chapter 11

29 3 0
                                    

Haechan menatap penasaran setiap sudut desa yang di laluinya. Pemandangan yang masih asri membuat haechan tenang. Walaupun desa ini jauh dari ibu kota kerajaan tapi orang- orang desa saling menghargai satu sama lain  sehingga konflik tidak sering terjadi. Para warga mengenal satu sama lain.
Rumah- rumah warga berderet rapi, walaupun hanya rumah miskin di pedesaan tapi masih sedap di pandang. Tiap-tiap warga menjaga kebersihan rumah mereka.

Saat haechan dan bibi kim sampai di tempat  sawah para warga, haechan melihat banyak warga yang  sedang menuai padi.

" Haechan kondisi warga tiap harinya semakin buruk, kau lihat disana, wajah para warga desa begitu sedih saat memanen padi mereka"

Haechan mengerutkan keningnya tidak mengerti, bukankah saat panen adalah saat paling menggembirakan  bagi petani.

" Kenapa mereka memasang wajah seperti itu? bukannya mereka seharusnya bergembira?"

Bibi kim merunduk sedih mendengar pertanyaan haechan

" Memang seharusnya petani bergembira, tapi  tahun ini adalah tahun terburuk semenjak 5 tahun belakang. Sudah 5 tahun para petani mengeluhkan panen mereka yang selalu gagal, tiap tahun keluarga petani harus mengencangkan ikat pinggang mereka, makan yang seharusnya 3x terpaksa hanya 2x sehari. Mirisnya lagi di rumah petani yang hanya memiliki sedikit sawah, mereka harus puas dengan makan 1x sehari, bibi tidak bisa membayangkan bagaimana kengerian tahun ini"

Jika gagal panen sudah berlangsung selama 5 tahun, ini berarti semenjak  putra mahkota naik tahta menjadi raja. Jangankan desa miskin para petani, kota- kota besar di kerajaan ini juga merasakan dampaknya.  Haechan sendiri menjadi korban ketidakbecusan raja sekarang. Sekarang tidak hanya para gadis yang di per jual belikan tapi anak laki-laki pun menjadi target. Raja yang bejat itu memiliki seorang selir laki-laki yang sangat di cintainya, karna itu raja memperbolehkan menikah sesama jenis. Awalnya haechan mendukung hukum pernikahan ini tapi semenjak rumah bordil penuh dengan para pemuda, haechan menjadi benci melihat para pejabat melampiaskan nafsu bejat mereka ke pada pelacur laki-laki.
Rumah bordil yang membeli bahkan menculik para gadis saja sangat susah di musnahkan sekarang ditambah lagi dengan adanya pelacur laki-laki, orang-orang makin terbuai nikmatnya nafsu dunia.

Musim dingin akan tiba, sedangkan para petani mengalami gagal panen karna hama. Bagaimana nasib para petani miskin ini?

" Bibi apakah pejabat kerajaan tidak ada yang datang untuk melihat?"

" Haechan para petani sudah berkali- kali melaporkan kejadian gagal panen ini, tapi kau tau sendiri, raja sekarang sibuk dengan selir laki-lakinya sampai-sampai Yang mulia mengesampingkan urusan  rakyatnya. Dan para pejabat itu juga sibuk mencicipi pelacur laki-laki yang baru mereka rasakan nikmatnya di era raja sekarang"

Haechan dapat melihat kemarahan dan kegelisahan di mata bibi kim.

"Bibi apakah pemuda desa tidak ingin mencari uang tambahan di kota?"
Mendengar pertanyaan haechan, bibi kim tidak dapat menahan air matanya.
" Haechan apakah saat berkeliling desa kau melihat banyak anak laki-laki atau pemuda yang seumuran denganmu?"

Benar. Mengapa haechan tidak sadar,selama berkeliling desa hanya sedikit anak laki-laki yang terlihat, itupun berumur dia bawah 5 tahun. Tapi kenapa?

Haechan yang tidak tahu harus menjawab apa hanya bisa menggelengkan kepalanya.

" Sudah 5 tahun ini warga desa dengan terpaksa menjual anak laki-laki mereka ke kota"
Haechan begitu terkejut mendengar jawaban bibi kim.

" Apakah anak-anak itu di jual ke rumah bordil?" Haechan tidak bisa membayangkan nasib anak-anak itu.

" Mereka tidak selalu di jual ke rumah bodil ada beberapa anak yang memiliki tubuh yang besar dan kuat di jual ke rumah-rumah orang kaya di kota untuk di jadikan budak"

Haechan berpikir desa ini begitu jauh dari kota.apakah ada anak yang berhasil kabur seperti dirinya.

" Bibi apakah para  orang tua membawa anaknya langsung ke kota?"

" Ada yang langsung ada yang tidak.  Semenjak anak lelaki banyak di cari untuk di per jual belikan, ada beberapa orang dari kota yang langsung datang membelinya ke sini"

Haechan seperti di jatuhi batu besar di kepalanya, apakah orang-orang yang datang kesini sama dengan yang membeli haechan. Kalau memang benar, haechan tidak bisa lagi tinggal di desa ini, dia harus pergi secepatnya.

Bibi kim yang melihat ketakutan di wajah haechan menjadi sedikit bingung. Ada apa dengan pemuda di depannya ini?

" Bibi mari kita pulang, aku belum masak untuk makan siang ".

Tanpa menunggu jawaban bibi kim, haechan pergi terlebih dahulu meninggalkan bibi kim yang menatap bingung pada punggung haechan.


Bersambung

ESCAPE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang