17. Penyesalan

15 4 0
                                    

"Apa yang kamu lakukan pada anak saya, Adhitama?" Suara Anastasya meninggi, ia mencengkram kuat kerah jas Adhitama.

Sementara yang di rujuk masih terdiam sejak tadi, Adhitama masih belum bisa mencerna situasi ini.
Raut wajahnya terlihat sangat merah antara rasa bersalah dan sebuah penyesalan. Adhitama menggengam tangan Anastasya.

"Katakan sekali lagi, apa benar Galaksi itu anak kandung saya. Lalu di mana kamu membuangnya waktu itu," kata Adhitama.

"Ralat Adhitama. Saya tidak pernah membuang anak saya," sergah Anastasya.

"Sama saja. Cepat katakan."

"Malam itu 13 Februari 20**, saya meletakkan Galaksi di depan pintu Villa dekat pegunungan, puas!" jawab Anastasya dengan nada ketus.

Adhitama mengingat betul saat ia menemukan Galaksi di depan pintu dan tanggalnya pun sama. Apa benar jika Galaksi yang ditemukannya adalah anak kandungnya.

"Lepaskan suami saya!" Rosalina mendorong tubuh Anastasya hingga hampir jatuh jika tidak ada Jean yang menangkapnya.

Rosalina berbalik menatap Adhitama. "Apakah setelah wanita ini datang kembali dan ternyata Galaksi adalah anak kandungmu, kamu akan mengkhianatiku lagi?".

Adhitama tidak menjawab pertanyaan dari Rosalina.

Belasan tahun silam Adhitama menjalin kasih dengan Anastasya dan pada saat itu Adhitama telah menikah dengan Rosalina. Dari pernikahannya bersama Rosalina, mereka mempunyai anak laki-laki pertama yaitu Madava.

Anastasya tidak mengetahui jika Adhitama sudah menikah, mereka masih menjalin hubungan bahkan sempat menikah sirih hingga lahirlah Galaksi sebagai pertanda cinta mereka. Hubungan ke duanya pun tidak di restui oleh keluarga Adhitama.

Anastasya diincar, kelahiran Galaksi terdengar oleh orang-orang dari keluar Adhitama. Menurut mereka Galaksi tidak boleh hidup.

Lalu bagaimana dengan Adhitama?

Jelas Adhitama harus tunduk pada perintah keluarganya, ia kembali pada Rosalina dan meninggalkan Anastasya. Adhitama tidak mengetahui lagi tentang Anastasya sejak saat itu.

"Sial, aku sudah berusaha untuk menyingkirkan keberadaan wanita ini, tapi ternyata dia hadir dengan sendirinya lagi," batin Rosalina.

Adhitama mengangkat kedua tangannya, ia memandang telapak tangannya yang ternyata sudah banyak melakukan kekerasan pada Galaksi.

"Ayah macam apa aku ini," gumam Adhitama masih terdengar oleh Rosalina.

"Mas, kita perlu bukti lagi. Kamu harus tes DNA dengan Galaksi," usul Rosalina.

"Jika kalian masih tidak percaya tidak apa-apa. Tapi saya seratus persen yakin jika Galaksi memang anak saya," sahut Anastasya.

Bukan tidak ingin percaya tetapi sekarang jaman sudah canggih, banyak data sudah di manipulasi mungkin itu ketakutan yang dirasakan Rosalina.

Adhitama tidak mengindahkan perdebatan Anastasya dan Rosalina, ia lebih tertarik menghampiri Galaksi yang saat ini masih memeluk Gissela.

Untuk pertama kalinya Adhitama mendengar suara tangisan Galaksi yang begitu pilu, entah kenapa hatinya pun merasa sesak.

"Gala," panggil Adhitama.

Mendengar suara Adhitama, Galaksi melepas pelukannya pada Gissela. Cowok itu berbalik untuk menghadap sang Ayah. Galaksi tidak menyangka, mengetahui fakta ini ia harus bereaksi seperti apa?

Marah, sedih atau senang?

Namun yang pasti, Galaksi merasa kecewa dengan kehidupannya. Tidak kah ada tempat untuk Galaksi bernafas lega.

Adhitama maju satu langkah untuk melihat dalam jarak dekat pada Galaksi. Ia melihat anak itu dengan pandangan yang sulit untuk ditebak dan pada nyatanya rasa penyesalan dan rasa bersalah menggerogoti relung hati Adhitama.

Bagaimana bisa anak yang sering ia hukum tersebut adalah anak kandungnya sendiri. Dunia memang sangat sempit, Galaksi tumbuh bersama Ayah kandungnya sendiri tetapi Galaksi yang malang tidak mendapat kasih sayang yang sama seperti Madava dan Alvaro.

"Bagaimana sekarang, Pa? Anak yang sering Papa abaikan ini ternyata memiliki hubungan darah dengan Papa angkatnya," kata Galaksi menyunggingkan senyum sinis.

***

Galaksi Semesta (REVISI & SEGERA TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang