak sedangkan mark pergi beristirahat sebentar di kamarnya.

Setelah makanan di sajikan haechan  memanggil mark untuk makan bersama.

" Haechan, besok aku akan naik gunung untuk berburu"

Haechan yang ingin memasukkan makanan ke mulutnya kembali meletakkan sumpitnya di mangkuk.

" Berapa lama kau pergi?"

Mark yang melihat ekspresi sedih di wajah haechan merasa tidak nyaman di hatinya.

" 5 hari"
Biasanya mark akan pergi selama 2 minggu untuk berburu di gunung tapi sekarang mark merasa ada perasaan tidak rela meninggalkan haechan sendirian di rumah.
Bukan hanya mark, haechan juga tidak rela di tinggal sendirian, selain rasa takut di tangkap orang bordil, Entah sejak kapan haechan merasa begitu ketergantungan pada mark.

" Baiklah, besok pagi aku akan membuatkan  bekal untukmu"

Haechan ingin kembali melanjutkan makannya tapi terhenti saat tangan mark yang hangat menggenggam tangan haechan.

" Haechan apa kau tidak ingin aku pergi?"

Merasakan tatapan mata mark padanya, haechan tidak berani mengangkat kepalanya, dia mencoba mengalihkan pandangannya pada mangkuk di bawahnya.

" Tugasku menjaga rumah ketika kau pergi berburu, jika kau tidak pergi untuk apa aku tinggal disini"

Mark merasa tidak senang dengan jawaban haechan.
" Itu tidak ada hubungannya dengan tugasmu, aku bertanya tentang keinginanmu untuk aku pergi atau tidak?"

Haechan tidak berani menjawab pertanyaan mark, dia hanya bisa menundukkan kepalanya.
Mark yang yang menunggu jawaban haechan  mulai menjadi tidak sabar.
" Baiklah, aku putuskan besok aku tetap akan pergi tapi bersamamu"

Haechan menatap tidak percaya pada mark
" Tapi bagaimana dengan rumah dan ternak kita?"
Mark menampilkan senyum tipis untuk haechan
" Aku akan pergi sebentar ke rumah paman kim, aku akan membayarnya untuk menjaga rumah dan ternak kita"

Setelah itu Mark pergi begitu saja, sedangkan haechan hanya terpaku memandang mark pergi.

Bersambung

ESCAPE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang