Dilarang Keras Mencopy atau Memperjual belikan
Hari itu terasa lebih cerah dari biasanya. Suasana sekolah mulai terasa lebih nyaman bagi gue setelah beberapa hari beradaptasi kembali. Gue merasakan ketenangan yang relatif, meski perasaan waspada tetap membayangi setiap langkah gue. Alena dan gue semakin dekat. Dia sering duduk di sebelah gue di kelas dan kami mulai berbincang lebih banyak selama istirahat. Percakapan kami biasanya ringan dan santai, tetapi hari ini, sesuatu yang tidak terduga terjadi.
Saat istirahat, gue dan Alena duduk di meja kantin yang agak tersembunyi. Kami tengah mengobrol tentang pelajaran dan aktivitas di sekolah ketika tiba-tiba Alena mengeluarkan ponselnya dan menatap layar dengan penuh minat.
“Hei, Andra,” Alena memanggil dengan semangat, “Kamu udah lihat foto ini belum? Aku baru aja lihat dan ini mirip banget sama fotomu!”
Gue menoleh penasaran dan melihat layar ponsel Alena. Gambar itu menampilkan seorang wanita yang mengenakan seragam sekolah yang mirip dengan seragam yang gue pakai, tetapi wajahnya sengaja diblur. Gue merasa jantung gue berdegup kencang saat melihat foto tersebut.
“Coba lihat, Andra,” lanjut Alena sambil menunjuk layar. “Aku rasa kamu harus melihat ini. Aku tahu kamu biasanya tampil sangat maskulin, tapi foto ini terlihat sangat mirip dengan dirimu.”
Gue merasa panik dan marah. Rasa gugup mulai menguasai diri gue. “Mana mungkin itu fotoku!” jawab gue dengan nada marah. “Aku laki-laki, Alena. Mana mungkin aku pakai pakaian seperti itu? Kamu tau kan kalau aku laki-laki?”
Alena tampak terkejut dengan reaksi gue. “Tenang, Andra. Aku cuma menunjukkan foto ini karena menurutku ada kemiripan. Lagipula, fotonya juga ditutup, jadi sulit untuk memastikan. Tapi lihat deh, orang-orang yang share foto ini juga mengundang untuk bergabung dengan membership mereka. Kamu mungkin mau coba ikut?”
Gue merasa kemarahan gue semakin memuncak. “Itu bukan fotoku!” Gue mengangkat suara sedikit, berusaha mengendalikan emosi gue. “Mana mungkin aku memakai seragam wanita seperti itu? Ini semua fitnah, Alena! Aku tidak tahu siapa yang menyebarkan foto ini, tapi jelas bukan aku.”
Alena tampak bingung dan sedikit tersinggung dengan reaksi gue. “Maaf kalau aku bikin kamu marah. Aku hanya pikir ini mirip. Kalau itu bukan fotomu, mungkin aku salah. Tapi, kamu harus hati-hati. Kadang-kadang orang menyebarkan foto tanpa izin dan bisa jadi sangat merugikan.”
Gue merasa frustrasi. Gue tahu Alena tidak bermaksud buruk, tetapi situasi ini sangat tidak nyaman dan membuat gue merasa sangat terancam. Gue berusaha untuk menenangkan diri dan mencoba menjelaskan lebih lanjut. “Alena, aku benar-benar tidak tahu siapa yang membuat foto ini. Aku tidak memakai pakaian wanita, dan itu jelas bukan fotoku. Mungkin itu foto orang lain yang di-upload tanpa izin, dan ini semua adalah fitnah.”
Alena mengangguk, mencoba untuk memahami. “Baiklah, Andra. Aku minta maaf kalau aku bikin kamu kesal. Aku cuma berharap kamu bisa menjelaskan situasi ini lebih lanjut jika ada orang yang menanyakan. Kita harus hati-hati, terutama dengan hal-hal seperti ini.”
Gue menghela napas panjang, merasa sedikit lebih tenang. “Terima kasih, Alena. Aku tahu kamu tidak bermaksud buruk. Aku hanya perlu memastikan bahwa orang-orang tahu kebenarannya. Aku tidak ingin masalah ini semakin memburuk.”
Ketika bel istirahat berbunyi, gue dan Alena kembali ke kelas dengan suasana yang sedikit lebih tenang. Meskipun begitu, perasaan gue masih diliputi oleh kekhawatiran. Gue tahu bahwa foto-foto tersebut bisa menjadi alat untuk menyebarkan fitnah lebih jauh, dan gue harus tetap berhati-hati agar tidak memberikan kesempatan bagi pihak-pihak yang ingin merusak reputasi gue.
Selama pelajaran, gue merasa sulit untuk fokus. Pikiran gue terus kembali ke foto yang telah dilihat Alena dan kemungkinan dampaknya terhadap kehidupan gue. Gue harus mencari cara untuk menangani masalah ini secara efektif dan memastikan bahwa gue tidak terjebak dalam situasi yang lebih buruk lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perubahan yang di Paksakan!!(Tsf)
Fiksi RemajaCerita ini menjelaskan seorang murid yang di jauhi oleh teman temanya karena dia selalu terkena kasus,hari itu Ada Seorang Perempuan Yang Mendatanginya.