chapter 10

31 2 0
                                    

Keesokan paginya, setelah selesai sarapan mark bersiap untuk mencari pakan ayam dan kelinci. Untuk pakan kelinci, Mark akan mencari sayur liar di tepian sungai sedangkan untuk pakan ayam, mark akan menggali cacing tanah disekitar ladang. Setelah  peralatan yang dibutuhkan telah siap mark terlebih dahulu pergi ke halaman belakang untuk mencari haechan.

Di halaman belakang terdapat sumur  yang sekelilingnya  ditutupi dinding yang terbuat dari kayu. Tempat ini di gunakan untuk mandi dan mencuci pakaian. Mark mengintip ke dalam, disana dia melihat haechan sedang mencuci pakaian mereka.

"haechan"

Haechan yang mendengar namanya di panggil segera menolehkan ke palanya ke samping  tepat di mana mark berdiri.

" Ada apa ?"

"Aku mau pergi mencari pakan kelinci dan ayam" Mark melangkah masuk, dia mengambil ember kayu untuk menimba air.
Haechan yang melihat mark mengisi satu persatu baskom kayu di samping haechan, merasakan hangat di hatinya.

"Mark aku belum selesai mencuci pakaian kita, kau tunggu aku sebentar ya, aku ingin pergi juga"
Haechan dapat melihat mark sudah bersiap untuk pergi, di punggungnya tergantung keranjang bambu yang didalamnya ada cangkul kecil dan sabit.

Mark yang telah siap mengisi seluruh ember kayu mengalihkan perhatiannya pada haechan.
" Kau tidak usah pergi, aku hanya sebentar"

Haechan yang mendengar penolakan mark segera memasang wajah cemberut.

" Haechan kau sebaiknya menyelesaikan cucian dengan cepat, setelah itu antarkan mangkuk bibi kim ke rumahnya"
Mark merasa haechan semakin lucu setiap harinya, pemuda itu selalu pandai memasang berbagai ekspresi di wajahnya yang terkadang membuat jantung mark berdetak dengan cepat.

" Baiklah, tapi kau janji saat makan siang kau sudah di rumah" haechan menaikkan jari kelingkingnya sedangkan matanya menatap mengancam pada mark.

Mark yang melihat tingkah imut haechan tidak dapat menahan tawanya, dengan segera pemuda itu mengaitkan kelingkingnya pada kelingking haechan.

"Baiklah  aku janji"
Setelah itu mark segera melangkah keluar dan berjalan pergi.
Haechan yang tidak dapat melihat punggung mark lagi, kembali berjongkok untuk menyelesaikan cuciannya.

Setelah menjemur pakaian, haechan kembali masuk ke rumah untuk mengambil mangkuk bibi kim. Setelah mengunci pagar dia berjalan pelan sambil membawa mangkuk di tangannya. Untung haechan masih ingat saat mark mengatakan  dimana rumah bibi kim.

"Bibi kim"
"aku datang untuk mengantar mangkuk"
Haechan berdiri di depan pagar yang terkunci, selagi menunggu bibi kim keluar, mata haechan fokus melihat pada halaman depan rumah yang di tanami berbagai sayur.

Ye ra yang sedang sedang menjahit baju untuk ayahnya menghentikan pekerjaannya saat mendengar suara seorang pemuda memanggil ibunya dari halaman depan. Gadis itu melangkah keluar dan segera membuka kunci pagar. Setelah pagar dibuka dia dapat melihat pemuda yang kemarin di temuinya di rumah mark.

" Hai, aku datang untuk mengembalikan mangkuk"
Haechan menyerahkan  mangkuk  pada gadis di depannya.
Ye ra menatap sekilas pada wajah haechan sebelum mengambil mangkuk ditangannya.

" Tolong sampaikan terima Kasih kami pada bibi kim"
Haechan sedikit membungkukkan badannya, saat dia kembali menatap wajah ye ra, dia melihat gadis itu hanya  mengangguk pelan dan bersiap untuk menutup pagar. Haechan yang melihat itu hanya bisa menggaruk belakang kepalanya heran kenapa gadis itu begitu dingin padanya.

Aaaaaa
Kaki haechan melangkah mundur sampai menabrak pagar saat tiba-tiba wajah seorang wanita tua muncul di depannya.
" Bibi!"
" Kau menakuti ku"

Bibi kim melihat curiga pada pemuda yang berteriak ketakutan di depannya.

" Apa yang kau lakukan di depan rumahku!?"
Bibi kim menatap mengancam sambil menodongkan cangkul kecil ditangannya pada haechan.

Haechan yang melihat cangkul yang ditodongkan padanya meringkuk takut ke pagar .
Ye ra yang melihat  kesalahpahaman di depannya kembali membuka pintu pagar.

" Ibu, dia temannya mark yang ku ceritakan kemarin, dia datang untuk mengembalikan mangkuk"
Bibi kim  yang mengingat kembali cerita anaknya saat pulang mengantar kue pada mark  segera menurunkan cangkul kecilnya ke tanah.

" Aaaa jadi kamu temanya mark yang ditemui ye ra kemarin, maafkan bibi ya , ya tuhan kau memiliki wajah yang begitu manis"
Bibi kim tidak bisa menahan tangannya untuk mencubit pipi gembul haechan.
Haechan yang masih heran melihat perubahan sikap bibi kim padanya hanya dapat tersenyum meringis.
Haechan yang tersadar segera menundukkan kepalanya
" Bibi terimakasih untuk kue nya"
Walaupun haechan sudah menitip pesan pada ye ra, tapi akan lebih bagus mengucapkannya langsung pada bibi kim.

Bibi kim yang melihat kesopanan haechan menepuk  pelan tangan haechan.
" Ai, tidak perlu sopan begitu, bibi sudah biasa mengantarkan kue untuk mark. dan haechan, Apa kau sudah di bawa mark berkeliling desa?"
Haechan sedikit terkejut saat bibi kim tau namanya, aaa itu pasti ye ra yang memberitahunya.
Haechan menggelengkan kepalanya
" Belum, mark sangat sibuk, dia tidak punya waktu untuk itu"
Sudah berapa hari haechan di desa ini, tapi dia belum pernah  keliling desa dan berkenalan dengan warga lainnya.

Melihat mata haechan yang terkulai sedih, bibi kim menatap prihatin
" Haechan bagaimana kalau kau ikut bibi berkeliling melihat desa dan berkenalan dengan warga lainnya?"
Haechan yang mendengar tawaran bibi kim, langsung melompat senang.
" Terima kasih bibi,  tapi apa tidak merepotkan mu?"
" Tidak sama sekali"
Bibi kim tersenyum hangat pada haechan. Pemuda di depannya ini begitu lucu dan imut. Orang-orang desa akan senang melihatnya.
Setelah itu mereka langsung pergi berkeliling desa.

Bersambung

ESCAPE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang