chapter 13

35 2 0
                                    

Waktu yang di tempuh mark dan haechan untuk sampai ke pondok tempat biasa mark tinggal selama berburu adalah 3 jam.  Haechan merasakan perbedaan yang cukup besar antara hutan di lereng gunung tempat mereka berburu kelinci dengan hutan yang sekarang mereka datangi. Di tempat ini pohon-pohon lebih tinggi dan besar, rumput liar juga lebih tinggi dan rapat,dan haechan dapat dengan mudah menemukan banyak sekali ceri liar yang sebelumnya tidak berhasil dia dapatkan.

Naik gunung kali ini benar- benar menguras energi haechan. Walaupun barang keperluan mereka selama di gunung di bawa oleh mark, tapi haechan merasa kakinya akan patah  hanya dengan membawah tubuhnya sendiri.
disaat haechan merasa akan pingsan karna kelelahan barulah akhirnya mereka sampai di pondok milik mark.
Haechan sedikit tercengang melihat pondok di depannya karena sangat berbeda dari apa yang pemuda manis itu bayangkan. Sebelumnya haechan berpikir mereka akan tinggal di pondok yang berada di atas pohon, tapi ternyata pondok itu persis seperti rumah mark di desa, Hanya saja pagarnya lebih tinggi.

Setelah membuka pagar dan masuk ke dalam pondok haechan langsung membaringkan dirinya di atas kasur. Sedangkan mark pergi ke dapur untuk meletakkan barang bawaan mereka. Saat mata haechan mulai menutup untuk tidur, pemuda itu di kejutkan dengan sesuatu yang dingin menempel  di pipinya.

Mark yang melihat haechan membuka matanya meletakkan cangkir berisi air itu ke tangan haechan.
"Minum, kau pasti haus setelah berjalan jauh"
Setelah itu pemuda pemburu itu duduk di dekat kaki haechan.

Haechan yang semula berbaring mengangkat badannya untuk bisa duduk di kasur. Merasakan rasa dingin di tangannya, pemuda itu merasakan kembali rasa haus yang sempat dia lupakan. Setelah meneguk habis air yang di bawakan mark, haechan merasakan tubuhnya yang sebelumnya panas berubah menjadi dingin.

Mark yang melihat warna wajah haechan kembali seperti semula, merasa lega di dalam hatinya. Air  yang di berikan mark adalah air pegunungan yang memiliki khasiat menyegarkan. Mark selalu membawa air ini di tabung bambunya saat berburu di hutan untuk mengembalikan kembali energinya.

"Merasa lebih baik?"

" Hmm, terimakasih mark" haechan tersipu malu saat matanya tidak sengaja bertemu dengan tatapan teduh mark. Haechan yang mersa pipinya memerah segera mengalihkan pandangannya.

"Kalau begitu kau istirahatlah kembali, aku akan pergi mengambil air ke sungai untuk keperluan kita" mark segera beranjak dari kasur, mata pemuda tidak lepas dari haechan yang mencoba membaringkan  kembali tubuhnya di  atas kasur.
Haechan yang merasakan kantuk mencoba untuk tidak segera menutup matanya,  pemuda itu dengan sayu memegang ujung baju mark.
" Selesaikan pekerjaan mu sebelum makan siang, aku akan memasak dan kita makan siang bersama".
Mark tidak bisa menahan tangannya untuk mengelus lembut rambut halus pemuda itu.
" Hmm, jika sudah selesai aku akan membangunkan mu"
Melihat haechan yang sudah tidur terlelap, Mark menutup tubuh haechan dengan selimut kemudian berjalan pelan keluar kamar.

Setelah bolak balik  membawa air dari sungai ke pondok, mark menatap puas ember-ember kayu yang telah diisi air.  Air ini akan cukup untuk 2 hari kedepan. Sesuai dengan ucapannya  mark membangunkan haechan untuk memasak dan mereka makan siang bersama. Sesudahnya, haechan yang masih mengantuk pergi ke kamar untuk melanjutkan tidurnya. Di sisi lain mark bersiap pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Suhu di hutan lebih dingin daripada di desa apalagi mendekati musim dingin, karena itu mark bekerja keras untuk mengumpulkan kayu bakar sehingga mereka bisa memanaskan air untuk mandi dan keperluan lainnya. Setelah mengunci pintu pagar , mark melangkah masuk ke hutan yang sudah sangat di hapalnya itu.




Bersambung

ESCAPE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang