1. Dia Galaksi Semesta

90 24 20
                                    

17 Tahun silam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


17 Tahun silam ...

Seorang wanita kabur dari Rumah Sakit tempatnya menjalani persalinan, dia membawa serta bayi merah yang baru saja terlahir ke dunia beberapa menit yang lalu. Wanita itu terus berlari tanpa arah tujuan sembari merasakan sakit yang luar biasa dari luka yang dia dapat setelah melahirkan.

Suara guntur terdengar bersahutan beberapa kali, wanita itu melihat ke arah langit malam yang gelap gulita dia yakin sebentar lagi pasti akan turun hujan. Mempercepat langkahnya dia berniat membawa bayinya pergi jauh dari kota ini.

Wanita itu ketakutan, terus-menerus menengok ke belakang karena dirasa banyak orang yang mengikutinya.
Dan benar saja dugaannya, di belakang sana beberapa pria berbadan besar beserta orang dari Rumah Sakit sedang mengejarnya, sang wanita berlari kencang sekuat tenaga yang tersisa. Peluh membasahi pelipisnya, berusaha untuk lari lagi tetapi langkahnya terasa berat. Dia menatap bayi mungil yang berada dalam gendongannya dengan tatapan ke khawatiran.

"Ibu tidak akan membiarkan mereka membunuhmu, Nak. Ibu akan menyelamatkan kamu," gumam wanita tersebut.

Dor

Bertepatan dengan itu suara tembakan terdengar memekakkan telinga, salah satu pria tersebut melepaskan peluru dari senjata apinya ke arah sang wanita, ia reflek berjongkok untuk menghindari tembakan tersebut. Wanita itu mendekap bayinya dengan erat, tidak akan dia biarkan benda apapun menggores anaknya walau seujung kuku.

"Berhenti disana dan serahkan bayi itu!" teriak pria yang baru saja melesatkan peluru tersebut.

Untung saja peluru itu meleset, sang wanita kembali bangkit untuk melanjutkan pelariannya tanpa menghiraukan teriakan-teriakan mereka. Nyawanya sedang terancam tapi yang lebih terancam adalah nyawa anaknya, seseorang menginginkan bayi kecil tak berdosa itu untuk mati.

Sementara di belakang sana orang-orang yang sedang mengejar Ibu dan anak itu semakin terlihat dekat, ini tidak bisa dibiarkan. Ibu dan anak tersebut sedang dalam bahaya. Dia terus berlari dan semakin kencang larinya mereka ikut menyeimbangi, sampai akhirnya dia melihat sebuah rumah yang cukup besar di permukiman ini sang wanita memilih berlari ke arah rumah tersebut dengan langkah yang terus tertatih dia berusaha untuk mencari pertolongan.

Dia tidak rela jika anak yang baru saja di lahirkannya harus dibunuh oleh mereka semua, bayi ini tidak berdosa, bayi ini tidak bersalah, bayi ini berhak untuk hidup. Sesaat setelah sampai di depan Rumah tersebut hujan turun dengan sangat deras disertai kilatan petir dan suara guntur yang menggelegar. Wanita itu meletakkan bayinya di depan pintu Rumah, sang bayi seolah merasa akan ditinggal oleh Ibu kandungnya, bayi merah itu mulai menangis kencang.

"Cup-cup sayang jangan nangis ya anak baik," gumamnya sambil menimang-nimang bayi tersebut hingga tertidur kembali.

Wanita itu mengedarkan pandangannya mengerti bahwa rumah ini adalah sebuah Villa keluarga karena terdapat di daerah yang tak jauh dari pegunungan, dia yakin ada orang di dalam Villa ini terlihat dari mobil yang terparkir di halaman depan. Dia mulai memencet bel, dirasa tidak ada yang menjawab dia mengetuk pintu Villa tersebut dengan sangat brutal.

Galaksi Semesta (REVISI & SEGERA TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang