Part 6

430 51 0
                                    

Tak terasa sudah hampir 2 Minggu usia pernikahan Nalan dan Nachia. Selama ini, Nalan selalu memanjakan Nachia, begitu pula sebaliknya. Namun Nachia masih belum memberikan apa yang harus ia berikan kepada Nalan. Tau lah yaaa..

"Nalan kemana sih, udah malem gini masa belum pulang juga," batinnya bingung. Dari tadi ia belum masuk ke kamar sama sekali, bahkan makan malam saja belum ia sentuh. Ia pikir Nalan pulang awal seperti biasa, tapi malah sekarang sudah pukul 10 masih belum pulang.

Tok tok tok

Bunyi suara pintu diketuk mengalihkan perhatian Nachia yang semula menatap handphone berubah menjadi menatap pintu. Senyum manis terbit di wajah cantiknya, buru-buru ia mendekat ke arah pintu dan membukanya.

"Loh?" Kening Nachia berkerut heran.

"Siapa, ya?" tanya Nachia ketika melihat sebuah perempuan berdiri tepat di depan pintu rumahnya.

"Mbak, boleh saya numpang disini, saya lagi butuh tempat tinggal," ujarnya memohon membuat Nachia justru semakin kaget. Bisa-bisanya.

"Ehh, tapi---

"Atau saya kerja jadi asisten rumah tangga mbak aja, nanti setelah saya dapat kontrakan, saya akan pindah," mohonnya lagi membuat Nachia semakin tidak tega. Ia pun menyuruh perempuan itu masuk dan duduk di sofa.

"Kamu kenapa bisa sampai sini?" Nachia mulai membuka pembicaraan.

"Saya diusir sama orang tua saya mbak, rumah saya juga nggak jauh dari komplek ini. Kebetulan saya ke rumah mbak karena pagar rumahnya belum ditutup, siapa tau saya dapat bantuan," jelasnya seperti itu.

"Sebentar, nama kamu siapa?"

"Nama saya Lana, mbak," ujarnya yang ternyata bernama Lana. Nachia hanya manggut-manggut saja. Tapi aneh, nampaknya perempuan ini masih sangat muda.

"Usia kamu berapa, Lana?" Jiwa kepo dan penasaran Nachia sudah mendarah daging. Ia akan terus bertanya apa yang ingin ia tanyakan tapi masih dalam batas wajar saja.

"Aku masih 19 tahun kak," jawabnya membuat Nachia melotot.

"Hah? Gimana bisa anjir gue masukin bocah kesini," batinnya.

"Terus-terus, kenapa kamu diusir sama orang tua kamu?" tanyanya semakin penasaran.

"Sayaa...emmm,"

"Sayaa....."

"Kamu kenapa?" Nachia greget sendiri. Tinggal langsung bilang apa susahnya sih.

"Sayaaa," Lana masih belum juga melanjutkan perkataannya membuat Nachia ingin sekali menampolnya dengan sandal.

"Kamu kenapaaaa, astagaa."

"Saya hamil kak,"

"HAAHHHH?" Mata Nachia membulat sempurna. Tidak habis pikir. Astagaaa, ya Allah. Nachia jadi ngeri sendiri. Pantas saja ia sampai diusir oleh orang tuanya.

"Terus, disini masih ada anak kamu?" tanya Nachia sembari menunjuk perut Lana. Lana hanya bisa mengangguk membuat Nachia menghela napasnya.

"Ayahnya dimana? Kok kamu nggak ke rumahnya aja, minta pertanggung jawaban?"

"Sebenarnya kak, saya itu," Lagi lagi Lana menjeda ucapannya membuat Nachia gemas sendiri.

"Kamu apa?"

"Saya simpenan om-om kak," lirihnya.

"Anjiirrrr, goblok astaghfirullah," makinya.

"Eh, maaf Lana," ucapnya dengan cengengesan karena sudah keceplosan.

"Tapi saya ngelakuin itu juga ada alasannya kak, saya terpaksa terima buat jadi sugar baby nya om itu karena saya butuh uang buat belanja, beli skincare, soalnya orang tua saya nggak mampu beliin. Gimana mau beliin, orang kerjaan ayah saya jadi tukang becak, ibu saya cuman buruh cuci, kakak saya juga nggak pernah mau bagi uangnya. Selalu aja buat dirinya sendiri," jelasnya membuat Nachia lagi lagi menggeleng.

Nikah Muda (Na2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang