Bab 9

338 4 0
                                    

Pagi hari datang dengan perlahan. Gue terbangun dari tidur yang tidak nyenyak dengan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang melanda seluruh tubuh gue. Ketika gue membuka mata, gue mendapati diri gue terbaring di ruangan gelap yang sama. Rasa kaku di tangan gue mengingatkan gue bahwa gue sedang diikat dengan tali yang cukup kuat. Gue berusaha bergerak, tetapi ikatan tersebut terlalu ketat dan membuat gue semakin tertekan.

Ruangan ini tampaknya tidak berubah. Lampu yang remang-remang memantulkan bayangan gelap di dinding, menambah suasana suram yang mengelilingi gue. Gue bisa merasakan perasaan takut dan frustrasi yang semakin mendalam. Gue tahu gue harus mencari cara untuk melarikan diri, tetapi situasinya semakin sulit.

Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka dengan suara berderit yang menakutkan. Wanita bertopeng itu masuk dengan langkah tenang dan mantap, membawa sebuah tas besar. Gue bisa merasakan ketegangan di udara saat dia mendekat. Dia berhenti di depan gue dan meletakkan tas di sampingnya.

"Selamat pagi, Adela," katanya dengan nada yang dingin dan penuh dominasi. "Bagaimana tidurmu semalam?"

Gue menatap wanita bertopeng itu dengan marah dan frustrasi. "Apa yang kau inginkan dariku?" Gue berusaha berbicara meskipun suara gue terdengar sangat lemah. "Kenapa kau terus mengikatku di sini?"

Wanita bertopeng itu tersenyum dingin. "Kau sepertinya belum sepenuhnya memahami posisimu, Adela. Kau akan tinggal di sini untuk sementara waktu dan mengikuti semua aturan yang aku tetapkan."

Dia mulai membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa barang. Di antaranya, gue melihat dokumen dan beberapa perlengkapan yang tampaknya terkait dengan identitas. Gue merasa bingung dan semakin cemas. Apa yang akan dia lakukan dengan barang-barang itu?

"Aku tahu kau mencoba melanggar aturan kemarin malam," wanita bertopeng itu melanjutkan sambil membuka beberapa dokumen. "Tapi jangan khawatir, aku sudah memikirkan cara untuk mengatasi masalah ini."

Gue merasa hati gue berdebar kencang. "Apa maksudmu?" Gue berusaha untuk tetap tenang meskipun rasa takut semakin mendalam. "Apa yang kau rencanakan?"

Wanita bertopeng itu tidak segera menjawab. Dia tampak fokus pada dokumen-dokumen yang ada di tangannya. Setelah beberapa menit, dia mengangkat salah satu dokumen dan menunjukkan kepada gue.

"Ini adalah KTP palsu yang telah aku siapkan," katanya sambil tersenyum penuh kemenangan. "Mulai hari ini, kamu akan dikenal sebagai Adela di sekolah. Aku akan memastikan bahwa semua orang mengenalmu dengan identitas baru ini."

Gue merasa terkejut dan marah. "Apa? KTP palsu? Aku tidak bisa diterima sebagai Adela di sekolah! Ini semua tidak benar! Aku tidak bisa hidup dengan identitas palsu seperti itu!"

Wanita bertopeng itu hanya tertawa ringan. "Tentu saja, kau tidak punya pilihan lain. Mulai sekarang, kamu akan menjadi Adela. Aku juga akan membuat berita bahwa kamu mengalami kecelakaan dan menghilang dari sekolah. Dengan cara ini, semua orang akan percaya bahwa kamu adalah Adela yang baru dan tidak ada yang akan mencari tahu tentang kebenaran."

Gue berusaha untuk memahami situasinya. "Tapi kenapa aku? Kenapa aku harus menjadi Adela? Apa tujuanmu sebenarnya?"

Wanita bertopeng itu menghela napas seolah-olah dia baru saja mendengar pertanyaan yang sangat membosankan. "Tujuanku sangat sederhana. Aku ingin memastikan bahwa kamu tidak bisa mengganggu rencana-rencanaku dan bahwa semua orang percaya dengan identitas baru kamu. Dengan cara ini, aku bisa mengendalikan situasi dan menghindari segala bentuk gangguan dari pihakmu."

Gue merasa sangat marah dan frustrasi. "Tapi ini semua tidak adil! Aku tidak bisa hidup dengan identitas palsu seperti itu. Aku tidak bisa menerima semua ini!"

Perubahan yang di Paksakan!!(Tsf)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang