Kegelapan malam semakin menyelimuti ruangan gue. Setelah mengenakan pakaian wanita glamor yang mereka berikan, gue merasa semakin tertekan dan putus asa. Gue duduk di kursi di depan meja rias, menatap cermin dengan tatapan kosong. Penampilan gue yang baru sangat berbeda dari diri gue yang sebenarnya, dan setiap detil di cermin mengingatkan gue akan betapa jauh gue terjebak dalam situasi ini.
Saat gue sedang merenung, pintu terbuka dengan lembut. Wanita bertopeng masuk ke dalam ruangan, tatapannya tetap dingin dan tidak bisa ditebak. Dia membawa sebuah tas kecil dan menaruhnya di atas meja. Gue merasa jantung gue berdegup lebih cepat, berharap ada sesuatu yang bisa membantu gue melarikan diri dari situasi ini.
"Selamat malam, Adela," ucap wanita itu dengan nada yang datar. "Bagaimana perasaanmu dengan penampilan barumu?"
Gue menatapnya dengan penuh kemarahan. "Apa yang kalian inginkan dari gue? Kenapa kalian terus memaksa gue seperti ini?"
Wanita itu mengangkat alis, seolah-olah dia tidak terpengaruh oleh protes gue. "Kamu sudah tahu jawabannya. Ini adalah bagian dari proses untuk memastikan bahwa kamu benar-benar siap untuk peranmu. Tapi aku juga mengerti bahwa situasi ini bisa menjadi sangat sulit."
Gue merasa semakin frustrasi. "Apa yang bisa gue lakukan untuk keluar dari sini? Gue tidak bisa terus-menerus seperti ini."
Wanita itu tersenyum samar, seolah-olah dia mengerti kebingungan gue. "Kami mungkin bisa mencapai kesepakatan jika kamu benar-benar serius. Ada cara untuk mempercepat proses ini, tapi kamu harus mematuhi syarat-syarat tertentu."
Gue merasa sedikit berharap. "Syarat apa?"
Wanita itu membuka tas kecilnya dan mengeluarkan beberapa dokumen. Dia meletakkannya di atas meja dan mulai menjelaskan dengan hati-hati. "Ini adalah perjanjian. Jika kamu menyetujuinya, kami akan mempertimbangkan untuk melepaskanmu lebih awal. Kamu harus memenuhi beberapa persyaratan sebelum kami bisa melakukannya."
Gue memeriksa dokumen-dokumen tersebut dengan seksama. Ada beberapa syarat yang tampaknya tidak adil, tetapi gue tahu gue harus mempertimbangkannya jika gue ingin keluar dari sini. Gue memutuskan untuk bertanya lebih lanjut sebelum membuat keputusan.
"Apa syarat-syaratnya?" tanya gue dengan hati-hati.
Wanita itu mengeluarkan sebuah lembaran dari dokumen dan membacanya dengan lantang. "Kamu harus melakukan beberapa hal untuk menunjukkan keseriusanmu dalam peran ini. Pertama, kamu harus berjanji untuk datang kembali ke sini setiap kali kami memintamu. Kedua, kamu harus mematuhi semua instruksi yang diberikan tanpa protes. Ketiga, kamu harus menjaga kerahasiaan mengenai semua yang terjadi di sini."
Gue merasa tertekan dengan syarat-syarat tersebut, tetapi gue tahu gue harus mempertimbangkannya. "Apa yang akan terjadi jika gue tidak mematuhi syarat-syarat ini?"
Wanita itu menatap gue dengan serius. "Jika kamu tidak mematuhi syarat-syarat ini, kami akan mengambil langkah-langkah yang lebih drastis. Kamu harus menyadari bahwa situasi ini tidak bisa dianggap enteng."
Gue merasa marah dan frustrasi, tetapi gue juga tahu bahwa gue harus mencari jalan keluar. "Baiklah, gue setuju dengan syarat-syaratnya. Tapi gue ingin jaminan bahwa gue akan dibiarkan pergi setelah memenuhi syarat-syarat ini."
Wanita itu tersenyum, seolah-olah dia puas dengan keputusan gue. "Kami akan mempertimbangkan permintaanmu. Tapi ingat, kamu harus benar-benar mematuhi semua syarat yang telah ditetapkan. Jika kamu gagal, konsekuensinya bisa sangat buruk."
Gue merasa sedikit lega dengan keputusan ini, tetapi gue juga tahu bahwa gue harus tetap waspada. Gue harus memastikan bahwa gue benar-benar mematuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan dan mencari cara untuk melarikan diri dari situasi ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/334222025-288-k644247.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perubahan yang di Paksakan!!(Tsf)
Teen FictionCerita ini menjelaskan seorang murid yang di jauhi oleh teman temanya karena dia selalu terkena kasus,hari itu Ada Seorang Perempuan Yang Mendatanginya.